The Witch

2K 334 59
                                    

"Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa bisa penyihir buangan itu ada disekitar kita. Kupikir pemilik marga 'Kim' lain sudah lenyap," Hoseok membuka suara.

"Ini sudah jelas. Kekuatan yang dirasakan oleh Jimin itu bukan berasal dariku melainkan dari keturunan kelima itu," ketus Taehyung.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada penyihir kelima? Kenapa dia diasingkan dari kelompok kita?" Jungkook membuka suara bertanya.

"Jadi...,"

Flashback...

"Kim Heechul..," teriak seorang berdiri dari duduknya menghadap pria yang dipanggil Heechul olehnya.

"Jangan berteriak padaku, Jeon Minwoo. Kita harus berhenti melakukan apapun yang para manusia jahat itu inginkan. Kita penyihir bukan binatang pembunuh., kita jauh lebih berkuasa dari mereka,"

Kim Heechul, lelaki bersurai hitam itu ikut berdiri dari meja bundar tempat ia dan empat pria lainnya mengadakan pertemuan.

"Tapi bukan berarti kau harus mengunjuk diri didepan mereka dengan membunuh, itu sebuah tindakan gegabah," sahut pria lain diseberang tempat duduk Heechul.

"Aku melakukan itu agar mereka sadar diri siapa yang harusnya berkuasa disini, Park Jungsoo,"

"Tidak ada yang harus berkuasa disini, Heechul. Kau sudah melanggar perjanjian, itu adalah masalah besar..," timpal pria lainnya.

"Jung Yeonhwa, kupikir kau berada dipihakku?"

"Aku tidak berada dipihak manapun saat ini,"

"Semua sudah jelas. Kau telah melanggar perjanjian kita. Mau tidak mau kau harus menerima konsekuensi dari perbuatanmu,"

"Tidak, aku tidak akan melakukan hal yang dapat menjatuhkan harga diriku," Heechul menolak tegas. Ia tau dengan pasti hukuman seperti apa yang dimaksud keempat pria didepannya itu yaitu meminta maaf didepan umum dan bersedia menerima hukuman dari mereka yang menjadi korbannya. Tidak! Lebih baik dia mati dari pada kehilangan harga diri.

"Kalau begitu ambillah opsi kedua. Pergilah menjauh dari kehidupan kami dan jangan pernah menampakkan hidung didepan kami karena jika sekali saja kau melakukannya. Akan ku pastikan detik itu juga nafas terakhirmu didunia ini berhembus,"

"Ck! Apa aku tidak salah dengar? Adikku baru saja mengibarkan bendera perang didepanku?" kekeh Heechul tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Aku tidak main-main dengan perkataanku. Jika kau tidak mau melakukan seperti yang diperintahkan, pergilah!! Cari kehidupanmu sendiri, Hyung..,"

"Park Jungsoo!!"

"Ini yang terbaik, pergilah sebelum semuanya semakin kacau,"

----

Irene terbangun ditengah malam, merasakan sekujur tubuhnya yang pegal-pegal. Ya, sebagaimana tugasnya sebagai seorang istri, ia harus melayani suaminya, ditambah, mereka sudah beberapa hari tidak bertemu. Jika biasanya Seokjin bisa ditemui di kantor, namun, sudah beberapa hari, suami tercintanya itu tak bisa ditemui di kantor karena sedang melakukan tugas mengintainya. Begitulah alasan yang dikatakan Seokjin, dan dengan mudahnya Irene percaya.

Merasa haus, ia berniat turun ke dapur untuk mengambil minum dikarenakan ia lupa menyiapkan air minum untuknya sendiri sebelum mereka jatuh tertidur, atau lebih tepatnya sebelum mereka melakukan kegiatan panas. Irene mengecup pipi Seokjin yang tertidur pulas sebelum ia menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuh tanpa busana itu dan turun dari tempat tidur. Irene memakai gaun tidur langsung begitu ia meraih gaun yang tergeletak di lantai itu.

Moonlight MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang