Chapter 4

1.5K 255 27
                                    

Di sebuah restoran keluarga yang sederhana, Lay sedang duduk sembari memainkan ponselnya. Ia sedang menunggu seseorang yang akan makan siang dengannya, namun sudah hampir 30 menit berlalu orang itu belum datang juga.

Lay menghela nafas pelan saat ia melihat akun media sosialnya, dimana seorang gadis yang disukainya telah mengupload foto yang begitu manis membuat hati Lay sedikit berdenyut perih.

"Kenapa baru sekarang aku menyadari bahwa kau begitu manis?"

Lay mengeluarkan akun media sosialnya sambil tersenyum masam. "Dan ketika aku menyadarinya, sayangnya aku sudah tak bisa."

Lay memasukkan ponselnya kedalam saku jas dan meminum minumannya yang sudah agak berubah warna karena es didalamnya mencair. Lay kembali melihat jam tangan sambil mengernyit bingung.

"Apa ia tak jadi datang?" Ujar Lay aneh. "Seharusnya dia menghubungiku."

Baru saja Lay akan meminum kembali minumannya, mata Lay menangkap sesosok gadis yang sedang berjalan cepat kearahnya. Spontan senyum Lay mengembang membuat si gadis semakin menatapnya dengan tatapan bersalah.

"Maaf Lay-ssi, kau pasti sudah menunggu lama sekali ya?" Kata gadis itu sambil duduk dengan nafas yang sedikit memburu.

Lay menggeleng. "Tidak juga. Aku tahu seorang dokter pastilah sibuk." Katanya menenangkan.

Tak disangka gadis itu malah menangkupkan kedua tangannya dengan bibir mencebik kebawah yang tampak menggemaskan di mata Lay.

"Aku benar-benar minta maaf Lay-ssi." Ujarnya sedih. "Ini kali kedua aku membuatmu menunggu begini. Dan aku tahu yang tadi lama sekali. Aku juga ingin berterimakasih karena kau tidak membatalkan makan siangnya dan tetap menungguku. Aku tersentuh dan sangat merasa bersalah."

Lay tersenyum. Gadis ini benar-benar berhati baik dan lembut. Siapa yang bisa marah jika lawannya adalah gadis cantik nan manis ini?

"Jangan hanya tersenyum Lay-ssi. Kumohon katakan sesuatu." Ujar gadis itu sembari ikut tersenyum lucu dan Lay terkekeh.

"Ya ya baiklah. Aku tidak marah sama sekali Irene-ssi. Sudah kubilang aku mengerti profesimu." Jawab Lay membuat si gadis mendesah lega.

"Dan kau adalah pria yang baik sekali." Ujar  gadis itu lembut.

Lay kembali tersenyum. Ditatapnya gadis yang sekarang sedang melihat-lihat buku menu itu dengan tatapan teduhnya. Gadis itu, Kim Irene, adalah gadis yang ingin dijodohkan sang ayah dengan Lay. Lay dan Irene bertemu pertama kali malam itu, saat dirinya tak sengaja menolong Irene yang sedang diganggu oleh pria mabuk. Setelah makan malam mereka malam itu, Lay dan Irene pernah makan malam sekali lagi dan sekarang mereka makan siang. Terhitung sudah 5 hari mereka saling mengenal, dan sudah 3 kali mereka makan bersama.

Awalnya Lay ingin menyangkal perjodohannya, namun melihat siapa dan bagaimana gadis ini membuatnya membatalkan niatnya. Ia memutuskan untuk menerima gadis ini yang mungkin memang sudah ditakdirkan untuknya. Siapa yang tahu bukan?

Memang berat rasanya untuk melepaskan gadis yang ia sayangi sebelumnya, namun Lay sudah memutuskan.

Bukankah ia juga tak akan bisa melawan kehendak sang ayah?

Lagipula ia dan gadis yang ia sayangi sekarang belum memulai sebuah hubungan yang serius, jadi tak masalah bukan?

"Kenapa memandangiku begitu Lay-ssi?"

Lay tersentak dan berdehem pelan, sehingga Irene didepannya hanya tersenyum geli melihatnya.

"Dari tadi aku bertanya kau ingin makan apa tapi kau malah melamun." Kata Irene merasa lucu.

Squares : Love and Sacrifice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang