Galaksi |15| Password

15.9K 773 4
                                    

Bacanya pelan-pelan aja hihi😂😂
Part terakhir sebelum aku bener-bener hiatus. Maafin kalo masih ada typo, aku ngetik pake hp soalnya, jangan lupa diingetin. Kasih tahu typonya dimana:")

Happy reading:*

.
.
.
Jika alasanmu menjadi sahabat hanya untuk menjatuhkanku, pantaskah kamu ku sebut sahabat?

.
.
.

Ana mondar-mandir tak jelas di kamar tidurnya. Gadis itu berjalan menuju jendela, membuka gorden dan hanya ada kegelapan karena sekarang sudah malam. Ana melangkah lagi menuju meja belajarnya. Gadis itu mengambil asal novel yang tersusun rapi di rak bukunya.

Tapi, hanya membaca satu kalimat saja, Ana kembali menutup novelnya, ia menyingkirkan novelnya, dan beralih membuka buku pelajaran untuk besok. Tangan Ana sudah memegang bolpoint, dan siap untuk mencatat beberapa hal yang memang penting. Tapi bukanya mencatat, gadis itu malah menggigit ujung bolpoint nya. Ia menghembuskan napasnya panjang. Meletakkam bolpoint tersebut dan kembali berdiri.

Ana berjalan menuju ke balkon. Namun baru saja gadis itu memegang handle pintu balkonnya, ia kembali melepaskan. Ana berjalan menuju tempat tidurnya, mengempaskan tubuhnya sedikit keras hingga ranjangnya berdecit. Mata gadis itu menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru tua, dengan beberapa bintang glow in the dark yang tertempel disana.

Ana gusar. Gadis itu sangat cemas kali ini. Bagaimana tidak?! Ponselnya! Bendanya yang penting itu, kini tidak bersamanya. Sejak sore tadi, Ana kelimpungan mencari ponselnya yang entah ada dimana. Dan tadi, setelah makan malam bersama ibunya, ia baru teringat kapan terakhir kali Ana meletakkan ponselnya itu. Dan, parahnya lagi, ponselnya itu kini sedang ada di rumah tetangganya. Ponselnya saat ini ada dirumah Kai!!

Ana bangkit dari tempat tidurnya. Gadis itu masih duduk di tepi tempat tidurnya, dan seeing menghela napas panjang entah untuk yang keberapa kali. Ana tahu, dia begitu bodoh meninggalkan benda sepenting ponselnya itu di rumah Kai.

Ia ingat. Terakhir kali ia meletakkan ponselnya pada sofa kamar Kai, lalu setelah itu dia menelusuri rak buku Kai, sebelum akhirnya teman-teman Kai itu datang, dan Kai mengusirnya dengan kasar. Sebenarnya bisa saja Ana datang ke rumah Kai, menjelaskan bahwa ia ingin mengambil ponselnya.

Sesederhana itu! Sayangnya, Ana tidak mau cari masalah lagi. Ancaman Kai sore tadi bahkan masih terngiang di kepalanya saat ini. Dan Ana tahu, putra Rendra Adinata itu, tidak akan pernah main-main dengan ucapannya. Sekalipun itu dengan nada bercanda!

Dan sekarang Ana harus bagaimana?! Memang, tidak ada pesan penting yang akan masuk ke ponselnya. Itu karena Ana hanya memiliki sedikit nomer telepon, itu pun hanya nomer telpon penting dan orang-orang yang ia kenal.

Masalahnya! Disana ada begitu banyak privasi yang benar-benar membuat Ana takut setengah mati jika Kai sampai membukanya! Pertama, walpaper ponselnya adalah foto Kai yang ia dapat dari anak jurnalistik sekolah, kedua, Ana memiliki lebih dari 500 foto candid Kai! Foto itu ia kumpulkan sejak ia masih kelas 9 SMP.

Lalu, ada satu aplikasi yang mana ity berisi curahan hati Ana, memang bentuknya adalah sebuah puisi, tapi Ana tidak menggunakan nama samaran. Dan kebanyakan, puisi-puisinya itu tentang sosok Kai. Lagi, semua lagu-lagu yang ada di ponselnya kebanyakan lagu yang Kai sukai! Belum lagi nomer kontak Kai yang ia samarkan dengan nama Prince Heart dengan emoticon love.

Galaksi [COMPLETED]√Where stories live. Discover now