✨ Darkness Isn't Eternal

3.9K 612 22
                                    

As much as my heart flutters, I'm worried. The destiny is jealous of us. Just like you, I'm so scared too—when you see me when you touch me.
-Serendipity-

💫💫♠💫💫

⚠️Minor Sexual Attempt⚠️
⚠️Violence⚠️

💫💫♠💫💫

Jika Park Jimin disukai para gadis karena tingkah beraninya, maka Jeon Jeongguk disukai karena mulut manisnya. Mereka berdua menjadi the most wanted meski baru menginjak kelas junior di SMA Tongyeong. Salah satu dari penggemar Jeongguk adalah pria berkacamata dengan rambut hitam berbau shampoo mint. Pria yang diam-diam memperhatikan Jeongguk dan mereka kebagian jadwal piket bersama.

Bukannya tidak tahu, Jeongguk jelas tahu jika pria pucat bermata sipit itu memperhatikannya. Seperti tiba-tiba melewati mejanya hanya untuk bertanya apakah ingin ke kantin bersama. Atau yang menjadi tempat Jeongguk berkeluh kesah—satu-satunya orang yang Jeongguk percaya hanya Yoongi di sekolah itu.

Tidak ada yang tahu kapan pastinya rasa suka itu tumbuh di hati Jeongguk. Yoongi menjadi teman Jeongguk untuk merokok bersama di atap. Awalnya tidak bisa dipercaya bahwa pria sepertinya merokok, tapi setelah tahu alasannya, Jeongguk mengerti. Ayah pria itu seorang jaksa yang gila pekerjaan dan ingin Yoongi menjadi penerusnya. Makanya pria itu dipaksa mempelajari banyak kasus sampai matanya minus dan menjadikan rokok sebagai pelarian.

"Meski seorang jaksa, kurasa appa-ku tidak akan peduli jika anaknya yang justru terluka."

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

Yoongi angkat bahu. "Entahlah. Perasaanku mengatakan begitu."

Keduanya menghembuskan asap rokok bersamaan. Kepulan abu-abu pekat itu saling berkejaran ditiup angin sebelum akhirnya melebur dengan udara. Yoongi menoleh pada Jeongguk. Melihat betapa tegasnya rahang pria itu, rambut hitamnya kecokelatan karena diterpa sinar senja, matanya yang selalu menatap tajam ke depan, bibir tipisnya yang sedikit kehitaman, dan juga daun telinganya.

Pria itu tidak sadar mengangkat satu telunjuk untuk menyentuh daun telinganya, membuat sang pemilik menoleh dengan rokok tergantung di bibir. "Ada apa?"

"Kupikir akan keren jika kau memakai tindik di telingamu."

"Tindik yang seperti apa?"

"Panah mungkin?"

"Kenapa panah?"

"Karena terlihat tegas. Maksudku seseorang tidak akan terluka jika memegang gagang panah, tapi jika dia menyentuh ujungnya yang runcing, mungkin dia bisa mati."

"Hmm..." Jeongguk tersenyum memikirkan penjelasan dari Yoongi yang begitu masuk akal. "Orang tidak akan terluka jika memperlakukanku dengan benar, tapi jika dia membuatku mengeluarkan sisi jahatku, maka dia bisa saja mati."

"Ya, seperti itu."

"Terima kasih atas idenya. Mungkin aku akan merealisasikannya suatu hari."

Ada satu fakta yang tidak Jeongguk ketahui saat itu. Kenyataan bahwa Min Yoongi dibully oleh Park Jimin dan kelompoknya. Setiap pulang sekolah, kecuali saat hari piket, Min Yoongi akan dihadang oleh Park Jimin. Pria berambut merah yang memakai lima tindik di telinga kirinya. Yang dilakukannya juga selalu sama, tertawa diatas penderitaan seorang Min Yoongi.

"Apa kau bisa melihatku dengan jelas, tuan tanpa kacamata?"

"Kembalikan kacamataku!"

Young God(s) || KookV [ √ ]Where stories live. Discover now