Special Chapter

2K 229 94
                                    

"Putus?! Kalian putus?!"

Yoona spontan menutup mulut Pinky yang berteriak didepannya.

"Ssttt..." Kata Yoona sembari menempelkan telunjuk di bibirnya, mengisyaratkan agar Pinky diam.

Pinky melepaskan tangan Yoona dengan sebal.

"Kenapa? Dia selingkuh?" Tanya Pinky marah.

Yoona mengendikkan bahunya malas. "Tidak."

Pinky mengernyit. "Lalu apa masalahnya?"

Yoona terdiam. Ia mengambil cangkir tehnya dan menyesap pelan tehnya yang uapnya masih mengepul di udara.

"Yoona-ya.." Pinky menatap Yoona lekat.

Yoona menunduk. Hatinya sesak namun ia tak bisa menangis. Entah kenapa.

"Aku yang memutuskannya." Kata Yoona membuat Pinky mendesah pelan.

"Ya ya." Pinky memutar bola matanya malas. "Masalahnya karena apa?"

Yoona membuang muka, memandang jalanan kota Paris yang terlihat ramai. Kini, Yoona dan Pinky sedang berada di balkon sebuah restoran lokal untuk makan siang, dengan ditemani cuaca musim semi yang terasa cerah.

Berbanding terbalik dengan perasaan Yoona saat ini.

"Kau tahu Pinky-ah." Yoona berujar sembari menatap dua ekor burung pipit yang asyik bercumbu di atas pagar pembatas balkon. "Kurasa aku mulai lelah."

Pinky terdiam. Ia menunggu Yoona melanjutkan kalimatnya.

Yoona mendengus lalu terkekeh hambar. "Kami sudah menjalani hubungan hampir 7 tahun lamanya, hingga kini umurku hampir 28 tahun."

Pinky menggigit bibir bawahnya. Sepertinya sekarang dia mulai mengerti apa alasannya.

"Diusiaku ini Irene eonnie sudah memiliki seorang anak berumur 2 tahun yang sangat lucu." Kata Yoona sembari tersenyum, karena tanpa sengaja membayangkan wajah keponakannya yang imut. "Dan sekarang Jisung sudah berusia 6 tahun."

Yoona kemudian menolehkan kepalanya kearah Pinky yang tersentak. "Dan kau.." Yoona mendengus pelan. "Kau bahkan sedang hamil muda."

Pinky menunduk, mengusap perutnya yang masih terlihat rata sembari tersenyum malu-malu.

Yoona kembali mendengus, kali ini sambil menyilangkan tangan didadanya dan bersandar di kursinya.

"Dan si brengsek Oh Sehun itu belum melamarku juga!!" Serunya sedikit frustasi.

Pinky terkejut. Ia refleks menoleh kekanan dan kekiri, kearah orang-orang yang memandangi mereka berdua dengan kaget.

"Yak! Pelankan suaramu." Bisik Pinky malu.

"Pinky-ahhhh..." Yoona mendesah keras. "Kenapa ya dia tidak melamarku juga?"

Pinky kali ini mengambil sebuah garpu kue dan memukulnya pelan ke kepala Yoona.

"Auw yak!" Seru Yoona tertahan. "Kenapa kau memukulku?"

"Kau lupa?" Tanya Pinky dengan nada malas. "Kau pernah dilamar 4 tahun yang lalu, tapi kau malah menolaknya dan mengatakan bahwa kau masih ingin berkuliah lagi dan mengejar mimpimu sebagai perancang mode!" Seru Pinky sebal.

Yoona terdiam. Ya, memang ia pernah menolak lamaran Sehun saat itu. Saat ia malah ingin mengejar mimpinya sebagai desainer. Dulu, Yoona hanya menuruti keinginan ibunya untuk berkuliah bisnis, namun sejak masalahnya dan ibunya sudah teratasi, Yoona tertarik untuk mengejar mimpinya dan ia bersyukur sang ibu mengizinkannya.

Squares : Love and Sacrifice Where stories live. Discover now