5. Steps of May

38.6K 4.4K 2.5K
                                    







Bagian lima.

27 Steps of May (2018)

"Mau sampai kapan kamu membiarkan masa lalu menyakiti masa depanmu?"

- self-quotes inspired by this movie

❀❀❀❀

Tara

"Kalo diliat-liat.."

"Lo lucu juga ya."

Di masa SD, gue dan dua sahabat percaturan gue -Gigi dan Edwin, pernah berdebat soal siapa musuh terbesar kita di dunia.

Edwin bilang musuh terbesarnya adalah Pak Santos karena dia sering marah-marah kalau Edwin telat datang ke Percasi, sedangkan Gigi bilang musuh terbesarnya adalah laki-laki.

Jelas, Edwin tersinggung. Dia laki-laki -meskipun kadang suka ngumpulin souvernir Hello Kitty dari McD. Edwin bilang, "Kenapa laki-laki? Salah apa dengan laki-laki?"

Karena masih kecil, bahasa kita masih baku.

"Laki-laki itu brengsek. Mereka sering menipu perempuan dengan menikahi mereka, tapi sesudah tahun berganti, laki-laki pergi cari perempuan yang lain."

Gue di masa kecil hanya bisa mengerutkan kening, berpikir keras gimana bisa sahabat gue yang umurnya masih 9 tahun itu kenal dengan kosakata dewasa seperti brengsek.

Barulah setelah kita beranjak SMA dan mengerti apa arti kata brengsek menurut KBBI, gue dan Edwin tau kalau ayah Gigi selingkuh dengan teman ibunya sendiri.

Semenjak itu, musuh Gigi perlahan juga berubah jadi musuh gue. Gue jadi takut dengan laki-laki karena selalu kesal mengingat perbuatan ayahnya Gigi. Papi dan Edwin jadi pengecualian. Mami cerita Papi gak akan mungkin selingkuh, "Gak ada juga yang mau sama Papi kamu. Mami aja bingung dulu kenapa mau sama Papi."

Edwin? Mungkin dia akan brengsek. Tapi seenggaknya, dia gak akan brengsek sama gue ataupun Gigi. Dia teman yang solid.

Namun laki-laki yang lain?

Entahlah.

"Jangan deh.. Jangan keluar."

Setelah sekian lama gue lupa bagaimana rasanya memusuhi laki-laki, gue sekarang merasakannya lagi.

"Jangan keluar dari Pengantara."

Laki-laki di hadapan gue ini contohnya.

"Entar gue gak ada hiburan lagi."

Saat melihat sosok sepertinya ada di sekitar gue, sekarang gue mengerti kenapa laki-laki pantas dijadikan musuh. Ya, meskipun ada orang bijak bilang jangan men-judge semua pihak pada kategori tertentu, tapi gue merasa gak melakukan judgement apa-apa.

Jelas.

Javier Sjahlendra pantas dijadikan musuh.

Gue pernah gak sengaja mendengarnya ngobrol dengan Aslan dan Rolando, dan tau apa yang mereka bicarakan?

"But actually, Caroline is that good on bed you know.. Like.. Gimana ya? Gue lebih prefer Reshita kayaknya."

"Ya iyalah, Reshita kan pengalaman," Rolando menyahut.

Melihat ekspresi wajah gue yang cengo maksimal, Rumi langsung menarik perlahan tangan gue sambil berbisik, "Lagi WKBC kak."

"Hah?" tanya gue bingung."

LukacitaWhere stories live. Discover now