Black Phoenix 2

13.2K 1.2K 94
                                    

Baekhee masih tidur nyenyak di tempat asing itu, tempat Chanyeol menyetubuhinya beberapa jam lalu, sedangkan keberadaan laki-laki itu entah di mana.

Setelah Baekhee tertidur, Chanyeol pergi begitu saja, dia hanya meninggalkan sebatang pensil di samping tubuh Baekhee, entah untuk tujuan apa.

'cklek'

Pintu kamar yang Baekhee tiduri tiba-tiba terbuka menampakkan seorang laki-laki berusia 40 tahunan dan menggunakan suit.

Penampilannya sangat rapi, tampak sekali laki-laki itu berasal dari kalangan elite, dan mata laki-laki itu tengah menatap lapar pada tubuh Baekhee yang hanya berbalut kemeja kebesaran.

"Tck...orang bodoh mana yang meninggalkan gadis secantik ini di kamar hotel begitu saja" laki-laki itu mendekati tempat tidur Baekhee.

"Apa dia milik Phoenix?"

Laki-laki itu duduk di tepi ranjang dan mulai membelai pipi Baekhee yang masih tidur pulas.

"Hmmh??"  Baekhee terbangun saat merasakan sentuhan di pipinya.

"Hei tenanglah gadis cantik!" laki-laki itu berusaha menenangkan Baekhee yang terlihat panik.

"Si-siapa kamu?" Tangan Baekhee meraba ke sana kemari dan tak sengaja tangannya menangkap sebuah benda seperti ranting, ya... Itu adalah pensil yang Chanyeol tinggalkan.

"Tenanglah, aku bukan orang jahat" Tangan laki-laki itu kembali menyentuh pipi Baekhee membuat gadis itu mengacungkan pensil yang ada di genggamannya.

'brakk'

'bugh!'

Tiba-tiba Chanyeol membuka pintu dan menghajar laki-laki itu hingga tersungkur.

"Jangan menyentuh milikku, jika kau melakukannya, aku akan menyerahkan seluruh bukti itu ke pihak berwajib" Chanyeol membopong tubuh lemah Baekhee.

"Hei, santai... Aku tidak akan menyentuh milikmu Phoenix yang terhormat"

"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, kau hanya perlu membayarku, bukan menyentuh milikku" Chanyeol berbicara di bali masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya.

"Ayo kita pulang!" Chanyeol membawa Baekhee keluar dari kamar itu melalui tangga darurat hotel itu dan sebisa mungkin menghindari kamera pemantau.

"Aj-Ahjussi?"

"Hmm... Diamlah" Chanyeol terdengar dingin.

"Ka-kau akan membawaku ke mana?" Baekhee hanya menyandarkan kepalanya di ceruk leher Chanyeol, gadis itu sangat lemah.

"Sudahlah kau diam saja"

"hiks~kenapa kau tidak membunuhku saja?" Baekhee kembali terisak.

"kenapa tidak kau membunuhku? bukankah kau mengatakan jika aku orang jahat? bukankah kau masih menggenggam pensil itu?" Chanyeol masih dengan nada datar dan dingin.

.

.

.

"Mulai sekarang kau akan tinggal di rumah ini sendirian" Chanyeol menurunkan Baekhee di depan pintu sebuah rumah sederhana.

"Sendiri?" Baekhee menatap kosong.

"Kau pikir aku akan tinggal bersamamu?" Chanyeol meninggalkan Baekhee begitu saja setelah menyerahkan kunci pintu rumah itu di tangan Baekhee.

"Tap-Tapi A-Ahjussi" Baekhee memanggil orang yang sudah meninggalkannya "...Ahjussi!" Baekhee meraba sekitarnya untuk mencari sosok laki-laki yang bahkan dia tidak tahu namanya.

"Dia benar-benar meninggalkanku sendiri? bagaimana aku bisa bertahan di tempat baru?" Baekhee hanya berjongkok di depan pintu dan kembali menangis dan menundukkan kepalanya.

"Hei, kenapa kau menangis??" Seorang wanita menghampiri Baekhee yang menangis meratapi nasibnya.

Dua hari lalu, panti asuhan tempatnya tinggal mengalami kebakaran, dia berhasil lolos dari kebakaran itu karena dirinya yang tengah berada di Taman yang letaknya sedikit jauh dari rumah panti.

Baekhee memilih pergi walaupun banyak penghuni panti yang selamat termasuk pengasuh panti itu sendiri.

Tapi Baekhee memilih kabur karena selama ini dia hanya mendapatkan perlakuan kurang baik dari orang-orang yang berada di tempat itu, mereka memperlakukan Baekhee seperti orang Cacat, seharusnya mereka membimbingnya bukan memandang rendah padanya.

Baekhee berjalan tak tentu arah dan pada akhirnya dia berakhir di sebuah gang yang membuatnya hampir diperkosa oleh dua orang asing.

