7 : Ji -Kidnapped

6K 877 177
                                    

If you want to die, you should strive to live as much as you want to die.
'
'
'

Sudah 2 hari berlalu semenjak Ji yan menemukan sekotak potret dirinya dalam salah satu laci milik Jungkook. Sebenarnya Ji yan tidak ingin meyakini bahwa semua foto itu adalah dirinya. Tapi, semuanya terlalu jelas, apalagi Jungkook mengiyakannya seolah itu bukan masalah.

Tunggu, memang bukan masalah kan? Ji yan sendiri bilang tidak masalah Jungkook memperlakukannya sama seperti ibunya dulu. Toh Jungkook juga sudah menikahinya? Jadi terserah sang empunya mau mengoleksi sejuta fotopun bukan? Seharusnya begitu.

Namun Ji yan memikirkan sesuatu yang lebih daripada itu. Bagaimana bisa ia mempunyai potret dirinya sebanyak itu? Pasalnya kurun waktu nya jauh dibanding hari dimana Ji yan dijual oleh ayahnya. Bahkan yang lebih membingungkan, Ji yan menemukan beberapa fotonya saat sekolah menengah pertama.

Apa selama ini Jungkook menguntitnya?

Just trust him.

Sudah berapa lama?

Been a long time.

Memangnya untuk apa?

Some reason.

Kalaupun Jungkook adalah ahjussi kaya yang suka wanita, Jungkook akan melakukannya di awal kan? Mengingat ia sepertinya telah mengincar Ji yan dari lama. Tapi sepertinya Jungkook tidak ada niat seperti itu. "Kau belilah pakaian di toko baju dekat sini. Jangan terlalu lama, jangan mampir kemana-mana juga." Jungkook menghabiskan sarapan paginya. Mungkin itu kalimat terpanjangnya selama dua hari ini.

"Ahjussi tidak ikut? Ah bukannya aku minta ditemani, hanya saja biasanya--"

"Aku harus bekerja, buru-buru." Jungkook sama sekali tidak menatap Ji yan saat berbicara. Ditengah-tengah kegiatan makannya, Jungkook memberi Ji yan sebuah kunci. Kunci mobil. "Pakailah, aku tau kau bisa menyetir." Jungkook mulai berdiri dari tempat duduknya, "Aku juga tau kau membual soal tidak bisa memakai sumpit dan sudah lama tidak menggunakan sendok." Katanya lagi, sambil melirik tangan Ji yan yang memegang sumpit dan mata Ji yan bergantian. Mengintimidasi.

Pfft, bad liar.

"Lalu kenapa kau membiarkannya seolah percaya?" Ji yan tak lagi tinggal diam. Ia bukannya mau lancang, hanya penasaran. "Harusnya aku yang bertanya. Untuk apa kau berbohong segala?" Jungkook menyelesaikan makanannya dan berjalan kearah pintu.

Sebelumnya ia berbalik, "Aku menaruh ponsel serta atm diatas nakas. Bawalah, bisa bahaya jika terjadi sesuatu."

---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

---

Ji yan banyak membeli pakaian, terutama pakaian dalam. Saat pertama kali ia tinggal di apartemen Jungkook, ia hanya membeli beberapa karena saat itu Ji yan masih sangat merasa tidak enak. Tapi jika begitu terus, bagaimana Ji yan akan hidup? Bukankah harus memiliki sikap tidak tahu malu untuk terus bisa bersama Jungkook? Setidaknya begitu pikirnya.

Hopeless.  'J.J.K'Where stories live. Discover now