19: Ji- First

4.8K 656 166
                                    

Whatever our souls are made of, his and mine are the same.
'
'
'

Back to spring.

Aku tidak begitu mengerti-

Melihatnya dari samping seperti ini sedikit menenangkan, seperti merasa dunia sedikit memihak-ku sekali lagi. Seperti kendali putarannya aku yang tetapkan. Entahlah aku bahagia sekarang.

Rambut panjangnya yang tidak beraturan tertiup angin musim semi, kakinya dia masukan kedalam sungai jernih itu, sesekali di gerakkan. Mata kelabunya menatap buku sampul coklat di tangannya. Meski menggunakan jaket tipis berwarna biru, bentuk lengan kecilnya masih sangat jelas terlihat. Sumpah, dia ini aesthetic sekali.

Lagipula kenapa harus dia sih? Husky hyung memangnya tidak ada target lain? Dari sini juga dia terlihat baik baik saja. Tidak ada tanda-tanda fisik yang terlihat seperti yang adiknya bilang. Siapa namanya ya Hyemi kalau tidak salah.

Who is she?

Hyemi bilang gadis itu bahkan tak mampu membayar uang makan kantin jika saja tidak mendapat nilai sempurna. Betapa jelas sekali ia tidak perawatan apapun untuk dirinya, apalagi makeup.

Tapi lihatlah, dirinya sendiri saja sudah seperti karya seni. Tidak bisa begini, dia tidak tepat. Sepertinya aku harus mencari target lain. Kalau tetap dia seperti saran Husky hyung, bisa - bisa aku harus kalah dalam misi ini.

Jangan karena aku yang termuda, lalu mereka bisa merendahkanku begitu saja. Apalagi Ben hyung yang paling meremehkanku. Si pria tua itu tidak tahu kenapa, meski bicaranya santai dan banyak diselingi tertawa tapi aku tau ia menyimpan sesuatu.

Baru saja aku beranjak untuk pergi, ia bangkit dari duduknya. Kakinya yang semula terendam air muncul terlihat. Disana aku melihat memar berwarna ungu gelap yang memanjang. Seperti luka cambuk?

Ia menunduk untuk memakai flat shoes nya, sementara lengan jaket nya turun sedikit. Cukup memperlihatkan lengan atasnya yang berwarna putih susu didominasi dengan luka gores. Tapi tidak hanya satu garis, ada lebih dari delapan.

Jadi yang dikatakan adik Husky hyung itu benar? Bahkan ketika ia melewatiku dan tak sengaja mata kita bertemu, aku baru menyadari mata sebelah kirinya sedikit bengkak dan merah. Tidak terlalu ketara, tapi karena jaraknya yang dekat aku bisa melihatnya. Seperti dipukul, ditampar, atau mungkin dilempari sesuatu?

Kesan 20 menit pertama aku memperhatikannya langsung berbanding terbalik ketika melihat semua luka itu. Tapi kenapa ya? Ahh, aku tidak tahu. Aku merasa senang. Sangat senang, seperti ada kepuasan tersendiri melihatnya sesuai dengan yang dikatakan Hyemi 'menderita' sampai rasanya tidak bisa untuk tidak tersenyum.

Terlihat name tag di seragamnya, "Song Ji yan," Ujung bibirku terangkat sambil mengucapkan namanya pelan. Target yang menarik.

'Ckrekk'

--

"Kau bilang apa Ji? Coba katakan sekali lagi."

Ji yan masih menunduk, ia bingung sekaligus takut. Bagaimana kalau dugaannya salah terhadap Jungkook? Pasti Jungkook akan marah atau menanyakan dari mana asumsi itu datang. Kali ini tidak mungkin Jungkook mengira bahwa Ji yan masih terlalu banyak asupan drama di TV.

Atmosfer nya berbeda sekali dari 5 menit yang lalu, tadi serasa hangat sekarang udaranya membeku bersama kebekuan Ji yan. Raut wajah Jungkook juga berbeda dari sebelumnya. Mungkin sedikit tersinggung akibat ucapan wanita di sebelahnya.

"Kau bilang aku apa? Membelimu? Begitu? Atau aku salah dengar?"

Ji yan masih menunduk dan sedikit menggelengkan kepalanya. Terlihat samar oleh Jungkook, "Eyes on me baby. That's basic manners don't you agree?"

Hopeless.  'J.J.K'Where stories live. Discover now