23.1

4.5K 630 125
                                    

Sangat sulit bagi Taehyung untuk mengatasi kegugupannya, terutama ketika suara dari sepatu pantofel dengan lantai menggema semakin dekat.

"Maaf, aku sedikit terlambat."

Taehyung meremat pada pergelangan kirinya, sedikit nyeri tapi suara Yoongi menyadarkannya.

"Tidak apa-apa hyung." Balasnya. Yoongi lebih pendek darinya, tapi kehadirannya tinggi, auranya kuat—dan udara disekelilingnya selalu nampak berat.

Yang lebih tua melangkah lebih dekat lagi, tangan menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Taehyung.

"Sudah memesan sesuatu?" Yang muda menggeleng, dan Yoongi tersenyum tipis hampir gummy ketika dia memanggil pelayan.

Yoongi melirik Taehyung sebentar ketika pelayan memberinya buku menu, "Cake dan susu strawberry."

Yang muda ganti membelalak ketika pelayan itu pergi setelah mencatat pesanan mereka, "S-sejak kapan hyung tahu kesukaanku?"

Yoongi terkekeh melihat yang muda membuat ekspresi lucu, dia mengibaskan tangannya diudara, "Aku menyukaimu Taehyung, jadi aku tahu kesukaanmu,"

"Lagipula ini kencan kita."

Merah diseluruh wajah yang lebih muda. Membuat Yoongi menatapnya sekali lagi. dia pikir, Taehyung tidak seburuk yang ia kira. Mendekati bocah itu selama sebulan penuh membuatnya tahu jika Taehyung memiliki sisi yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Taehyung selalu memerah ketika dia memberinya pujian. Juga, yang muda ketika gugup akan meremat ataupun menggaruk pergelangan tangannya sendiri.

Sangat berbeda dengan Jimin yang selalu menanggapinya dengan balik menggodanya.

Berbicara soal Jimin, tiap kali dia bertemu dengan si pirang entah di dorm mereka atau di ruang latihan, Jimin tidak pernah mengatakan apapun, tetapi matanya seakan mengatakan jika dia merindukan Yoongi, merindukan hyungnya yang dicintainya.

Yoongi meyakinkan dirinya sendiri, dia akan menunggu kondisi Taehyung stabil dulu kemudian dia akan kembali pada Jimin.

Dan memulai semuanya dari awal, lagi.

.

[23/12/19]

chaotic orangeWhere stories live. Discover now