(8) Don't Listen Secretly

1.2K 210 30
                                    

"jadi MC?!" kaget Soonyoung dan Jungkook. Saat ini Mingyu ingin bermain dirumah Jungkook, tentu saja niat sebenarnya untuk menemui Wonwoo, dan kebetulan Soonyoung juga berada disana.

"jadi Joohyun-sunbae meminta nomor teleponmu karena akan menjadi MC bersamamu di acara classmeeting besok?" simpul Jungkook yang dibalas anggukan oleh Mingyu. 

Dari jauh Wonwoo mendengarkan, entah kenapa hatinya tidak lagi merasakan perasaan aneh itu. Ia menjadi sedikit lebih tenang.

"pantas saja. Aku kira kau sungguhan melakukan taruhan yang dulu itu," racau Soonyoung dibalas lemparan bungkus snack oleh Mingyu.

"tidak mungkin lah. Untuk itulah aku kesini, kawan. Sejak Joohyun-sunbae menghampiriku, aku merasa suasana di sekolah menjadi tidak sama. Ehm, apa ya. Mereka melihatku dengan aneh,"

Jungkook mengangguk, sahabat barunya ini memang sedikit tidak percaya diri.

Padahal sahabatnya ini tampan, tinggi, atletis, bisa jadi orang-orang menatap dia penuh kekaguman, kan? Bukan tatapan menyelidik tidak suka.

"baiklah, besok aku temani kemanapun kau pergi," sahut Jungkook yang disetujui oleh Wonwoo dalam hati.

.

.

Benar sekali, esok paginya seantero sekolah heboh, ketika Mingyu menghampiri kelas 12-1 untuk mencari Joohyun karena mendapatkan titah untuk menghadap ke ruang guru. 

Duo pasangan fenomenal itu langsung saja menjadi topik pembicaraan paling favorit dan sering disebut. Tidak sedikit dari mereka yang menganggap pasangan ini begitu serasi dan berharap mereka akan menjadi pasangan baru.

Namun tidak sedikit juga yang berperan bak netizen penuh kejulidan.

Wonwoo yang saat itu duduk sambil membaca novel, mendengar sendiri komentar-komentar pedas tidak suka dari  kelasnya baik lelaki maupun perempuan. Kedua matanya berpura-pura membaca walaupun tak sedikitpun masuk ke dalam otak.

"kau lihat sendiri kan tadi. Itu Mingyu, anak baru yang dari desa itu. Kau bisa bayangkan betapa menyedihkannya acara classmeeting besok,"

"ini semua karena Daniel yang mengusulkan. Sepertinya Daniel mengantuk. Mengapa tidak Cha Eunwoo dari kelas 11-1 saja? Atau Jeon Jungkook, atau siswa kelas 12-3 itu, siapa namanya, ah iya, Hwang Minhyun,"

"kau benar, Mingu dan Joohyun jatuhnya seperti kopi dan susu. Hitam begitu, dekil pula, tsk,"

"setidaknya ia jauh lebih berbakat daripada kalian yang hanya bisa bicara dibelakang tanpa bisa melakukan apa-apa," seisi kelas mendadak hening setelah Wonwoo meletakkan novelnya dimeja dan memberikan tatapan menusuk kepada mereka.

Tidak ada Soonyoung dan Taehyung kala itu yang biasanya mewakili semua isi hati Wonwoo. Ia bisa saja berlagak tidak peduli, tapi ada sesuatu di lubuk hatinya yang ikut terluka walau ucapan pedas itu bukan untuknya.

"kau ada masalah Wonwoo? Bukankah aku memuji adikmu, mengapa kau marah?" kali ini dijawab oleh Sana, siswi yang sebelumnya sempat mengabsen seseorang yang lebih baik menjadi MC daripada Mingyu.

"aku tidak marah. Aku hanya muak mendengarkan kalian yang untuk berbicara saja tidak dipikir. Apa kalian memang tidak bisa berpikir? Pantas saja,"

Sontak wajah Sana merah redam menahan amarah, berada di kelas yang sama selama tiga tahun baru kali ini seorang Jeon Wonwoo berbicara kepadanya. Ia tidak tahu dibalik diamnya bibir tipis Wonwoo bisa mengeluarkan kata-kata pedas nan menusuk.

