III
Sekarang ini, kamu adalah sesuatu yang kusebut dengan 'kebiasaan'. Bagaimana tidak? Aku menghabiskan banyak waktu luang bersamamu. Kamu mengajariku tentang hal-hal yang tidak kuketahui sebelumnya. Aku senang berada di sisimu.
Sore itu, kamu menanyakan perihal hatiku; "Bagaimana hatimu? Masih mengingat dia yang sudah tidak bersedia lagi menerimamu?"
Aku menoleh ke arahmu, "Tidak. Hatiku sudah sepenuhnya milikmu."
Lalu, kalimat pengganti pedang itu keluar dari mulutmu.
"Kalau begitu, mulai sekarang lupakan aku."
Terima kasih. Pedangnya menancap dalam tepat sasaran. Hatiku sepenuhnya kacau.
Ini ulahmu, Tuan.
-Xiaorina