(9) Clap

1.1K 208 9
                                    


Dua bulan berlalu dengan cepat, hari ini tepat dilaksanakannya acara classmeeting yang sangat dinanti. Hampir sama dengan sekolah lain, acara ini menampilkan beberapa cabang olah raga antar kelas yang kemudian ditutup dengan pementasan seni.

Mingyu berulangkali membaca skrip di tangannya, ia benar-benar gugup. Beberapa menit lagi ia akan membuka acara pementasan seni bersama Joohyun-sunbae. 

Semenjak insiden Wonwoo mendapat pukulan di wajah, Mingyu benar-benar berlatih keras. Ia ingin membuktikan bahwa perjuangan hyungnya tidak sia-sia. Harus.

"Mingyu, hei, Kim Mingyu,"

Saking fokusnya ia sampai tidak menyadari suara pelan Joohyun-sunbae yang memanggilnya sedari tadi, "ah, iya sunbae,"

Joohyun tersenyum lembut, "tenanglah, jangan gugup."

Mingyu mengangguk kaku, bohong jika mengatakan ia tidak gugup. Ia merasakan jantungnya berdebar sangat kuat hingga ingin melompat.

"saran dariku, apapun yang terjadi kau harus menampilkan senyum terbaikmu,"

"aku tidak tahu, sunbae. Suara tidak bergetar saja sepertinya aku sudah bersyukur,"

Joohyun terdiam sejenak, memikirkan sesuatu sementara siswi bagian make up memasangkan sebuah jepit bunga berwarna merah di atas telinganya. Menambah keserasian kostum yang mereka kenakan hari ini, Mingyu dengan jas dan kemeja putih dengan dasi merah sementara Joohyun dress putih selutut off shoulder plus aksen jepit bunga merah diatas telinga kiri.

"kau sudah siap, Kim?"

Mereka berdua berbalik, mendapati Taehyung selaku bagian penanggung jawab acara pementasan seni berjalan kearah mereka. Lelaki kepribadian 4D itu merangkul bahu Mingyu kemudian menunjukkan jam dari smartphonenya, "kalian akan tampil kurang dari 5 menit lagi,"

Mingyu tersenyum paksa, tak menyadari Joohyun yang berjalan mundur menjauh. Taehyung yang menyadari itu berdeham memecah suasana canggung, "kalau kau gugup, tataplah seseorang yang paling kau kenal. Anggap mereka semua tidak ada kecuali orang itu. Semangat Kim,"

Usai itu Taehyung melepas rangkulan pada bahu Mingyu dan berjalan pergi melewati Joohyun yang membaca ulang skripnya.

.

.

Acara telah dimulai, Wonwoo duduk di salah satu kursi auditorium di paling ujung. Sebentar lagi kelasnya akan menampilkan sebuah drama romansa komedi kolosal yang diambill dari kisah cinta tragis legendaris, Romeo dan Juliet. Namun untuk menambah kesan antimainstream Juliet dalam kisah itu tidak diperankan oleh perempuan melainkan lelaki.

Pemeran Juliet yang awalnya jatuh pada Wonwoo selaku siswa tampan namun juga cantik, harus diganti akibat pipi mulusnya menjadi lebam terkena pukulan. Akhirnya pemeran Juliet jatuh kepada Lee Jihoon. Lelaki dengan tubuh paling mungil di kelasnya, mata sipitnya selalu cuek ketika berhadapan dengan siapapun. Itulah mengapa Soonyoung yang mendapat peran sebagai Romeo sedikit grogi.

Wonwoo menyamankan duduknya, ia segera mengenakan kacamata ketika lampu sorot menyala terang dengan dua orang MC berdiri di tengah. Mingyu dan Joohyun, berdiri bersebelahan dan tampak bersinar siang hari ini. Sudut bibir Wonwoo tersenyum bangga melihat Mingyu dengan gagahnya membuka acara tanpa kesalahan sedikitpun.

Kemudian kedua mata mereka bertemu, entahlah apakah ini hanya perasaan Wonwoo atau bagaimana, namun sejak acara dibuka Mingyu seolah hanya menatap ke arahnya. Tersenyum, bahkan tertawa menimpali Joohyun sambil menghadap ke arahnya. Mau tidak mau Wonwoo merasa wajahnya sedikit panas.

Acara berlangsung dengan sangat lancar, perlahan tapi pasti Mingyu sudah tidak merasa gugup seperti di awal. Ia seolah menjadi sosok yang berbeda, terlebih ketika matanya bertemu dengan Wonwoo, rasa gugup menguap begitu saja.

Ketika acara tersebut sampai di penghujung, Mingyu dan Joohyun mengucapkan ucapan terimakasih dan undur diri, riuh suara tepukan tangan seolah bergema menjadi satu. Mingyu mengikuti Joohyun yang membungkuk terima kasih ke beberapa arah.

Kemudian netra Mingyu kembali menatap kearah Wonwoo yang juga bertepuk tangan dengan senyum bangga tercetak jelas di wajahnya yang rupawan. Tangan kurusnya bertepuk keras sekali, sampai-sampai kedua bahu Wonwoo ikut bergetar.

Mingyu tidak bisa berkata apapun, ia terlalu senang melihat senyum yang jelas-jelas hanya ditujukan ke arahnya. Dan ia tidak bisa membohongi bahwa hanya suara tepuk tangan milik Wonwoo saja yang terdengar sangat jelas di telinganya.

.

.

.


Teen, Age [MEANIE]Where stories live. Discover now