2. Moonlight

50.9K 5.2K 2.9K
                                    


Bagian dua.

Moonlight (2016)

"I feel like I'm always searching for something.. For someone."

"Well, at some point you gotta decide for yourself who you gonna be. Can't let nobody to decide that for you."

❀❀❀❀

Tara

Gue gak pernah bisa membedakan perempuan dan laki-laki kecuali dari fisik dan jenis kelamin mereka.

Belasan tahun gue menghabiskan waktu 10 jam sehari dengan atlet lain -baik perempuan atau laki-laki, gue merasa mereka semua sama.

Mereka sama-sama punya keinginan.

Mereka sama-sama punya tujuan.

Mereka sama-sama punya kesulitan.

Mereka sama-sama punya pilihan.

Mereka sama-sama punya hak atas apa yang udah mereka pilih.

Meskipun dibedakan atas perempuan dan laki-laki, pada dasarnya mereka sama-sama manusia. Proses yang mereka alami, suka-duka di hidup mereka, cara mereka menanggapi hidup.. Semuanya sama.

Namun semenjak mengenalnya, gue akhirnya bisa mengerti perbedaannya.

Perempuan dan laki-laki.

Hari itu, masih di pertengahan tahun 2013.

"You did great."

"Thanks for doing your best."

DRRRT.

DRRRT.

Kalau bukan karena hape yang terus-terusan bergetar, mungkin situasinya masih akan sama -gue diam menatapnya, bingung harus membalas apa. Sementara dia pun gak membantu sama sekali, malah ikutan diam sambil balas menatap..

Mami : Kamu dmn? Mami udah nunggu di parkiran Salihara.

Gue mengalihkan pandangan dari layar hape ke sosoknya lagi. Masih gak berubah. Dia tetap menatap kedua mata gue intens, seolah sedang ingin mendalami gue dengan matanya, dan semua keheningan ini membuat situasi jadi semakin canggung, karena udarapun gak berani ikut campur.

"Makasih.."

Entah itu pujian atau ucapan selamat, gue tetap harus mengucapkan terima kasih.

"You did great too with the movie.," balas gue memuji. Bukan karena menurut gue perlu untuk membalas pujiannya barusan, tapi karena dia berhak mendapatkan itu untuk film sebagus tadi.

Dia masih diam.

Dia masih menatap kedua mata gue dengan sinar yang sama.

"Gue... Balik dulu. Thanks sekali lagi," gue menunjuk botol air, tanda kalau gue berterima kasih karena kebaikannya tadi.

Lama menunggu, sepertinya dia masih diam dan berkutat dengan pikirannya sendiri. Gue pun memilih langkah menjauh. Beberapa aja karena gak lama setelah itu, gue mendengar lagi suaranya.

 Beberapa aja karena gak lama setelah itu, gue mendengar lagi suaranya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
LukacitaWhere stories live. Discover now