12. DODICI

8.4K 709 103
                                    

(Author POV)

Terdengar suara tawa di sebrang sana. "Apa? 20 M? Yang benar saja. Pekerjaanku hanya photographer, Jeff. Aku tidak mempunyai uang sebanyak itu. Coba kau tanya Taeyong."

"Aku sudah menghubunginya. Dia baru saja membuat tempat karaoke."

"Ah, ya. Aku diundang ke acara pembukaannya, by the way."

"Oh. Kita bisa bertemu di sana. Baiklah, kalau begitu. Terimakasih, John."

"Yo."

Jaehyun menghembuskan napasnya sambil memutuskan sambungan telepon lalu memasukkan iPhone ke dalam saku celana. Tangannya ia biarkan di dalam sana sambil mengingat-ngingat, siapa yang sekiranya dapat membantu.

Matanya menatap gedung-gedung yang tingginya tidak seberapa dibanding tinggi gedung kantor miliknya, dengan kosong. Semua sahabatnya tidak ada yang dapat meminjamkan uang sebanyak itu. Direksi juga tidak ada yang bisa diandalkan.

Sang ayah, yang sudah menjadi komisaris, kini sedang menikmati waktu bersama sang ibu. Jaehyun tidak ingin membuatnya semakin cemas dan memikirkan hal berat seperti ini.

TOKTOK!!

Jaehyun tidak berbalik, karena dia tahu benar siapa yang datang dengan langkah teratur dan hati-hati seperti itu.

"Hwejangnim, kopi hangat untukmu."

Jaehyun tidak berbalik dan memilih untuk tetap memunggungi Chaeyeon, tidak merubah posisinya, tetap seperti itu.

"Ada yang bisa kubantu?" tanya Chaeyeon yang tidak menyerah untuk mendapatkan perhatian atasannya. Kini kakinya melangkah semakin mendekat untuk menemukan tatapan Jaehyun.

"Sudah malam seperti ini kau membuatkanku kopi? Yang benar saja." Jaehyun berbalik sambil memakai jasnya yang sedari tadi tergantung di punggung kursi.

"Aku kira... malam ini kau akan pulang larut," jawab Chaeyeon sedikit terbata.

"Percuma pulang larut tapi tidak kunjung mendapatkan jalan keluar." Jaehyun merapikan barang-barang yang berserakan di atas mejanya.

"Uang 20M itu? Menurutku kau lanjutkan saja kerjasama dengan Yuta-sshi. Dia salah satu investor yang paling menjanjikan untuk perusahaan ini."

"Dan menjual istriku padanya?" Jaehyun terdiam sejenak sambil menatap Chaeyeon sinis sekilas lalu kembali dengan kegiatannya.

"Kau bisa mengamankan istrimu di suatu tempat yang tidak terjamah."

Jaehyun berdiri tegak sambil menghembuskan napas dengan kasar. "Terimakasih atas saranmu yang tidak berguna itu." Lalu pergi meninggalkan Chaeyeon yang mematung seorang diri.

Dia sangat kesal karena akhir-akhir ini dia sering dicampakkan oleh Jaehyun juga istrinya. Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.

*

Di perjalanan malam ini cukup sunyi. Mobil Jaehyun melaju cukup kencang menyalip satu persatu mobil yang dianggap mengganggu olehnya. Keningnya berkerut dalam sejak tadi.

Dia tidak ingin pulang sebelum mendapat ide atau kepastian untuk mendapatkan uang sebanyak 20M itu.

Sudah berkali-kali dirinya menelepon Sora agar tetap mengunci pintu rumah dan menutup semua gorden sejak tadi pagi. Jangan biarkan seseorang masuk. Biarlah orang menganggap rumahnya tidak berpenghuni, asalkan dia aman dari Yuta.

Lalu tiba-tiba matanya membaca papan penunjuk jalan bertuliskan 'Seoul National University'. Entah mengapa tanpa basa-basi Jaehyun membelokkan mobilnya ke arah sana. Mungkin saja dia akan mendapat inspirasi? Kita tidak tahu.

IMPERFEZZJONI 2 || Jung Jaehyun NCTWhere stories live. Discover now