17; Kebaikan Dari Tuhan

640 194 12
                                    


"Ada yang tau kemana Chaeyoung Redian?"

Kebanyakan dari siswa di kelas itu diam.

"Masa satupun dari kalian nggak ada yang tau? Itu, tasnya ada di kursi, tapi anaknya kemana?"

Natalia Rachel berdecak, "Ck, biarin aja, Pak. Paling dia bolos."

"Bolos?" Sang guru menaikkan sebelah alisnya

"Iya, Pak", Viva menyahuti, "Semenjak ketahuan hamil, Chaeyoung datang ke sekolah cuma numpang naruh tas doang. Sisanya dipake buat bolos."

Guru itu menghela nafas, "Kalian ini ada-ada saja. Berita itu juga belum tentu benar, kan?"

"Yaampun, Pak, menurut saya sih beneran itu. Orang udah sering mual juga. Bapak tunggu aja deh, paling berapa hari lagi ngajuin surat pengunduran diri dari sekolah." Viva menambahkan lagi sembari berpangku tangan.

"Jangan lama-lama dibiarin di sekolah tuh, Pak. Jangan mentang-mentang anak donatur jadi dibiarin bebas gitu aja." Rachel bersedekap.

"Baiklah", Guru itu membanting bukunya, kesabarannya habis, "Karena sepertinya kalian tau banyak tentang isu ini, ikut Bapak ke konseling sekarang juga, kalian bisa jelasin di sana."

Natalia Rachel dan Queenera Viva berdiri tanpa perlawanan, seolah sangat siap sahabatnya ditendang dari sekolah.


Atau masih bisakah disebut sebagai sahabat?

Govinda membatin, begitu mudahnya mereka mencampakkan sahabatnya setelah diterpa isu semacam itu.

Sebenarnya memang wajar jika mereka kecewa, akan tetapi setelah Chaeyoung dikeluarkan dari sekolah, dan jika Viva serta Rachel adalah sahabat yang baik, mereka tetap akan bersama dengan Chaeyoung dan memberi dukungan mental.

Hamil muda apalagi di luar nikah itu akan sangat membebani, dukungan mental pun harus ada supaya orang yang mengalami tak berpikiran pendek.


Lagi-lagi Govinda mendesah pendek, apakah memang sudah semestinya orang berpenyakit dan pernah melakukan dosa atau kesalahan sudah pasti akan langsung ditinggalkan di belakang tanpa rengkuhan barang sejengkal pun?

Entahlah, Govinda lebih baik membasuh wajah di kamar mandi untuk menenangkan pikiran terlebih dahulu.






-one and only-





Atau tidak.

Govinda menemukan sosok Chaeyoung tengah menghadap ke arah cermin, tak menyadari kehadiran Govinda.

Mata Govinda menyadari bahwa ada sebotol obat digenggaman Chaeyoung.

Tanpa diberi tanda apapun, Govinda sudah tau obat apakah itu.

Tubuh lemasnya dipaksa berlari, mengejutkan Chaeyoung, hingga gadis itu nyaris mendorong Govinda saat tangan mungilnya hendak meraih botol dari tangan Chaeyoung.

One and Only | Seungmin, Gowon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang