Galaksi |08| Hati Yang Rapuh

18.9K 925 4
                                    

Kamu itu seperti senja. Indah, tapi terlalu gelap untuk ku genggam.
.
.
.
.
.

Langkah kaki Ana membawa gadis itu berhasil berlari hingga 3 putaran dalam 10 menit terakhir. Gadis itu masih tersenyum manis, menyapa beberapa orang yang dikenalnya, dan akhirnya gadis itu memilih beristirahat sejenak di taman kompleks, yang memang saat ini sedang ramai.

Mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, bahkan lansia, tengah menghabiskan waktu santainya di taman yang sekaramg di penuhi oleh bunga Amarillys yang membuat suasana taman makin syahdu di sore hari ini.

Ana mengistirahatkan dirinya pada bangku taman berwarna orange, yang warna catnya mulai terkelupas. Gadis itu menyeka peluh yang membanjiri wajah cantik beserta leher jenjangnya.

Sembari menetralkan nafasnya yang masih terputus-putus akibat berlari tadi, Ana mengamati keadaan sekitar taman. Lebih tepatnya sedang mencari seseorang.

Netra coklat karamel itu bergerak liar menyusuri setiap bagian taman. Hingga akhirnya Ana bisa menemukan orang yang sejak tadi ia cari, berdiri 10 meter dari tempatnya duduk, tengah asik mengobrol dengan keempat temannya.

Siapa lagi kalau bukan Kai. Ana tersenyum senang. Ia harus bisa membuat rencananya berhasil kali ini. Membuat Kai, mau melihatnya. Lagi.

Ana berjalan menghampiri Kai yang masih sibuk bercanda dengan keempat teman-temannya. Namun, belum saja Ana sampai di tempat Kai berdiri, pandangan matanya langsung teralihkan pada sebuah kedai yang menjual minuman dingin.

Ana langsung mendapatkan ide cemerlang. Mungkin membelikan air minum untuk Kai adalah ide tang bagus. Tak salah bukan?

Ana menghampiri penjual minuman dingin itu, membeli sebotol minuman. Yah, hanya sebotol. Karena saat ini dirinya sedang tidak membawa uang lebih.

Setelah selesai dengan urusannya, Ana melanjutkan langkahnya menuju ke arah Kai yang masih bercanda dengan teman-temannya. Lebih tepatnya cowok itu sedang menjitak kepala salah satu sahabatnya yang Ana ketahui dia bernama Daniel.

Ana sedikit tersenyum melihat ulah jahil teman-teman Kai yang selalu membuat Kai naik pitam. Walau Ana akui, Lia dan Naura juga kadang seperti itu. Bahkan terkadang lebih.

Sahabat memang seperti itu kan? Mereka membuat kita marah dalam 2 menit dan kembali membuat kita tertawa di menit selanjutanya.

"Kai" Ana memanggil cowok itu pelan begitu dirinya berada di depan cowok itu.

Entah karena apa, tiba-tiba semua gelak tawa itu lenyap. Bahkan Daniel, yang sejak tadi terus melucu langsung diam. Atmosfer di antara mereka yang tadi seakan penug kebahagiaan seketika lenyap. Tidak bersisa. Dan hanya meninggalkan ketengangan yang begitu kentara.

"Ngapain lo kesini!" Kai bertanya ketus sembari membuang wajahnya. Dia benar-benar muak melihat gadis ini.

"Aku bawain minuman buat kamu. Kamu abis olahraga kan? Pasti haus. Ini aku bawain" Ana menyodorkan botol air yang tadi di belinya kepada Kai.

Kai menoleh menatap Ana. Dia mengambil botol yang ada di tangan Ana, mengamatinya sejenak, dan beralih menatap Ana.

"Thanks"

Galaksi [COMPLETED]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang