8.1

5.2K 817 38
                                    

Taehyung merindukan rumahnya di Daegu. Dia rindu bagaimana keluarganya memperlakukannya seolah dia adalah bayi—bayi yang harus dilindungi, tidak seperti di BTS dimana dia adalah orang asing yang diabaikan.

Taehyung seharusnya tetap pada keinginannya untuk tetap menjadi petani di Daegu, atau menjadi pemain Saxophone karena dia cukup ahli dalam hal itu, sehingga dia tidak akan bergabung dengan BTS.

Dia ingin memutar waktu dan membuat keputusan yang berbeda, bukan dengan mengambil keputusan konyol seperti yang dilakukannya dulu. Dia seharusnya hanya mengantarkan temannya mengikuti audisi, bukannya aji mumpung dengan ikut-ikutan mendaftar untuk ikut audisi di BigHit.

Dia menyesal.

Sangat menyesal.

Tidak ada satupun yang ia kenal di Seoul, bahkan ibunya menangis dengan keras ketika dia akan pergi kesana, dan membelikannya baju yang mahal supaya teman-teman barunya tidak menganggap rendah Taehyung.

Tapi semua itu malah membuatnya dipandang sebagai bocah sombong dari Daegu.

"Taehyungie sayang turunlah ada tamu untukmu." Ibunya berteriak dari lantai bawah. Taehyung buru-buru meletakkan Saxophone tua miliknya di ranjang dan mulai menuruni tangga.

"Siapa yang mencarik—"

"Y-yoongi hyung?" Ucap Taehyung tak percaya, kakinya berhenti di anak tangga terakhir, terdiam seperti orang bodoh dengan mata membelalak tak percaya.



























"Bocah," Yoongi dengan tidak sopan menarik sudut bibirnya, pria itu menopang dagu—memandang pada yang lebih muda dengan penuh minat.

"Berhenti main-main."

.

[21/06/19]

chaotic orangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang