Chapter 14

1.4K 258 38
                                    

"Selamat pagi eonnie!!"

Irene menoleh kepada Yoona yang hari ini tampak sangat manis dengan dress selutut yang dipadu dengan jaket denimnya. Irene hanya tersenyum tipis dan kembali melanjutkan sarapannya.

Ini sudah tiga hari berlalu sejak malam Irene mendapati Yoona dan Sehun berkencan malam itu, dan Irene sudah menghindari bertemu Yoona dulu sementara ini.

Namun pagi ini, Irene salah perkiraan. Gadis itu sepertinya ada kuliah pagi dan tentu saja mereka jadi bertemu saat jam sarapan pagi begini.

"Eonnie, kau tahu tidak?" Yoona bicara dengan wajah riang sambil mencomot satu roti dan mulai mengoles selai. "Aku dan pria itu sudah-"

"Aku pergi duluan ya." Potong Irene sambil bangkit dan mengusak kepala Yoona. "Kau pergi sendiri kan?"

Yoona yang kebingungan hanya bisa mengangguk pelan dan menatap kepergian Irene yang terkesan tiba-tiba.

"Ada apa dengan eonnie?" Gumam Yoona heran, lalu kemudian memakan rotinya yang sudah selesai dioleskan selai coklat kesukaannya. "Mungkin sedang sibuk." Jawabnya sendiri kemudian.


•••


Yoona berjalan gontai, sesekali tersenyum sambil memegangi pipinya yang terasa panas. Ia bahagia, sangat. Terutama saat ia mendapat voice note pagi ini dari pria yang sudah resmi menjadi kekasihnya tiga hari yang lalu itu.

"Selamat pagi, sweetheart. Kuliah yang benar dan jangan berdandan yang cantik. Aku tidak mau nanti harus mendapatkan saingan yang lebih banyak lagi."

Yoona kembali tersenyum riang. Nyatanya ia berdandan sangat cantik, dengan rambut yang dikuncir ekor kuda dan memakai dress yang dipadu dengan jaket denim. Ia memakai sedikit makeup karena Sehun akan menjemputnya di kampus nanti sore untuk berkencan.

"Noona!"

Yoona menoleh, kearah Jinyoung yang sedang berlari kecil kearahnya dengan wajah yang sulit diartikan. Yoona mengernyit heran saat Jinyoung sudah sampai dihadapannya.

"Kau berkencan dengan Oh Sehun?" Tanya Jinyoung, tapi melihat Yoona mendelik padanya Jinyoung segera berdehem dan menambahkan, "hyung."

Yoona menghela nafas pelan sebelum tersenyum lebar. Ia mengangguk malu membuat Jinyoung menganga.

"Kenapa?" Tanya Jinyoung tak terima. "Noona, kenapa kau mau dengan playboy seperti dia sih?"

Yoona tertawa. Dia mengusak rambut Jinyoung gemas.

"Yak Jinyoung-ah. Semua orang berhak mendapatkan kesempatan bukan?"

Jinyoung mendesah pasrah, "tapi.."

"Sudahlah. Aku yakin dia sudah berubah." Kata Yoona tenang. "Lagipula jika dia berulah, aku akan langsung menghajarnya. Jadi tolong jadi mata-mataku ya." Lanjut Yoona lagi sambil terkekeh pelan.

Jinyoung tersenyum tipis. "Sebelum kau menghajarnya aku akan menghajarnya duluan. Jadi tolong katakan padanya jangan sampai membuatmu terluka." Katanya serius.

Yoona tersenyum. "Katakan sendiri kepadanya."

Jinyoung menggeleng dengan wajah datar. "Aku tidak mau bicara dengannya. Dia menyebalkan."

Yoona kembali tertawa. Ia gemas dengan sahabatnya yang satu ini.

"Pagi-pagi sudah berduaan. Karena itu banyak gosip yang mengatakan kita terlibat cinta segitiga."

Itu Pinky, yang datang-datang sudah memanyunkan bibirnya. Jinyoung yang melihat Pinky langsung tersenyum lebar sementara Yoona hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Squares : Love and Sacrifice Where stories live. Discover now