6

1.1K 100 10
                                    

Nath tersenyum senang menatap putra semata wayang pete terus bercerita tentang hal menyenangkan yang dialaminya di kampus, ya hari ini pete melakukan gladi bersih acara wisuda sarjana nya. Jika dibandingkan dengan mahasiswa yang lain pete termasuk mahasiswa dengan kemampuan di atas rata-rata. Pete mampu menyelesaikan kuliahnya selama tiga tahun dengan hasil cumlaude.
"Maee.. " panggil pete manja. Walau sudah kepala dua tapi sikap pete pada ibunya tidak pernah berubah, selalu manja.
"Habiskan makanan mu sayang, mae tahu kau sangat senang hari ini. Cepat minum susunya, sebentar lagi tin akan menjemputmu. " jelas nath pada pete yang masih mengunyah makanannya.
"Tidak bisakah aku pergi dengan mae saja.. " rengek pete.
"No, tin akan menemanimu memilih baju di butik P'van. Sekalian kalian mencoba baju pernikahan kalian, na.. " jelas nath.
Nath melihat perubahan wajah pada pangeran kecilnya itu. Jika berbicara masalah pernikahan pete selalu murung. Nath bukan tidak menyadari jika perasaan putranya itu selalu gelisah membayangkan pernikahannya dengan pewaris M' itu. Jelas jika pete masih memikirkan Cinta masa lalunya, Ae. Namun, mungkin takdir tidak berpihak pada kebahagiaan putranya itu.
"Pete sayang,  nak.. Mae tahu kau belum bisa menerima tin tapi hargai perasaannya padamu nak. Mae tahu jika pete masih mencintai ae, tapi ingatlah apa yang sudah terjadi beberapa tahun silam nak.. Mae dan paa tidak ingin itu terulang kembali. " ucap nath seraya menggenggam tangan putranya.
"Pete.. Pete hanya merasa ini terlalu cepat mae.. Belum genap setahun pete mengenal tin, kami akan menikah." kata pete sambil menunduk.
"Bersabarlah, yakinlah jika tin akan membahagiakan mu sayang.. Mae yakin tin sangat mencintaimu. " kata nath menenangkan pete.
Membayangkan tinggal bersama orang lain, jauh dari orang tua merupakan kenyataan yang belum pernah dialami pete sebelumnya. Sangat wajar jika pete merasa ketakutan. Dia bukan anak yang manja tapi dia terbiasa tinggal bersama dengan orang tuanya, hidup di zona nyaman yang penuh kasih sayang.
"Swedde krab bibi" suara tin memecah kebisuan yang ada di ruang makan tersebut.
"Oh.. Tin.. Kau sudah datang, makanlah dulu, pete hampir selesai makannya, duduklah, bibi ambilkan kau minum na.. " jawab nath berdiri.
"Terimakasih bibi. Saya sudah makan tadi saat meeting dengan klien. Saya akan menunggu pete selesai makan saja. " jawab tin sambil tersenyum.
"Baiklah, bibi akan meninggalkan kalian saja. Pete sedikit lebih cepat na.. "
"Krab mae. " jawab pete.
Sepeninggal nath pete langsung meninggalkan ruang makan. Tin hanya memandang kepergian pete dengan sedikit kerutan pada wajahnya. Apa pete merasa terganggu dengan kehadirannya? Pete kembali ke ruang makan dengan secangkir kopi dan sebuah piring kosong. Kemudian pete duduk di sebelah tin. Dengan terampil dia menyendokkan beberapa makanan ke pring yang kosong tersebut dan memberikannya pada tin.
"Makanlah, aku tahu kau pasti belum makan. " kata pete sambil tersenyum.
"Tapi aku.. "
"Makanlah, aku yakin kau pasti bahkan tidak sarapan kan?  Makan dan kita berangkat. " jawab pete.
Demi membalas ketulusan pete padanya maka terpaksa tin menyendokkan makanan ke dalam mulutnya. Dalam hati tin merasa bahagia mendapatkan perhatian dari tunangan manisnya. Memang dari pagi perutnya hanya terisi secangkir kopi itu pun hanya beberapa teguk saja. Meeting pagi ini memang terasa sangat alot, kliennya dari malaysia itu memang sedikit sulit menerima kesepakatan yang telah disepakti sebelumnya.
Menjelang tahun baru tin memang sedang bekerja keras menyelesaikan beberapa tender besar agar diawal tahun, tepatnya di hari pernikahannya nanti dia sedikit lebih bisa bersantai bersama pujaan hatinya, istrinya yang cantik dan manis tersebut. Sudah beberapa kali pria manis tersebut mengeluh karena terabaikan. Dan tin akan berusaha membayarnya pada bulan madu mereka tanpa adanya gangguan pekerjaan.
Dengan mengabaikan rasa perihyang sedikit merayapi perutnya tin menghabiskan makanannya. Bertepatan dengan dia meletakkan sendoknya, pete sudah turun dengan penampilan yang sangat mempesona.

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
My Koon Chai (HIATUS)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora