15. QUINDICI

8.1K 707 131
                                    



FLASHBACK

(Author POV)

Air matanya yang sedari tadi tertahan akhirnya berjatuhan cukup deras menetes membasahi pipi dan tas kecil terbuat dari kulit yang ia genggam. Tidak peduli dengan supir online yang beberapa kali mencuri pandang ke arahnya melewati kaca spion. Chaeyeon tetap menangis dengan isakan dan suara tertahan.

Masih terbayang pertengkaran terakhirnya dengan Minho. Apalagi kata-kata menyakitkan yang dilontarkan sangat jelas terekam dan berputar berulang kali sampai membuat kepalanya ingin pecah. Bagaimanapun Minho pernah menjadi namja yang ia sayang.

"Sudah sampai." Supir itu memberhentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk Big Boss Club yang terlihat cukup ramai dengan antreannya.

"Terimakasih." Chaeyeon mengusap air matanya dengan tissue yang tersedia di dalam mobil lalu cepat turun dan masuk ke dalam tempat hiburan itu.

Dia duduk di salah satu kursi bar dan menunggu seorang bartender datang menghampirinya.

"Berikan aku apa saja yang kadar alkoholnya cukup tinggi," ucap Chaeyeon sambil menatap kosong botol-botol yang berjajar rapi di rak kaca yang terpampang di hadapannya.

Setelah meminum tiga gelas, Chaeyeon mendapati satu tangan menepuk pundaknya. Dan ketika ia berbalik, kedua matanya menemukan seorang namja tersenyum dengan manis ke arahnya.

"Mr. Nakamoto?" Lalu Chaeyeon tersenyum. Mata sembabnya sudah terlihat sedikit mabuk.

"Sendirian saja? Kau terlihat sudah melalui hari yang buruk. Semua orang disini melalui hari yang buruk," ucapnya yang langsung dikoreksi oleh diri sendiri.

"Begitulah.."

"Kebetulan aku cukup senggang. Jika kau tidak keberatan berbagi kisah denganku."

Lalu Chaeyeon dengan air matanya kembali menceritakan kisah cintanya dengan Minho, tanpa memasukkan Geumhee ke dalamnya. Juga tentang ketertarikannya pada Jaehyun yang tidak disambut baik, tapi Chaeyeon benar-benar jatuh cinta sampai gila pada Jaehyun.

Yuta hanya tertawa lalu dia menawarkan sesuatu pada Chaeyeon. Obat itu. Yang sempat ia masukkan ke dalam minuman Sora ketika rapat perdana. Dan Chaeyeon menerimanya dengan senang hati. Dia pikir, jika rencananya berhasil, Jaehyun tidak akan bisa menolak jika dirinya hamil. Ingat, pikirannya yang sedang mabuk membuat rencana seperti itu.

Untung saja Jaehyun cukup kuat menahan nafsu.

Yuta memberikannya secara gratis di awal. Jika Chaeyeon menginginkannya kembali, ia bisa membelinya dengan potongan, setengah harga saja dibanding harga pasaran yang bisa mencapai jutaan.

"Aku sudah menghubungi manajer bagian penjualan obat itu. Kau tunggu di sini. Aku harus menemui salah satu pelanggan VIP ku." Yuta siap melangkah meninggalkan Chaeyeon seorang diri ke arah meja VIP.

"Terimakasih banyak," ucap Chaeyeon sambil tersenyum dan kembali meminum minumannya yang kembali terisi penuh jika gelasnya sudah kosong.

Beberapa saat kemudian..

"Permisi.."

Chaeyeon yang sedikit terperanjat langsung berbalik dan menemukan Nayoung sudah berdiri di belakangnya.

"Kau? Nayoungsshi?" Chaeyeon menyipitkan matanya beberapa kali memastikan. "Kau sedang apa di sini?"

"Ini obat yang kau tunggu, bukan? Ambillah.." Nayoung memberikan obat itu untuk Chaeyeon lalu duduk di sampingnya.

"Kau bekerja di sini?" tanya Chaeyeon yang sudah mulai tidak dapat menahan keseimbangannya di atas kursi berkaki tinggi itu.

"Ya. Kau mabuk berat. Sepertinya kau sedang frustasi."

IMPERFEZZJONI 2 || Jung Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang