Chapter 13

1.2K 240 57
                                    

Di sebuah kelab yang cukup ramai, Sehun duduk disudut tampak tak perduli dengan orang-orang yang asyik bergerak mengikuti irama dengan beat yang cukup kencang. Ia hanya diam, sambil sesekali menenggak cairan beralkohol dari gelas yang ia pegang.

"Sehun-ah." Panggil seseorang yang tiba-tiba sudah berada didekatnya, membuat Sehun mendongak dan mendapati Guanlin menatapnya heran.

"Kufikir kau sudah tidak suka lagi kelab malam." Sindir Guanlin sementara Sehun tampak tak perduli.

Guanlin hanya mengendikkan bahu dan ikut duduk disebelah Sehun dan memanggil pelayan.

Dering ponsel Sehun mengalihkan atensi mereka berdua, dan tampaklah nama Yoona disana. Sehun hanya mengehela nafas pelan sebelum kembali menenggak minumannya membuat Guanlin mengernyit bingung.

"Kau tidak akan mengangkatnya?" Tanya Guanlin heran.

Sehun hanya diam saja sembari melirik ponselnya. Merasa kesal karena ponselnya terus berbunyi, Sehun segera membalik ponselnya membuat Guanlin menganga kaget.

"Yak Oh Sehun! Wae geurae?" Tanyanya kaget. "Kalian bertengkar?"

Sehun menggeleng pelan sebagai jawaban.

Guanlin menatap Sehun tak percaya. "Lalu.. apakah kau telah selesai?"

Sehun mengernyitkan dahinya kala mendengar pertanyaan Guanlin barusan. "Maksudmu?"

Guanlin mendesah kasar. "Korban. Jika kau sudah menghindari seorang wanita yang kau dekati, maka kau sudah selesai dengannya." Dengus Guanlin. "Hah sayang sekali. Padahal kufikir Yoona-ssi berbeda. Ternyata dia juga hanya korbanmu semata."

Sehun mendelik mendengar pernyataan Guanlin barusan. "Siapa yang menjadikannya korban?"

"Jadi?" Tanya Guanlin tak habis fikir. "Apa yang kau lakukan saat ini?"

Sehun terdiam sejenak. Ia menenggak habis cauran didalam gelasnya dan menatap Guanlin lekat.

"Dengar.." kata Sehun serius. "Dia bukan korbanku. Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa aku sudah mulai berubah?"

Guanlin mengangguk pelan. "Lalu?"

Sehun mendesah kasar. "Seandainya dia bukan adik Irene, aku tak akan begini Guanlin-ah."

Guanlin melebarkan matanya kaget. "Apa katamu?"

Sehun mengacak rambutnya kesal. "Dia adik Irene. Kau ingat kan? Kim Irene?"

Guanlin menganga lebar. Astaga? Kenapa dunia bisa sesempit ini?

"Aku menghindari Yoona saat ini karena aku bingung Guanlin-ah." Kata Sehun pasrah.

Guanlin yang akhirnya pulih dari keterkejutannya hanya menggeleng tak habis fikir.

"Sudah berapa lama menghindarinya?" Tanya Guanlin kemudian.

Sehun menghela nafas. "Seminggu."

Guanlin mendelik kaget. "Pantas dia menanyakanmu kepadaku."

Mendengar itu Sehun melebarkan matanya. "Yoona? Mencariku?" Tanyanya semangat.

"Ya. Karena itu jangan menghindarinya lagi." Jawab Guanlin datar. "Atau dia bisa saja pergi dari hidupmu."

Sehun terdiam. Tubuhnya melemas.

"Sekarang kutanya padamu." Kata Guanlin serius. "Apa alasanmu menjauh dari Yoona? Apa karena kau masih mencintai Irene, ataukah kau merasa bersalah pada Irene?"

Sehun masih diam. Ia menatap Guanlin sebelum kembali menunduk dan menggeleng. "Entahlah." Jawabnya.

Guanlin kesal mendengar jawaban tidak jelas dari Sehun. Ia pun menatap Sehun datar.

Squares : Love and Sacrifice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang