04. Hai, Pak Taehyung

3K 496 71
                                    

Yoongi telah sampai di sebuah rumah makan, ia mengecek kembali alamatnya. Ini benar. Dia bisa bernapas lega, tapi itu tidak bertahan lama ketika ia bingung harus bagaimana sekarang, matanya melirik kanan-kiri, orang-orang nampak sibuk sendiri, banyak anak kecil berkeliaran, mereka semua mengenakan kaos seragam, sementara dirinya tidak. Dan juga, dimana Hyejin Noona?

Yoongi dan Hyejin tidak pernah bertemu sebelumnya, kemarin mereka hanya sempat mengobrol lewat chat dan perempuan itu kemudian memberikan alamatnya.

Sebuah banner besar bertuliskan "Peduli Tuna rungu dan Tuna wicara In Seoul 2019" menjadi latar dalam kegiatan ini. Pandangannya mengedar, ia hendak mencari seorang wanita bernama Hyejin, tapi tiba-tiba ia tertegun begitu melihat seorang wanita -yang ia pikir dia merupakan ibunya, dan seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki, yang jika ditaksir usianya sekitar 7 tahunan. Keduanya berdiri berhadapan, dengan bibir wanita itu yang terus merendahkan keistimewaan anaknya sendiri.

"Kamu ga lihat Junho tadi umurnya jauh dibawah kamu, tapi dia sudah bisa bicara lancar! Kamu kenapa masih gagu aja?! Dasar, bikin Mama malu aja dihadapan orang-orang,"

Anak itu hanya bisa menunduk, bahunya bergetar.

Yoongi terdiam, ingin dia memarahi wanita itu. Sungguh, ibu macam apa dia?! Tidak bisakah ia menghargai kelebihan dan kekurangan anaknya?

Ia teringat jika tadi ia masih mempunyai dua butir permen di sakunya, ia ambil semua sambil kedua kaki jenjangnya melangkah pada anak tersebut.

"Adek jangan sedih, ok? Ini Hyung punya permen," Yoongi menyodorkannya pada anak tersebut tapi bocah itu menggeleng.

"Yaak! Siapa kau?! Berani-beraninya kau memberikan sesuatu pada anakku, jangan dimakan, nak! Itu pasti permen narkoba!" tuduhnya seenaknya.

"Tolong dijaga ucapannya, bu. Ini permen biasa, ya. Saya ga niat ngeracunin anak ibu, saya hanya kasihan liat anak ini yang bahkan ga dihargai kekurangannya, bahkan oleh ibunya sendiri," balas Yoongi tak mau kalah.

"Kamu siapa sok-sokan ngatur saya? Ini kan anak saya-"

"Sudah, sudah. Ada apa ini? Kenapa kalian ribut di sini, benar-benar..."

Akhirnya seorang wanita berkulit kecoklatan datang dan menengahi keduanya. Ibu dari anak itu malu setengah mati menjadi pusat perhatian orang-orang, apalagi Yoongi. Dengan kesal, ia menggandeng kasar anaknya menjauhi kerumunan tersebut.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya wanita tadi, si penolongnya.

"Saya baik-baik saja. Sungguh, saya tidak berniat buruk pada anak tersebut. Ini hanya permen biasa." Jelas Yoongi.

"Aku mengerti. Apakah kau Min Yoongi? Aku Hyejin."

"Benarkah? Senang bertemu Anda." Yoongi segera membungkukkan badannya.

Percakapan mereka berlanjut di sebuah meja yang agak jauh dari kerumunan. Yoongi menceritakan secara detil apa yang menjadi tujuannya datang kemari, dan Hyejin menyambutnya dengan hangat. Bagi Yoongi, dia benar-benar wanita yang baik dan pembawa keceriaan.

"Jadi karena dia ya kau bersikeras ingin belajar bahasa isyarat, ya?" Hyejin menarik kesimpulan.

"Ya." Sahut Yoongi.

"Kau tahu, jika saja semua orang bisa berbahasa isyarat, para kaum tuna rungu dan tuna wicara pun akan merasa dihargai. Kau juga akan terbantu ketika kau sedang berada dalam suasana yang ramai, konser misalnya. Dengan berbahasa isyarat kau tidak perlu lagi berteriak-teriak." Jelas Hyejin

"Wah, aku tidak pernah menyadari fungsinya sebelumnya. Orang-orang terdekatku beruntungnya tidak ada yang membutuhkan harus berkomunikasi dengan bahasa isyarat," Yoongi menggaruk tengkuknya canggung.

No Problem, Sir! - TaeGiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang