32

1.8K 119 17
                                    

Holla, para readers yg budiman..
Jangan lupa votmend ya gaiseeeeeeeeeeee

----

"Kamu ngantuk ya?!"

"Enggak!" teriak Shesa,

"Kok dari tadi diem aja sih?" tanya Sehun-lagi.

Ia mulai jengah dengan diamnya Shesa selama di atas motor kesayangannya yang melaju pada batas kecepatan normal. Ia menjadi bingung bagaimana memancing wanita yang dicintainya untuk bicara lebih banyak padanya.

"Nggak boleh?!" balasnya ketus,

Kalau sudah begini Sehun tak berani mengambil langkah lebih lanjut. Takut-takut terjadi hal yang tidak diinginkan di atas si motor kesayangannya ini. Lebih seramnya lagi kalau si 'hitam' lecet kan.

Setelah tiga menit lebih mereka saling melempar hening, akhirnya si 'hitam' sampai di rumah yang dituju oleh tuannya.

"Aku masuk boleh nggak Sa?" tanya Sehun, yang masih menegakkan kesopanannya.

"Nggak usah, langsung pulang, istirahat"

Sehun menatap Shesa kecewa, walaupun kecewa namun ia masih bisa dibuat tersenyum karena kekhawatiran Shesa yang disampaikan secara tersirat.

Shesa pun dapat melihat guratan kecewa dalam senyum tipis laki-laki tampan yang membuatnya kesal ini. Tapi bagaimana lagi, ia tak ingin membuat Sehun kelelahan, karena adanya perban di kepalanya itu. Walaupun Shesa belum tahu pasti apa yang terjadi pada lelaki-nya, tapi ia yakin bahwa Sehun butuh istirahat lebih terlihat dari bibir pucat yang membuatnya iba.

"Udah sana!"

"Iya ini mau pulang, tapi itu bibirnya nggak usah moyong-moyong gitu dong, hahaha" ledek Sehun bersamaan dengan tawa yang menggoda Shesa.

"Shesa kok nggak masuk- eh ada nak Sehun"

"Iya, tante"

Sehun dengan santainya berjalan melewati Shesa untuk mencium punggung tangan 'calon mertua idamannya'.

"Kenapa nggak masuk?" tanya Mama Shesa.

"Em, disuruh langsung pulang tante sama Shesa" ceplos Sehun, dihadiahi tatapan menohok dari adik kelasnya ini.

"Kok begitu sih, ayo masuk cepetan!" suruh sang Mama yang menarik paksa laki-laki tampan yang tadi berdiri di depannya.

"Mahh! Kok aku ditinggal?! Aku bilangin Papa nii kalo Mama bawa laki-laki lain masuk ke rumah!" teriak Shesa-kesal akibat perbuatan Mamanya.

Sedangkan yang dituju dengan tidak berdosanya mengabaikan suara melengking sang putri.

Mau tak mau, Shesa melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Ia menggertak-gertakkan kaki membuat Sehun menahan tawa. Entah kenapa Shesa begitu kekanakan saat di rumah, membuat Sehun betah tak ingin kembali ke rumahnya.

"Tante bikinin minum dulu ya sebentar"

Tinggalah Sehun dan Shesa yang duduk di sofa berjauhan.

Tak ada yang membuka pembicaraan, karena Shesa masih menahan kesalnya. Dan Sehun terlalu gemas melihat tingkah wanitanya yang sedang merajuk kesal.

"Ini diaa, coklat panas spesial"

Sehun tersenyum melihat kehadiran Mama dari Shesa membawa secangkir coklat panas.

"Makasih tante"

"Sama-sama, tante ke kamar ya, kalian omongin masalah kalian baik-baik deh ya" ucapnya,

Sepeninggalan sang Mama, Shesa menatap Sehun sengit.

"Sana pulang!" cetus Shesa,

"Bentar, aku abisin minumnya dulu nanti aku pulang" bual Sehun

Hening.

Sehun meneguk coklat panas,

"Sa, kenapa jauhan gitu sih duduknya?" tanya Sehun,

Shesa berdecak malas,

"Sa, kenapa diem aja?"

"Shesa, kamu marah? Ngambek? Apa laper?"

"BERISIK BANGET SI! Kakak nggak tau kalo selama kakak nggak ada aku khawatir?! Kakak ilang gitu aja! Nggak ada kabar, emang Kakak nggak tau caranya ngirim pesan?! Oiya aku lupa aku kan BUKAN SIAPA-SIAPANYA KAKAK!"

Shesa bungkam, ia dibuat terkejut dengan perkataannya sendiri. Nafasnya terengah akibat ucapan panjang yang menguras pasokan oksigennya.

Sehun mendekatkan dirinya ke tempat dimana Shesa masih tertegun dengan kata-katanya sendiri.

"Maaf"

Mata Shesa mulai berkaca-kaca mengingat bagaimana rindunya ia pada laki-laki pucat di depannya. Bagaimana kecewanya ia saat ditinggalkan, dan bagaimana sesaknya ketika ia menyalahkan perasaannya sendiri.

Bendungan air mata tak mampu ia tahan lebih lama, air itu terjun begitu saja. Berkalut bersama sedihnya hati Shesa.

Tubuh jangkung Sehun merengkuh tubuh wanita yanh tengah menangis di hadapannya. Walaupun ia dihadang oleh berontak pelan sang pujaan hati.

"Aku minta maaf, semua terjadi begitu aja asal kamu tahu, dan aku-"

"Cukup, Kakak nggak usah repot-repot hiks.. kasih penjelasan, aku kan emang nggak pernah berarti buat Kakak, dari awal Kakak maksa aku buat jadi pacar Kakak, dan berakhir kayak gini kan!"

Deg

Sehun merasa lututnya lemas dengan penuturan Shesa, ditambah wajah yang berlumur air mata dan raut wajah kecewa yang terpampang jelas.

"Denger aku, aku-aku minta maaf, dan aku mohon sama kamu untuk kita ulang semuanya dari awal. Kamu mau kan kita jalanin semuanya dari awal seperti mana seharusnya"

Setelah Sehun menyelasaikan ucapannya ia dibuat bingung karena Shesa malah semakin mengeraskan suara tangisnya sambil menggelengkan kepalanya brutal.

"Oke, kalo kamu emang nggak mau nggak apa-apa, tapi jangan nangis kayak gini" ucap Sehun, kedua tangannya mengadah wajah Shesa dan menghapus jejak air mata di pelupum matanya.

Shesa malah semakin menggelengkan kepalanya lebih brutal. Dengan isakan tangis yang ia coba redam.

"A-aaku hiks.. Aku nggak ng-ngerti hiks.. Yang Kakak maksud apa hiks.. Ak-aku nggak ngerti"

Kalian tahu, Sehun ingin salto rasanya:)














Tbc

Jangan lupa spam komen ya, vote juga yeorobun!

Love

My Bad Boy × Sehun  [TAHAP REVISI]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن