Chapter 17

10.1K 608 40
                                    

Benar saja apa yang dikatakan oleh Justin-Daddy Albert jika ia tidak di izinkan menemui Barbie selama 1 minggu . Awalnya Dirinya hanya menganggap ucapan Daddynya itu hanya ancaman semata, namun saat ia benar-benar menemui Barbie kekamarnya saat itu Pria paruh baya itu langsung memanggil para Bodyguardnya untuk mengangkat Albert keluar dari rumah milik kedua orang tuanya.

Dan sialnya sudah Empat hari dia tidak bertemu dengan Pujaan hatinya itu. Dan jangan lupakan dia juga harus berangkat ke meksiko seorang diri.

"Bagaimana? " Tanya Albert pada orang suruhannya yang ia tugaskan mengawasi wanitanya dengan menghubungi lewat Via telepon.

"Nona Barbie Saat ini berada di sekolah si kembar Mr, Nona menemani kedua adiknya" jawab orang itu melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan Barbie.

"Baiklah, awasi terus jangan sampai melewatkan apapun" Kata Albert, terdengar dari suaranya  jika Albert tidak mau di bantah.

"Baik Tuan" Albert langsung mematikan sambungan panggilan nya. Lalu ia kembali menekunin pekerjaan dengan perasaan yang lega.

******

Barbie tersenyum senang menatap kedua Adiknya yang asik bermain perosoton, Barbie tidak menyangka Adiknya Sam yang terkenal dingin dan Cuek itu Sedang tertawa keras bersama Niana.

"Kakak Bie" panggil Niana kencang membuyarkan lamunan Barbie.

"Iya sayang, ada apa? " Barbie bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri kedua adiknya.

"Haus, Ana haus kak" Rengek Niana menggoyang-goyangkan lengan Barbie.

"Ana haus?  Tunggu ya sayang" Niana menganggukkan kepalanya, lalu Barbie kembali berjalan dimana tempat ia duduk tadi. Lalu mengambil botol minum untuk Niana.

"Ini" Barbie menyodorkan botol minum itu kearah Niana, dan langsung di sambut gadis kecil itu.

Setelah Niana selesai minum, Barbie kembali duduk di tempat nya tadi. Saat dia asik memperhatikan Kedua adiknya yang kembali bermain dengan teman-teman mereka. Seseorang duduk di sebelahnya.

Barbie menahan nafasnya dalam beberapa menit ketika ia menyadari siapa yang duduk di sebelahnya.

"Barbie" Ingin rasanya Barbie berlari menghindari Pria paruh baya yang duduk di sebelahnya saat ini. Namun jika difikir-fikir ia tidak perlu lagi menghindari Pria paruh baya itu yang tidak lain adalah Ayah kandungnya.

Barbie sudah memantapkan hatinya jika ia kali ini akan menghadapi ayahnya meski dalam hati Barbie ingin memukul dan menjerit marah pada ayahnya itu.

"Ada yang bisa saya bantu Sir" Romi-Pria paruh baya itu merasa perih dihatinya saat Anak kandungnya memanggilnya dengan sebutan Orang asing.

"Bie... Da—daddy merindukan kalian" Ucapnya lembut.

Barbie tertawa kecil, bukan tawa senang melainkan tawa mengejek, mengejek dirinya sendiri tepatnya.

"Bulshit" ucap Barbie spontan.

"Rindu?  Yang benar saja. Apa perlu saya ingatkan jika anda meninggalkan kami di negara asing ini" Ucap Barbie lagi namun kali ini dengan raut wajah datarnya.

"I—itu Daddy minta maaf,tapi setelah kejadian itu Daddy mencari kalian, tapi tidak menemukan kalian dimana pun. Daddy merasa bersalah setelah meninggalkan kalian. Saat itu ketika Daddy meninggalkan kalian, Mommy kalian menemui Daddy dialam mimpi dan memarahi Daddy, Mommy kalian menyuruh Daddy Mencari kalian, tapi Daddy tidak menemukan kalian dimana" Jelas Romi panjang lebar.

Barbie menghembuskan nafasnya "Apa anda sudah selesai berbicara? Jika sudah apakah saya bisa permisi, karena ini sudah waktunya jam pulang sekolah kedua Adikku" Barbie tidak mau mendengar ucapan daddy nya yang akan membuatnya semakin sedih. Dia tidak boleh sedih demi kedua Adiknya. Ia kuat demi kedua adiknya.

Sincerity ✔Where stories live. Discover now