Suara gebrak meja menambah beratnya suasana di kelas 12-1. Nakamoto Yuta, kekasih Sana itu menggebrak meja Wonwoo tidak terima dan Wonwoo sedikit mengangkat dagunya angkuh.

Sudah kepalang begini, Wonwoo tidak bisa mundur dan diam membaca lagi. Diperhatikannya wajah Yuta yang menatapnya penuh benci.

"apa masalahmu, hah?! Beraninya berkata seperti itu!"

"dan apa masalahmu juga, aku tidak berbicara kepadamu,"

Merasa diremehkan Yuta menarik kerah baju Wonwoo paksa, membuat sang empunya sedikit terkejut namun masih tetap bisa menjaga ekspresi. Seluruh siswa dikelas itu sontak berusaha menahan Yuta yang sepertinya akan mendaratkan kepalan tangan ke wajah mulus Wonwoo kapan saja.

"kau tahu, aku muak melihat wajah sok pintarmu itu,"

"iya aku tahu, dan semuak itu juga aku melihat wajah tidak pintarmu, Nakamoto-ssi,"

Yuta tidak tinggal diam, ia segera mengayunkan kepalan tinjunya pada tulang pipi kiri milik Wonwoo.

Dalam diam Wonwoo bersumpah jika ia tahu akan seperih ini mungkin ia memilih untuk menunggu Taehyung atau Soonyoung berada di sampingnya. Separuh wajah Wonwoo seakan hampir mati rasa namun tetap, ia tidak bisa mundur lagi.

Sudut bibirnya tersenyum remeh, matanya menatap pas mata Yuta, "kenapa? Hanya segini kemampuanmu? Payah,"

"kau!"

Yuta baru akan melayangkan tinjunya kembali sebelum Taehyung datang mendorong bahu Yuta dengan keras sehingga melepas cengkraman tangannya dan Wonwoo jatuh terduduk dengan sedikit terbatuk pelan. Kejadiannya begitu cepat, tahu-tahu juga Jungkook muncul dari belakang dan hampir melayangkan tinjunya ke wajah Yuta.

"hentikan Jungkook,"

Tubuh Jungkook ditahan oleh Soonyoung dan Seokmin, Jungkook menggeram frustasi, "tapi hyung,"

"kubilang hentikan. Percuma meladeni manusia otak rendah seperti dia,"

Wonwoo berdiri dari kursi dan berbalik berjalan menyeruak kerumunan yang entah sejak kapan penuh mengerubungi dirinya dan Yuta. Setelah ini jam pelajaran akan dimulai, masalah akan menjadi lebih panjang jika ada guru yang melihat.

Wonwoo berjalan kearah UKS, sedikit menyesal karena lupa membawa novelnya. 

Ia baru akan meraih gagang pintu UKS sampai sebuah tangan menahan dan memutar bahunya, menghadapkan pada dada bidang berbalut seragam milik seseorang yang lebih tinggi darinya.

Kim Mingyu, napasnya terengah-engah tanda ia baru berhenti berlari, beberapa peluh mengalir di pelipis kepala. Kedua tangannya menangkup wajah Wonwoo, dan dengan perlahan ibu jarinya mengelus permukaan pipi Wonwoo yang sedikit lebam dengan warna biru-keunguan.

Keduanya enggan berbicara, Mingyu yang menatap penuh khawatir dan Wonwoo yang tenggelam dalam pesona mata kelam Mingyu.

Kemudian dengan perlahan Mingyu menarik tubuh Wonwoo, menenggelamkan tubuh kecil lelaki itu yang terasa sangat pas dalam dekapannya.

"hyung, jangan dengarkan mereka diam-diam lagi. Aku tidak apa-apa, sungguh. Maafkan aku hyung, maaf,"

.

.

.



Teen, Age [MEANIE]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant