(14) Healing

1.1K 196 32
                                    

.

.

Wonwoo merasa kepalanya pening sekali, efek mendengar ocehan Soonyoung yang tiada henti mungkin. Tapi sungguh, rasanya untuk berdiri tegap saja sangat sulit.

Pemuda manis ini kemudian bersandar dan menyamankan duduknya, sedikit miris mengapa diantara anak Papa dan Mama Jeon hanya daya tahan tubuh miliknya yang paling rendah. Sakit - sakitan kalau kata Jungkook.

Berpikir sedikit, pusing. Lelah sedikit, demam. Semalaman berada di tengah hutan dengan bermodal lampu senter yang remang, langsung demam tinggi saja pemuda manis ini.

Ia jadi sedikit menyesali keputusannya untuk tetap bersekolah, tahu akan begini seharusnya ia tetap bergelung di dalam selimut sampai esok pagi.

Tapi kalau begitu ia tidak akan bertemu adik kelas berbadan besar kesayangannya itu dong?

Fuuuh, jadi dilemma Wonwoo itu.

.

.

"heh, Won. Sakit?"

Dahi Wonwoo mengernyit heran, ia sangat hafal suara manusia yang mengajaknya berbicara ini. Kedua matanya yang memang sudah sipit makin menyipit menatap manusia di hadapannya dengan penuh sangsi.

"sakit, won?" ulangnya lagi.

"tidak, Yuta. Aku baik-baik saja, ada apa?"

Masih ingat Nakamoto Yuta, tersangka utama penyebab lebamnya wajah tampan nan manis Wonwoo? Ia kini mengambil kursi dan duduk berhadapan dengannya tanpa raut wajah bersalah.

"masih mengelak saja manusia rubah ini. Efek pukulanku jadi tambah lemah begini, hah?"

Wonwoo mendengus sebal, percuma saja meladeni. Ia memilih diam dan membetulkan letak kacamatanya yang sedikit turun.

"aku, minta maaf won,"

"untuk?"

"memukulmu lah, apalagi. Aku terlalu emosi saat itu. Tidak hanya Jungkook, hampir seluruh teman kita di kelas menerorku penuh dendam. Sana hampir memutuskanku pula. Duh, seram sekali pokoknya," dengan santai Yuta meletakkan kepala di atas meja Wonwoo.

"tidak niat sekali permintaan maafmu Nakamoto,"

"duh, harus seperti apa lagi. Aku tidak bisa berkata-kata manis. Mana penggemarmu nomor satu itu selalu seperti akan meninjuku kapan saja. Ckck,"

"penggemar nomor satu?"

"iya, adik kelas itu. Si anak baru, siapa namanya. Mingyu? Kim Mingyu? Bukan takut sih, risih saja dilihat seperti orang jahat setiap kami bertemu, ckck,"

Mendengar nama yang tidak asing itu Wonwoo segera menahan bibirnya yang hampir menerbitkan sebuah senyum. Tunggu, kalau tidak salah Wonwoo pernah mendengar istilah keren dari kakak perempuannya, apa ya -oh, iya, baper. Wonwoo jadi baper.

"lebay kamu. Manusia sepolos dia mana mungkin bisa memukul,"

"dih, tidak percaya. Sudah - sudah. Sebagai permintaan maaf, aku antar pulang ya. Wajahmu pucat sekali, Won. Soonyoung dan Taehyung hari ini ada ekstrakurikuler, kan? Apalagi adikmu itu, pasti sibuk mengabdikan diri di sekolah"

Wonwoo menimang-nimang sejenak. Tawaran Yuta tidak ada buruknya mengingat kedua kakinya ini bahkan sedikit bergetar untuk menapaki tanah.

Tetapi Wonwoo ingat satu nama yang belum disebutkan Yuta, seseorang yang biasanya akan dengan senang hati mengantar-jemput ketika Jungkook tidak bisa. Siapa lagi kalau bukan Mingyu, adik kelas paling menggemaskan.

Teen, Age [MEANIE]Where stories live. Discover now