16

2.2K 166 4
                                    

Matahari muncul sempurna,hari ini hari Minggu.Jadi Shesa bisa bermanja ria menikmati waktu senggangnya yang kini mulai langka.

"Pagi sayang" sapa Mama-nya,menyambut Shesa yang keluar dari kamar masih dengan piyama dan rambut singanya.

"Pagi ma" balas Shesa,

"Hari ini kita ke Bandung yuk,cari angin" ucap Papa-nya

Shesa tersenyum sumringah.Sudah lama ia tidak menghabiskan akhir pekan bersama keluarga kecilnya.

"Setuju" semangat-nya

Kini keluarganya mulai bersiap,Mama Shesa membawa banyak bekal,Papa Shesa sibuk menelfon para asistenya untuk mengurus masalah yang ada di kantor,sedangkan Shesa ia malah merenung di pinggir ranjang nya.

"People come,and people go~" handphonenya berdering,

'Chandol' ,nama yang tertera di layar sana.

Untuk apa pagi-pagi begini Chanyeol menelfon?,apalagi ini kan hari libur.Jadi sepertinya nihil jika Chanyeol berhasil bangun dari ranjang.

"Halo,tumben lo nelpon gu-"

"Sa,mama.. mama.. me-mmeninggal"

Isakan tangis Chanyeol masih bisa terdengar,rasanya seperti ada sebuah petir yang menyambar hatinya.Tubuhnya mulai lemas,matanya berkaca-kaca.

"Chan,gue ke rumah lo sekarang" ucap Shesa,memutus sambungan telfon.

Shesa panik,ia lunglai tak tau harus bagaimana.

Ah,kasih tau Mama,pikir Shesa.

Ia berlari,dengan sisa-sisa tenaganya yang terkuras habis karena pikirannya sendiri.
Ia memikirkan bagaimana perasaan Chanyeol sekarang,Chanyeol butuh dia sekarang!

Shesa harus cepat,jangan sampai ia malah menambah Chanyeol beban.

"Mah-hiks,"

Mama Shesa merasa kebingungan,melihat putrinya sudah bercucuran air mata.Pundaknya yang naik turun,menahan isak tangis.

"Kenapa?" tanya nya

"Mah,kita kerumah Chanyeol sekarang,mamanya,hiks.. meninggal mah" ucap Shesa,menahan isakan yang membuat kata-katanya seperti kumur-kumur.

"Inalilahi" ucap Papa Shesa,mereka pun langsung menuju rumah duka.

"Sa,pake nih" ucap Mamanya,memberikan pasmina berwarna hitam yang tadi ia tarik secara buru-buru.

Shesa menerimanya,lalu melilitkan secara simple untuk menutupi rambutnya yang tak karuan.

.

Laki-laki jangkung,menatap sendu ke arah jenazah perempuan.Ingin sebenarnya ia teriak menuntaskan kesedihan yang benar-benar menyekik.

"Chan,gue disini"

Shesa datang,mengelus pundak sahabat lamanya yang sedang meratapi kesedihan.

Chanyeol,mendekap Shesa dalam pelukannya.Matanya berkaca-kaca.Rintik-rintik air mata mulai tergelincir.Tak sanggup ia menahan sendiri kesedihan.

"Nangis aja Chan,gue nggak akan.. hiks ngeledekin lo hiks gue janji"

"Gue-gue kehilangan Mama Sa,sekarang Mama udah nggak ada di sisi gue" ucap Chanyeol.

Shesa mengambil nafas,ia tidak ingin terlihat rapuh di depan orang yang keadaannya lebih rapuh dibandingkan dirinya.Shesa harus bersikap sok tegar.Ia harus menghibur Chan,bukan malah membuatnya tambah bersedih.

Pemakaman telah selesai,kemeja putih Chanyeol ternodai oleh tanah merah.Mungkin ini adalah kenangan terakhirnya bersama sang Mama.

"Mah,tenang ya disana,Chan janji akan bikin Mama bangga" ucap Chan,sebelum menghantarkan mayat sang ibunda ke liang lahat.

Shesa memeluk erat sahabat laki-lakinya yang terus menangis,menitikkan sebuah air mata kesedihan.

"Sabar Chan,Mama lo pasti sedih,dia pasti nggak tenang ninggalin lo kalo lo kayak gini" ucap Shesa,mengelus pundak Chan

"Iya,gue akan buat Mama bangga,dan gue minta satu hal Sa sama lo"

"Apa?apa yang lo minta dari gue?" tanya Shesa.

"Tolong biarin gue jagain lo seperti gue ngejaga Mama,begitupun rasa sayang gue" ucap Chanyeol,mendekap erat pelukan Shesa.

"Yeol,maksud lo gue jadi pengganti Mama lo gitu?berarti lo manggil gue Mama gitu?" ledek Shesa,di sela-sela tangisnya.

"Sa,lo garing banget sumpah"



Next ga?
Maaf ya cuma dikit

Gomawo atas supportnya

My Bad Boy × Sehun  [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now