Chapter 9

1K 227 62
                                    

"Terimakasih, maaf jika kau jadi repot mengantarku Lay-ssi."

Irene dan Lay baru saja sampai didepan rumah Irene, dimana Lay baru saja mengantarkan Irene pulang kerumah malam ini karena mobil Irene yang entah kenapa mogok ditengah jalan. Irene yang kebetulan tak tahu lagi siapa yang bisa dimintai tolong akhirnya menghubungi Lay dan meminta tolong padanya.

Lay menggeleng. "Tidak.. tidak. Aku sama sekali tidak repot. Justru aku senang jika kau mulai mengandalkanku."

Irene tersenyum. Yah harus ia akui Lay memang sosok yang hangat dan penuh pengertian.

Jika begini, siapa yang tidak jatuh cinta dibuatnya?

"Sekali lagi terimakasih." Ucap Irene tulus.

Lay hanya tersenyum manis sebagai jawaban.

"Kalau begitu aku masuk dulu." Kata Irene kemudian. Ia baru saja akan membuka pintu mobil, tapi tiba-tiba lengannya ditahan oleh Lay.

Irene menoleh kepada Lay dengan pandangan bingung.

"Tunggu sebentar." Kata Lay sembari membuka pintunya sendiri dan segera berlari untuk membukakan pintu mobil untuk Irene.

Irene yang menerima perlakuan itu hanya bisa tersenyum dengan wajah tersipu. Irene pun keluar dari mobil dan Lay segera menutup pintunya.

"Sampai jumpa lagi, Lay-ssi." Kata Irene lembut.

Lay tersenyum. "Ya, senang bertemu denganmu hari ini Irene-ssi."

Mereka berdua kembali berpandangan, tanpa menyadari bahwa seseorang sedari tadi terus menatap mereka dengan hati yang perih.

Yoona, yang kini sedang mencoba untuk mengatur hatinya hanya bisa menghela nafas pelan melihat keharmonisan pasangan baru itu dihadapannya.

Namun dengan besar hati, Yoona segera melangkah mendekati kedua orang itu dengan wajah sumringah yang berhasil ia buat.

"Eonnie!" Panggil Yoona membuat kedua pasang mata disana beralih kepadanya.

"Eoh Yoona-ya!" Kata Irene senang. Ia memandangi sang adik yang mendekat dengan senyum lebar. "Mau kemana malam-malam begini?" Lanjutnya bingung setelah melihat pakaian yang dikenakan oleh Yoona bukanlah pakaian rumah.

"Keluar sebentar." Jawab Yoona santai. Ia mencoba mengabaikan pandangan Lay yang sedari tadi tertuju kepadanya.

Irene mengernyit. "Mau kemana?" Tanyanya sekali lagi untuk memastikan.

Yoona tersenyum penuh misteri sembari mengendikkan bahu nya. "Yah.. bisa dibilang sebuah kencan." Jawabnya santai, dan Yoona tak mengerti kenapa ia bisa berbohong seperti itu.

"Kencan?!" Seru Irene kaget. "Kencan bagaimana?"

Yoona terkekeh. "Nanti saja kuceritakan. Sekarang aku pasti sudah ditunggu karena terlambat. Aku pergi eonnie." Kata Yoona sembari mencium pipi sang kakak dan pergi begitu saja melewati Lay yang sekarang merasa tidak karuan.

Entah kenapa, tapi Lay sangat tidak menyukai keadaan ini, dimana Yoona baru saja mengatakan bahwa ia akan pergi berkencan.

Irene yang melihat gelagat aneh dari Lay hanya mengernyit bingung lalu menepuk pundak pria itu untuk menyadarkan lamunannya.

"Lay-ssi, wae geuraeyeo?" Tanya Irene bingung.

Lay menggelengkan kepalanya. "Aniyeo. Gwenchanayeo Irene-ssi."

Squares : Love and Sacrifice Where stories live. Discover now