She's gone

1.9K 369 66
                                    


Yerim menendang kerikil yang menghalangi jalannya. Kerikil yang tak bersalah apapun menjadi sasaran kekesalan dari seorang Kim Yerim, atau mungkin bisa disebut Katy? Sejujurnya, ia sangat khawatir jika wajahnya sudah dikenali publik. Namun, Yerim menepis kekhawatirannya. Masa bodoh dengan bahaya. Hidupnya sudah menantang bahaya sejak dulu.

Yerim melirik sebuah kedai di pinggir jalan. Ia tanpa ragu masuk ke kedai itu.

"Bi, boleh aku minta soju?"

Bibi penjaga kedai itu mengangguk sembari menyiapkan pesanan Yerim.

"Pulang. Istanamu bukan kedai soju, Katy," tegur sebuah suara yang langsung masuk kedalam lubang telinga Yerim. Sial. Gadis itu lupa mencabut earphone-nya yang selalu dalam keadaan aktif. Dan Seulgi tau ia sedang di tempat soju, mungkin gadis bermata sipit diseberang sana mengecek keberadaannya dan menghubungkan earphone mereka.

"Apa hanya kau yang terhubung?" Tanya Yerim dengan malas. Ia membuka botol soju dan menuangkannya di gelas kecil.

"Ya, bocah. Aku hanya ingin memastikan kau tak gantung diri di pohon nanas karena frustasi topengmu terbuka."

Yerim memejamkan mata. Menahan kesal yang sudah berjalan menuju ubun-ubun. Sampai kapan Seulgi bisa berhenti bersikap menyebalkan?

"Uruslah hidupmu sendiri, Seul. Aku akan menikmati waktuku sebentar."

"Dasar bocah. Aku perhatian, malah diusir. Yasudah. Aku mau berendam memanjakan diriku sendiri. Bye."

Yerim mendengar suara menjauh, bahkan samar-samar terdengar nyanyian tidak jelas ala Kang Seulgi. Suara pintu tertutup. Nampaknya gadis pemilik topeng kuning itu sudah masuk kamar mandi.

"Dasar bodoh. Mengapa ia membiarkan earphone terhubung bahkan ketika ia mandi? Ceroboh sekali. Mentang-mentang yang menanggung semua biayanya sang pemimpi," gerutu Yerim.

Sang Pemimpi? Siapa dia? Entahlah. Selama ini Yerim hanya menerima misi yang diberikan. Mengenai kenapa mereka yang dikumpulkan itu rahasia 'sang pemimpi' tapi menurut cerita masing-masing dari member Velvet, mereka mendapatkan sebuah kalung dengan lambang sesuai keahlian mereka. Seulgi mendapat kalung berbandul kuning berbentuk bulan sabit dikursi kemudi mobilnya, Seungwan didalam buku yang sering ia baca dan Sooyoung diatas meja belajarnya.

Dan sampai saat ini, kejelasan tentang siapa sang pemimpi itu, ia tak tau. Bukan tak begitu peduli akan tetapi Yerim benci memikirkan segala teka-teki yang berusaha dimainkan dengan begitu cerdik oleh 'Sang pemimpi' karena Selama ia bergabung di Velvet, yang memiliki akses terhubung dengan Sang Pemimpi itu adalah Son Seungwan yang memiliki stage name Wendy.

Yerim melirik ponsel yang sejak tadi bergetar. Melihat nama yang memanggil saja, Yerim sudah merasa malas. Ia membiarkan ponselnya bergetar hingga akhirnya terhenti dengan sendirinya karena diabaikan.

Namun, sedetik kemudian, ponselnya kembali bergetar. Jengah, Yerim menjawab panggilan di ponselnya.

"Hm?"

"Apa itu jawaban untuk Appamu, Kim Yerim?"

Yerim memutar kedua bola matanya malas namun enggan membalas ucapan ayahnya.

"Kau kemana saja? Appa mau kau pulang sekarang juga."

"Baru ingat punya anak, Appa," balas Yerim akhirnya. Ia sengaja menekan kata terakhirnya.

"Kim Yerim, pulang sekarang!"

"Ck!"

Yerim segera menggeser tombol merah pada layar ponselnya. Ia segera memasukkan ponsel ke dalam saku dengan malas dan membayar soju yang bahkan belum habis setengah botol. Ia sedang dalam mood yang tidak baik dan enggan untuk berperang dengan sang ayah.

Moonlight MagicWhere stories live. Discover now