Seorang lain memang berhasil menyelamatkannya dari kejadian itu, tapi pada akhirnya si penyelamatnyalah yang memperkosanya dan merenggut mahkotanya.

"Phoenix" gumam Baekhee di sela tangisnya, dia masih mengingat laki-laki di kamar itu memanggil penyelamatnya itu dangan nama 'Phoenix'

"Phoenix? nak, kau baik-baik saja?"

Wanita itu mengusap kepala Baekhee yang masih tertunduk, wanita itu masih terlihat Cantik di usianya yang menginjak 45 tahun.

"Ahjumma?" Baekhee menengadahkan kepalanya, walaupun dia tidak bisa melihat wajah wanita itu, tapi dia bisa merasakan keberadaan wanita itu yang kini membantunya berdiri.

"Hei nak, siapa namamu? kenapa kau berada di rumah keluarga Park yang kosong ini?"

Wanita itu meneliti setiap inci wajah cantik Baekhee, dan dia menemukan bercak kemerahan di leher gadis itu.

Baekhee tidak langsung menjawab wanita itu, dia takut jika wanita itu akan berbuat jahat padanya.

"Jangan takut nak, aku Min Seok pemilik toko roti di seberang rumah ini, dan rumah ini adalah rumah keluarga Park yang sudah lama kosong, karena pemilik terakhir rumah ini pergi meninggalkannya begitu saja"

"Ahjumma, apa aku terlihat seperti seorang jalang?" Gadis itu tersedu-sedu, rambutnya terlihat berantakan, lehernya di penuhi beberapa bercak merah sisa pemerkosaan yang di lakukan oleh Chanyeol yang diketahuinya bernama Phoenix.

"Siapa yang mengatakan itu padamu nak?" Min seok mengusap air mata di pipi Baekhee "...apa orang itu memperkosamu?" rahang Min seok mengeras, wanita itu hampir meneteskan air matanya melihat keadaan gadis malang itu.

"Ahjumma, aku ingin mati saja" Baekhee menangis keras saat Min seok memeluk tubuhnya, Min seok masih bisa mencium aroma khasnya, dan melihat sisa sperma yang mengering di ujung kemeja besar yang Baekhee kenakan.

"Aigooo gadis malang, sudah...mulai hari ini aku akan mengurusmu nak, kau bisa tinggal di rumahku"

"Ani, aku harus tinggal di rumah ini, Phoenix, Phoenix akan mencariku jika aku tidak ada"

"Siapa yang Kau maksud nak? siapa Phoenix itu??"

"Dia memberikan kunci rumah ini padaku, aku harus tinggal di sini"

"Ya sudah, kita masuk dulu, kita bersihkan dulu tubuhmu nak"

"Ahjumma" Baekhee tampak Ragu.

"Sudah tak apa, kau bisa tinggal di sini, Ahjumma tidak akan melarangmu, Ahjumma akan mengunjungimu setiap hari sampai kau terbiasa tinggal di sini" Min seok membuka pintu rumah itu dan membawa Baekhee masuk.

"Siapa namamu Nak?"

"Baekhee, Byun Baekhee"

Chanyeol hanya melihat semuanya dari kejauhan, sekarang dia bisa pergi dengan tenang setelah Bibi Min seok lah yang menemukan Baekhee, Min seok tinggal di lantai atas toko roti yang berseberangan dengan rumah keluarga Park.

"Min seok Ahjumma, aku menitipkan gadis itu padamu, aku tidak akan tenang jika itu bukan kau"

Min seok wanita yang baik, dia hanya tinggal berdua dengan suaminya dan mengelola sebuah toko roti, yang setiap harinya menguarkan aroma manis menyenangkan.

Walaupun Chanyeol memperlakukan Baekhee dengan kasar, tapi dia masih mempunyai sisi kemanusiaan, dan itu adalah suatu bukti jika hatinya belum sepenuhnya mati.

"Aku akan mengunjungimu setelah tugas baruku selesai"

Ayah dan Ibu Chanyeol sudah meninggal sejak Chanyeol berusia 15 tahun, dan selama itu dia hanya tinggal sendiri di rumah keluarganya, Chanyeol adalah anak tunggal dari keluarga Park yang hanya mewariskannya sebuah rumah sederhana itu padanya.

Chanyeol harus berjuang sendiri untuk menghidupi dirinya dan membiayai sekolahnya, beruntung dia adalah anak yang cerdas dan pintar hingga mendapatkan Beasiswa sampai dia mendapatkan gelar 'Bachelor of Art’ di usianya yang menginjak 23 beberapa tahun lalu.

Sedangkan untuk biaya hidupnya, dia melakukan pekerjaan apa pun, tak terkecuali menjadi seorang pembunuh bayaran.

.

.

.

Tbc.

Gue kasih extra deh 'Chapter 2'

Selanjutnya di usahain up tiap hari minggu.

Chanyeol ga jahat kan?

Heheee

Black Phoenix (Chanbaek Gs) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang