11. Jadian

2.9K 362 112
                                    

Rasanya hangat, empuk seperti matras. Dirasanya ada dua tangan melingkar erat pada punggungnya. Pelan-pelan Yoongi mengerjab, dilihatnya Taehyung yang lemas tak berdaya di tengah aspal. Ada beberapa orang yang lewat dan mereka enggan menolong. Lantas Yoongi terkesiap, ia panik dan segera bangkit dari rengkuhan dosennya tersebut.

"Pak Taehyung, gwaenchanha?" paniknya, digoyagkannya bahu pria itu. Dia melemah.

Tangan Yoongi bergetar, demi apapun ia ketakutan sekarang. sambil melawan rasa paniknya sendiri, ia segera mengambil ponsel di saku dan memanggil ambulan. "Kalian cepatlah!" teriaknya, apalagi saat mengetahui ada aliran darah yang menggenangi wajah Taehyung.

"Yoonhh... gih..." rintih Taehyung.

Yoongi melirik panik, ia tak kuat menahan air matanya. "Sebentar, pak. Tunggu sebentar. Ambulan akan segera datang hikss..."

Taehyung raih tangan anak itu, menggenggamnya. Memberi kode bahwa ia kuat, dan tentu baik-baik saja; walaupun rasa sakit dipunggungnya tidak main-main. Yoongi makin menangis kencang, melihat bahwa dirinya merintih akibat kulit punggungnya yang bergesekan sedikit.

Tidak lama akhirnya ambulan datang. Yoongi bernapas lega saat pak Taehyung kini sudah memasuki mobil, mengabaikan dirinya sendiri bahwa kakinya kini juga ikut lecet, tapi Yoongi tak merasakannya, rasa khawatirnya pada sang dosen lebih mendominasi.

"Cepatlah naik!" tukas salah satu perawat. Yoongi segera naik, dan sebelum pintu ambulan tertutup, ia melihat di bawah sana; tepatnya di aspal tempat mereka jatuh itu, hearing aid milik dosennya hancur berkeping-keping. Mungkin saja tadi ikut terlindas demi menyelamatkannya.

Yoongi mencengkram bajunya takut-takut. Diliriknya Pak Taehyung yang tengah terpejam, disisi kanan dan kiri telinga pria tersebut tidak terdapat alat dengarnya yang terpasang. Benar, itu miliknya. Oh astaga, ia harus segera menggantinya.

.

.

.

Chapter 11

Jadian

.

.

"APA KATAMU?!"

Mata Taehee membola, ia terlihat menakutkan saat marah. Apalagi dengan satu tangannya yang mengepal kuat.

"Maaf, maafkan kami nyonya. Kami sungguh menyesal, beri kami kesempatan sekali lagi." Dua orang pria bersujud ketakutan di bawah kaki wanita tersebut.

Taehee membuang muka. Ia paling tidak suka kegagalan. Bagaimana bisa dua orang kepercayaannya ini gagal mencelakai Yoongi, dan malah melukai Taehyung! Ya... walaupun jika dua-duanya sama-sama mati Taehee akan lebih bahagia lagi.

"Kau ini bodoh atau bagaimana? DIMANA KETERAMPILAN KALIAN?! MENYINGKIRKAN BOCAH TENGIK ITU SAJA TAK BISA? Kalian bercanda? Baru kali ini kalian gagal..."

Taehee menghela napas. Ia urut pelipisnya yang sudah mengkerut akibat faktor usia. Ia bingung sekarang. Disatu sisi pasti putra tercintanya itu akan khawatir berlebihan mengetahui si sampah Taehyung itu kini tengah terluka. Huh... semoga itu tidak mengganggu pikiran Seojun.

"Kalian..." telunjuk Taehee terangkat  begitu angkuh.

Dua pria itu semakin merendahkan punggungnya. "Ampun, nyonya! Jangan hukum kami, jangan pecat kami. Anakku sebentar lagi akan menyelesaikan gelar S2 nya, beri kami—"

No Problem, Sir! - TaeGiWhere stories live. Discover now