33

1.9K 104 30
                                    

Happy reading..💘

Hari sudah berganti, mentari mengintip melawati celah jendela ke dalam kamar bernuansa abu-abu biru yang berisikan pasangan baru.

"Kak, ayo bangun, nanti kopinya keburu dingin" rengek sosok perempuan cantik, dengan rambut sebahunya yang kini di biarkan memanjang.

Sedangkan sosok laki-laki yang tergeletak di ranjang,  masih enggan melepas diri dari gulungan selimut hangat. Ini adalah hari liburnya, ia ingin berlama-lama melepas sesaknya dunia bisnis bersama sang kasur yang empuk. Namun sayangnya sang istri tidak memberikan quality time nya bersama kekasih gelapnya-kasur.

"Masyih ngancuk" ucap lelaki itu tak jelas, seperti mengigau.

"Ayo kak, udah pagi tauuu"

Si jangkung itu malah dengan tidak sopannya menarik sang istri ikut berbaring di ranjang. Memeluknya layaknya guling yang selalu jadi sandaran air liur yang menetes dari mulut. Dan melanjutkan tidurnya tanpa merasa bersalah dengan keadaan sang istri yang mulai sesak karena pelukannya yang sangat erat.

"Kak lepasss!" Sang istri meronta, dan berhasil keluar dari bekapan lelaki yang masih asik terpejam ria.

"Kak, kalau nggak bangun juga aku siram ya kamu pakai kopi"

Malas sekali rasanya pria itu membuka mata, tak rela rasanya jika tubuhnya berpisah dengan ranjang yang sejuk dan damai-sebelum sang istri datang. Tapi baiklah, laki-laki itu tidak mau membuat kekasih gelapnya-kasur-tenggelam dengan air kopi yang sang istri seduh.

"Ya..ya, aku bangun"

Dengan suara parau khas seseorang yang baru bangun tidur, lelaki jangkung itu mendudukan dirinya dan bersender di headboard. Tak lupa ia menyempatkan diri untuk mengecup kening sang istri yang telah menyiapkan secangkir kopi latte  kesukaan sang suami.

"Sini aku minum kopinya"

Cangkir kopi latte pun diserahkan sang istri kepada laki-laki yang ada di depannya. Rambutnya yang acak-acakan tidak sama sekali mengurangi ketampanan pada wajah sang suami. Tidak salah perempuan itu memilih calon suami yang kini sudah sah dengannya.

"Manis, kayak yang buat" godanya,

"Nanti aku sampein ke pak Jajang" balas sang istri, yang di tanggapi tatapan bingung si laki-laki.

"Loh kok pak Jajang?"

"Kopinya itu buatan pak Jajang, aku yang minta tolong buatin kopi untuk kamu sama dia"

"Uhukk-sseriusan ini bikinan pak Jajang?!"

"Hhahaha, aku bercanda tau, makanya jangan suka gombal pagi-pagi, wleee" sang istri langsung melesat pergi meninggalkan sang suami yang jengkel dengan tingkah wanita cantiknya.

"Awas ya kamu Sa, nanti ku balas"

Shesha tersenyum dengan cerahnya. Betapa ia bersyukur kepada Tuhan yang telah membuatnya bahagia dalam satu bulan pernikahan nya.

Tuhan benar, yang pertama belum tentu akan mejadi yang terakhir. Dan yang pernah ada akan terganti dengan yang paling setia. Semua itu akan terus berputar dalam rotasi kehidupan manusia. Terserah, mau percaya atau tidak.

"Ngapain senyum-senyum disini?"

Pelukan dari belakang membuat Shesa ingin teriak kaget. Sang suami memang kerap kali membuat jantungnya melompat bahkan hanya dengan menatap wajahnya saja bisa membuat jantungnya berguncang.

"Ingat mantan" jawab Shesa, sekenanya.

Pelukan keduanya dilepas sepihak. Lelaki itu memilih meninggalkan Shesa dan duduk di sofa yang tak terlalu jauh dari tempat awalnya.

"Aku tahu, kamu belum bisa move on kan dari mantan kamu yang satu itu"

"Yang mana? Aku cuma bercanda tadi" jelas Shesa,

Suasana mulai memanas, dengan nada bicara sang suami yang mulai datar dan arah pembicaraan yang juga nampaknya tak bagus.

"Aku tahu dia masih sering berbalas pesan dengan mu, juga diam-diam kamu masih simpan foto mantan mu di ponsel kan?" Tanya sang suami,

Jujur saja Shesa tak ingin membalas perkataan sang suami, tapi ia juga tak terima. Ini namanya menuduh, jelas-jelas ia hanya bercanda tadi.

"Kamu ngomong apa sih? Semenjak kita menikah aku sama sekali nggak pernah berhubungan dengan masa lalu ku!"

"Aku tahu semuanya, dia laki-laki tinggi, kulit putih, si Sehun laki-laki brengsek itu, iya kan!" Sambil berucap laki-laki itu mengambil langkah siaga bersiap segera berlari.

"Sehuuunnnnn!"

"Seneng banget sih bikin aku kesell! Ishhh awas ya kamu! Sini kamu aku jambak kamu ya!"

Dan aksi kejar-kejaran pun terjadi di dalam rumah. Pertengkaran rumah tangga di pagi hari nampaknya kurang baik untuk ditiru. Tapi sesekali memang pertengkaran-lah yang menjadi tali persatu perbedaan yang ada dalam satu hubungan.

Ya, sepasang suami-istri yang satu ini memang masih nampak seperti pasangan murid  SMA padahal keduanya sudah sama-sama lulus kuliah, dan sudah membangun karir masing-masing sesuai minatnya.

"Udah sini jambak nih rambut aku, jangan lari-lari lagi deh nanti capek dedek-nya yang di dalem perut kamu" ucap Sehun mengalah,

"Mulai deh halu" Shesa tak segan menyentil kepala suaminya yang terlalu halu dan dramatis ini. Juga ia menyempatkan diri untuk menjambak rambut hitam legam Sehun sebagai balasan kekesalannya.

"A..aaa ampun, a-aaku kan nggak halu, nanti juga ada saatnya ada dedek bayi di perut kamu kan" bela Sehun,

"Iya aku tau sayang, tapi kan sekarang belum ada"

"Yaudah nanti kalau udah ada kamu jangan jambak-jambak rambut ku terus ya"

Shesa menggeleng.

"Kamu nggak kasian sayang, sama aku, masa nanti anak kita punya ayah botak karena di jambakin ibunya" Ucap Sehun dramatis.

Dan lagi-Shesa menjambak rambut Sehun hingga keduanya berguling di lantai, dan menyelesaikan semua drama di pagi ini.

---

@shellra_


My Bad Boy × Sehun  [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang