13 : Ji -Liar

5.2K 683 179
                                    

You such a liar.
'
'
'

Jungkook menunggu penjelasan Ji yan. Ia memang tidak tau kemarin gadisnya itu bertemu dengan siapa. Sialnya memang, Jungkook hanya bisa melihat punggung pria itu. Benar-benar sebuah kebetulan yang menguntungkan sekaligus menyebalkan. Menguntungkan karena ia tahu bahwa Ji yan sedang tidak dirumah. Menyebalkan karena yang ditemui Ji yan adalah seorang pria. Apalagi dengan setelan gaya orang kaya. Membuat Jungkook benar-benar kesal.

I'm not going to share you!

"Ahjussi, percayalah. Pria yang kutemui-- dia--" Ji yan merutuki dirinya. Mengapa sangat sulit menjelaskan kejadian sebenarnya? Bukannya ia ingin berbohong, atau menipu Jungkook perihal sebenarnya. Hanya saja ia takut pada reaksi Jungkook, takutnya pria itu akan meledak-ledak karena mendengar ia Ji yan keluar rumah karena menerima pesan dari sang ayah.

Stop stalling Ji.

"Kekasihmu?" Sebelah alis Jungkook terangkat naik. Nada bicaranya menandakan bahwa ia tak suka dengan pertanyaannya sendiri. Tangannya juga sedang bertolak pinggang sekarang. Ia hanya menerka nerka tebakannya. Tapi entah kenapa Jungkook sedikit takut kalau Ji yan mengiyakan pertanyaanya barusan.

I'm starting to lose my patience.

"Huh? Tidak mungkin." Ji yan menggeleng cepat. Dalam hatinya ia memaki Jungkook karena berpikiran seperti itu. "Dia itu orang yang--" Jika kukatakan yang sebenarnya Jungkook pasti akan lebih membenci ayah. Atau malah membunuhnya? Tidak, aku tidak mau Jungkook jadi pembunuh.

Wrong reason.

"Dia-- dia itu bos pekerja paruh waktuku dulu. Kemarin tak sengaja bertemu, ia menanyakan kenapa aku hilang kabar." Ji yan sukses akan kebohongannya. Menilik bahwa Jungkook diam sebentar seolah berpikir.

Enough for lie-

Tanpa berkata apa-apa Jungkook bangkit dari duduknya. Berjalan ke arah pantry dan mengambil beberapa bungkusan diatas meja. Lalu menuangkan isi didalamnya kedalam mangkuk dan piring-piring.

Ji yan bergegas membantu, mencoba mengambil bungkusan yang belum dituangkan. Namun buru-buru Jungkook memukul tangan Ji yan pelan. Seolah maksud dari pukulan itu adalah 'diam dan lihat saja'.

Setelah selesai, Jungkook menyodorkan makanan tadi kepada Ji yan. Ia tak memperdulikan tatapan Ji yan, hanya diam dan mulai memakan makanannya tanpa bicara.

"Ahjussi.. " Ditengah kegiatan makannya, Ji yan mencoba mengajak Jungkook bicara. Tapi bahkan pria itu tidak menanggapinya. "Kau--"

Kemarin aku sudah menggunakan kata 'kau marah?'. Apa kira-kira kalimat yang dapat menarik atensinya?

Satu menit, dua menit. Tetap hening. Jungkook tetap fokus dengan makanannya, tidak melirik Ji yan barang sedetik pun. Sampai pada menit kelima Ji yan kembali membuka suara. "Ahjussi, kau cemburu?"

"Uhhukk," Jungkook segara menyambar gelas berisi air putih dan meminumnya dalam sekali teguk.

Bagaimana bisa reaksi Jungkook persis seperti di drama-drama?

Ah- lucu sekali.

"Kau bilang apa? Hah, sepertinya kau terlalu banyak asupan drama akhir akhir ini." Jungkook kembali meminum air di gelas.

Dia sejenak menarik nafas dalam lalu menghembuskannya, hingga terdengar di telinga Ji yan, "Begini saja Ji, sebagai hukuman kau keluar tanpa bilang padaku terlebih dulu,"

"-Dan lagi sepertinya drama di TV sudah banyak mempengaruhi otakmu. Kau dilarang menonton TV selama seminggu ini. Kau mengerti?"

A punishment? Really?

Hopeless.  'J.J.K'Where stories live. Discover now