15

1.1K 76 14
                                    

Tin memandang wanita cantik yang kini berdiri didepannya dengan tatapan mata tidak suka. Sudah sejam yang lalu meeting dengan ayah si gadis itu berakhir, namun wanita itu masih saja berceloteh tentang hal yang tidak penting di depannya. Sudah menjadi rahasia umum jika wanita cantik ini telah lama mendambakan tin sebagai pendamping hidupnya. Sayangnya tin telah menikah dengan Pete.

Sudah ribuan kali ajakan makan bersama tin tolak. Selama ini tin hanya berusaha menghindar, dengan berbagai alasan. selain cerewet, dandanannya terlalu menor. Pakaiannya terlalu sexy untuk ukuran busana meeting dengan klien. P'im sudah mau muntah mendengarkan ocehan tidak jelas nya.

"Maaf nona Charen saya tidak bisa terlalu lama berada di sini,istri saya sudah menunggu di rumah,saya permisi" pamit tin yang diikuti oleh Im.

"Tunggu sebentar Khun tin,saya rasa kita baru ngobrol sebentar dan saya yakin istri anda tidak akan keberatan jika anda sedikit lebih lama berada di sini" jawab Charen seraya mendekatkan dirinya pada tin,dengan gaya yang dibuat semenarik mungkin.

Melihat itu Im hanya bisa memutar bola matanya malas.

Im tidak habis pikir dengan tingkah laku perempuan yang ada di depan bos nya gan ini. Jika dibandingkan dengan Pete kecantikan Charen tidak ada apa-apanya. Selain lembut dan manis,pete seperti sekeping uang emas yang memiliki dua sisi yang sangat indah. Cute,keren  dan manis sebagai pria,jadi wajarlah jika bos nya sampai bertekuk lutut pada Pete.

"Maaf nona saya permisi."

"Emm. Baiklah khun tin,lain waktu saya ingin bertemu dengan istri anda." Ucap Charen dengan kerling nakal nya.

"Maaf tuan,ini pesanan anda"

"Auw..Khun tin Anda begitu perhatian pada wanita seperti saya ini."kata Charen dengan sorot mata penuh harap.

"Maaf nona,kue ini adalah pesanan istri Presdir tin. Beliau kini tengah hamil" jelas Im seraya mencegah tangan Charen yang telah terjulur meraih paper bag berisi kue lembut lapis keju pesanan Pete dua jam yang lalu melalui telepon.

"Auw...istri anda tengah hamil?...au..Anda suami yang sangat baik tuan tin."

Senyum penuh kemenangan terlukis di wajah Im,dia telah men-skakmat perempuan yang sedari tadi mencoba merayu atasan nya itu.

Drrt..drrt...drrtt..

Tin merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya sambil tersenyum.
"Maaf nona,saya permisi, jika Anda ingin memesan kue yang sama,anda bisa langsung memesan,sekertaris saya akan mengurus nya untuk Anda,saya permisi."pamit tin,meninggalkan ruangan seraya menerima panggilan.

"Sayang..ya..aku dalam perjalanan..
"

"Saya permisi nona Charen" pamit Im mengekor atasannya menuju basement hotel tempat meeting berlangsung

Charen menatap kepergian tin dengan wajah kesal. Rencana nya untuk meraih pria idamannya telah gagal malam ini. Jika saja malam ini dia berhasil membawa tin ke tempat tidur,maka separuh rencananya akan berhasil.

"Kita lihat saja nanti,kau pasti akan jatuh ke dalam pelukanku tin."monolog Charen.

Dengan penuh gaya dia hendak beranjak dari tempat duduknya,namun suara seseorang menghentikannya.

"Maaf nyonya,tagihan Anda" kata seorang pelayan seraya menunjukkan bill dengan nomer meja tempatnya makan.

"Ha?? Bukan kah sudah dibayar oleh tuan yang tadi di sini?"

"Maaf nyonya,seluruh tagihan malam ini menjadi tanggungjawab ayah nyonya, Khun tin memang memesan makanan,tapi tagihan nya dikirimkan ke rekening Khun tin sendiri. Karena Khun tin telah memesan makanan dua jam sebelum Anda sampai nyonya" jelas sang pelayan.

My Koon Chai (HIATUS)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu