20 : Ji -Who

4.2K 592 150
                                    

Not him, not him, not him, not him, not him. Ah i see, i know now.
'
'
'

Ditemani hujan deras yang menghantam jendela apartemen, semerbak harum citrus bersama dedaunan menyeruak di hidung Ji yan. Itu wangi Taehyung, Membangunkannya dari mimpi buruk semalam.

Ya, tentu saja.

Ji yan menarik selimutnya hingga se-dada, merasa dingin AC di tambah udara dari luar benar-benar menusuk tulangnya. Sedikit mengerjapkan mata nya beberapa kali, seraya mengumpulkan nyawa untuk bisa sadar dengan sempurna.

"Hey pretty girl? Sudah bangun?" Itu Taehyung, pasti Taehyung. Karena hanya pria itu yang tahu Ji yan berada disini. Lagipula ini juga salah satu kamarnya.

"Bagaimana semalam? Kau menikmatinya kan?" ucapnya yang berdiri di ambang pintu dengan senyum merekah.

So much fun!?

Ji yan benar-benar bangun kali ini, wangi pria itu kembali menusuk hidungnya dan lagi pernyataannya barusan membuat Ji yan sadar sepenuhnya. Mengenai apa saja yang terjadi semalam.

"Terimakasih, aku sangat menikmatinya. Bahkan Jungkook tidak pernah memberikannya padaku." Ji yan sedikit terkekeh di akhir kata katanya.

What are you talk about?

"Oh jelas! Aku memang tidak terkalahkan."

Shut up boi.

Ji yan masih diam diatas kasur empuk yang sejatinya milik Taehyung, "Hey, kau mandilah dulu, pasti badanmu lengket karena keringat. Nanti kasurku kotor, bagaimana?"

"Aku tidak berkeringat, tenang saja."

"Oh, serius? Sejak tadi malam?"

Ji yan mengangguk, entahlah apa yang mereka bicarakan sekarang. Tapi itu membuat semua orang mengira hal yang tidak-tidak. Seharusnya berkata lebih jelas! Kalian berdua!

[]

Back to last night.

"Tubuhmu kan ada?"

Ji yan diam. Pastinya mematung di tempat. Perkataan Taehyung benar-benar mempengaruhi nya. Ingin lari saja rasanya, tidak peduli kemana asal jangan disini. Ucapan pria itu terdengar singkat tetapi mampu membuat semua orang berfikir ke arah lain.

Everyone freakin' did.

Bahkan mata Ji yan susah untuk berkedip, sementara pria di depannya hanya menyilangkan kakinya dan meminum anggur dengan tenangnya. Seperti bukan hal yang besar menurutnya. Seharusnya begitu.

Ji yan memberanikan diri menjawab perkataan pria itu, meski harus menggigit pipi dalam sebelah kanannya, "Aku- tidak bisa melakukan hal itu. Itu bukan hal yang baik dan nanti Jungkook pasti akan marah."

Bahkan dia sedang marah sekarang kan?

I know, but-

Dia kembali meneguk minuman nya, "Bukannya dia sedang marah? Kenapa tidak buat brandal itu lebih marah saja? Balas dendam misalnya."

Ji yan menggeleng cepat, "Aku tidak seperti itu. Lagipula banyak kebaikan Jungkook yang sudah diberikan padaku."

Keta tersenyum tipis selama menelan anggur yang dia teguk, lucu juga pikirnya. Mungkin Jungkook tidak salah pilih- target. Wanita di hadapannya benar-benar luar biasa. Sekarang dia tau alasan Jungkook, sang adik tiri menikahi gadis muda ini.

"Hahaha- tenang saja nona Ji yan kesayangan Jungkook. Aku bercanda tadi. Aku menanyakan tubuhmu karena aku bermaksud- kau akan aku beri tempat menginap asalkan kau dengan senang hati membereskan apartemenku yang berada di Ilsan."

Hopeless.  'J.J.K'Where stories live. Discover now