Galaksi |27| Game Over

15.2K 823 31
                                    


"Gimana?"

"Apanya?" Ana balik bertanya saat Naura tiba-tiba bertanya tidak jelas padanya.

"Udah sembuh gobloknya?" Ana mendengus kesal mendengar pertanyaan Naura. Sementara Naura dan Lia malah terkekeh kecil.

"Naura bener An. Gimana lo mau goblok lagi gara-gara cinta sama Kai?" Lia ikut menimpali.

"Lo berdua apaan sih. Maksudnya apa juga ngatain gue goblok" Ana membela diri tidak terima. Saat ini keduanya tengah berada di kantin, sebenarnya Ana malas, dia ingin tetap di kelas saja saat jam istirahat begini. Namun saat ekor matanya menangkap bayangan Kai, Ana buru-buru mengikuti kedua sahabatnya untuk pergi ke kantin.

Entahlah, Ana sendiri juga tidak tahu kenapa dirinya lebih memilih menghindari Kai dari pada mencoba mendekat pada cowok itu seperti biasanya. Kekecewaan Ana karena kejadian tadi pagi, masih terasa. Sekarang Ana bukan hanya kecewa, tapi gadis itu juga merasa marah, marah karena sikap Kai yang suka seenaknya.

"Aduh iya deh. Lo nggak goblok. Lo cuma bego di tambah bloon" Naura menyahut pedas.

"Sama aja monyet!"

"Mana ada monyet secantik gue" Bela Naura percaya diri.

"Btw, lo kok bisa masuk? Bukannya kalo jam segitu gerbang udah di tutup ya?" Lia menyela pembicaraan Ana dan Naura. Sejak Mereka berbaikan waktu itu, semuanya sudah kembali seperti semula lagi.

"Emang udah. Cuma gue kan anak baik, jadi ada malaikat yang mau nolongin" Ana berkata cuek. Gadis itu lebih memilih menghabiskan batagornya ketimbang menyahuti perkataan teman-temannya.

"Malaikat? Malaikat pencabut nyawa maksud lo?"

Ana tersedak saat meminum jus jambunya. Setelah berhasil mengatasi kemalangannya itu, Ana langsung menimpuk Naura yang tadi berbicara sembarangan kepadanya dengan kerupuk.

"Lo kalo ngomong di saring dulu napa Nau. Enek banget tahu nggak sama mulut ceplas ceplos lo itu"

"Ya nggak bisalah. Orang mulut gue bukan air kotor kok pake di saring segala"

"Terserah! Terserah lo maimunah! Cape gue ngomong sama lo!"

Naura dan Lia langsung tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Ana. Ana hanya diam saja, sahabatnya ini makin di ladeni makin menjadi saja.

"Lo belum jawab pertanyaan gue. Tadi siapa yang nolongin lo sampe bisa masuk ke kelas dengan aman?"

"Hm.. Gue di tolongin sama seseorang—"

"Ya jelas orang lah. Masa hantu, mbak kunti gitu?" Naura menyela perkataan Ana yang membuat Naura mendapat hadiah timpukan kerupuk dari Ana.

Naura memekik kecil, dia memandang Ana kesal. "Sakit tahu An. Lo tega banget nyakitin gue"

"Biarin. Lo biar tahu rasanya sakit" Ana membalas cuek.

"Iya iya, yang selalu ngerasain sakit tiap hari" Tawa Naura dan Lia kembali pecah. Sementara Ana sudah dongkol level tinggi.

Ana mengabaikan gelak tawa kedua sahabatnya, gadis itu memandang ke sekitar kantin. Dan pandangannya jatuh pada gadis yang sepertinya kebingungan mencari tempat duduk. Ana tersenyum lebar.

"Eliana!!" Ana melambaikan tangganya sambil berteriak. Seseorang yang di panggil Eliana itu menoleh dan tersenyum ke arah Ana. Bersamaan dengan itu, tawa Lia dan Naura juga terhenti.

"Kenapa ya mbak?" Eliana bertanya sopan saat sudah mengghampiri Ana. Gadis itu terlihat sangat sopan, beda jauh dengan penampilannya yang seperti bad girl.

Galaksi [COMPLETED]√Where stories live. Discover now