(18) Say Yes

1.1K 197 23
                                    

.

.

Mingyu bersungguh-sungguh dalam pesannya, hanya dalam hitungan menit Wonwoo mendengar panggilan sang Eomma dari lantai bawah, katanya "Wonwoo sayang! Turun, ada temanmu datang,"

Yah, eomma Jeon, putramu ini kembali harus menahan malu karena ada embel-embel 'sayang' dibelakang namanya, untuk situasi biasa sih tidak masalah. Tapi dibawah ada seorang Kim Mingyu yang tidak biasa, pesonanya ituloh..  luar biasa.

Wonwoo mengintip dari celah kusen pintu, tampak sosok yang ia cari selama beberapa hari ini duduk di teras depan memakai jaket hitam dengan rambut yang sedikit berantakan menunjukkan dahi kotak indah terkena paparan lampu teras rumah.

"kenapa mengintip begitu? Kemari Hyung"

Yah, ketahuan.

Dengan langkah kecil Wonwoo mendudukkan tubuhnya di kursi kosong sebelah Mingyu, bibir tipisnya enggan memulai pembicaraan membiarkan suara desau malam berada di antara mereka.

'apa kamu baik-baik saja?'

'sehat gyu?

'kemarin kau kemana?'

Kedua tangan Wonwoo saling meremas erat, menahan mati-matian bom pertanyaan yang berkecamuk dalam benak maupun pikiran. Ini karena bibirnya tidak pernah mau bekerjasama disaat seperti ini, selalu bertentangan dengan apa yang ia ingin katakan. Dan ia.. tidak ingin hal itu menjadi biang masalah baru saat ini.

Tidak untuk saat ini.

Akhirnya Wonwoo memilih untuk melirik Mingyu dalam diam, merasakan hatinya terenyuh melihat perubahan besar dari sosok penuh pesona disampingnya itu. Tubuh besarnya terlihat lebih kurus, tidak ada lagi pipi tembam dengan dagu menggemaskan yang ia suka. Lingkaran hitam dibawah matanya juga tampak tidak baik-baik saja.

Mingyu-nya benar-benar tidak dalam keadaan yang baik, ia harus bagaimana?

"hyung sehat?"

Wonwoo menggigit bibir bawahnya yang hampir mengeluarkan kata-kata tajam tidak perlu, memilih untuk mengangguk pelan dan mempertemukan kedua matanya dengan mata legam lelah milik Mingyu. Bahkan disaat seperti ini Mingyu yang lebih dulu memikirkan keadaan dirinya.

"k-kau?"

Bibir gemetar Wonwoo menjawab, Mingyu menjengitkan alisnya sekilas karena terkejut kemudian membalas dengan anggukan yang sama, "tentu saja aku baik-baik saja"

Wonwoo menggeleng pelan, "kau tidak"

"hmm?"

"kau tidak baik-baik saja Mingyu"

Mingyu terkekeh pelan, menyurai poni rambut dengan salah satu tangannya. Menyandarkan tubuh besar itu pada kursi dan menatap lampu teras yang bergoyang pelan terkena angin malam.

"apa hyung marah padaku?"

"tidak"

"tapi tadi di pesan, hyung marah"

"bodoh. Kau salah paham. Itu untuk Taehyung"

Wonwoo kembali meremas tangannya karena sadar akan perubahan ekspresi Mingyu yang kembali murung. Mampus sudah. Apa ia salah bicara?

"disini dingin, masuklah" ucap Wonwoo akhirnya, ia berdiri menunggu Mingyu yang belum ada tanda-tanda beranjak dari kursi.

"hyung"

"hm?"

"tidak. Tidak apa-apa. Aku pulang saja"

Kedua mata Wonwoo melebar ketika bahu kokoh itu berjalan begitu saja melewatinya. Segera ia tahan lengan berbalut jaket hitam itu, ia genggam erat sampai sang empunya berbalik dan menatapnya heran. Mingyu enggan bertanya lebih dulu, membiarkan Wonwoo yang juga masih memilah kata di dalam otaknya.

Teen, Age [MEANIE]Where stories live. Discover now