Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yoongi mengerutkan dahi ketika ponselnya bergetar diatas piano, dan itu sungguh mengganggunya bekerja, jadi dia terpaksa mengangkat panggilan dari Hoseok tersebut.
"Tidak," Jeda beberapa saat. "Kenapa?"
"Taehyung menghilang lagi tanpa memberitahu kita dia pergi kemana, kami semua sedang menca—tunggu Seokjin hyung kita sudah mencarinya disana. Dan yak Jeon Jeongguk tidak mungkin Taehyung ada di laci kenapa kau mencarinya disana hah?"
"Maaf untuk itu hyung, dan maaf untuk menghubungimu malam-malam begini, aku hanya ingin mengkonfirmasi Taehyung ada bersamamu atau tidak, jadi kami tidak perlu mencari ke studio lagi," Hoseok menjelaskan dengan latar berisik dari suara langkah kaki dan teriakan-teriakan lain.
Yoongi menghela napas lelah dan mengurut dahinya perlahan. Memutar otak untuk memberi Hoseok solusi untuk dapat menemukan Taehyung, tapi anggota BTS termuda nomor dua itu terkadang sulit untuk ditebak, bocah itu selalu seenaknya sendiri. Membuat kekacauan terus-menerus.
"Hoseok, apa kau sudah menghubungi ponsel Taehyung?" Kopi yang ia seduh setengah jam yang lalu tiba-tiba menarik perhatiannya, dia akan meraihnya ketika Hoseok mendahuluinya untuk menjawab pertanyaannya, "Taehyung tidak membawa ponselnya, kurasa dia juga tidak membawa uang, atau sesuatu yang berharga,"
"Ah hyung, sudah dulu ya... manager Sejin menyuruh kita untuk kembali,"
"Dan hyung..." Suara Hoseok semakin mengecil, bahkan hampir tidak bisa ditangkap oleh indera pendengarannya."...pulanglah sesekali ke dorm."
.
.
.
.
Spesial fic untuk sayangku _Afreen, udah ya sayangku 😘
