Mencintai Sunyi

181 18 0
                                    

Dalam sendiri,
Ada sunyi yang selalu sudi
Mendengar segala puisi
Yang belum sempat kau tuliskan.

Sunyi dengan bahagia
Menyelimuti tidurmu yang asyik.
Sunyi-sunyi juga angin yang rindu
Mendinginkan malammu.

Sunyi sudah lama menemani,
Ketika kau lahir,
Sunyi telah menutupi telingamu,
Agar tak bisa kau terganggu
Dengan tangisanmu sendiri.
Dan sunyi akan setia menunggu
Saat hari kematianmu,
Lagi ia menutupi telingamu
Dari mendengar rindu-rindu
Yang menangisi.

Sedarkah,
Disaat kau membaca puisi ini,
Ia masih dibaca dengan sunyi-sunyi.
Sunyi selalu menemani.
Jadi mengapa harus kau membenci
Akan sunyi?

Tuhan juga selalu bersunyi,
Dalam tanpa kalam dan huruf,
Tanpa sebarang suara,
Hening bening,
Dia mencintai kamu dalam sunyi.

Titisan Akhir Kopi ( TAMAT ) Where stories live. Discover now