44. QUARANTAQUATTRO (la fine)

13.7K 754 143
                                    

( Author POV )

Sora hanya membulatkan mata dan mulutnya sambil mencari keseimbangan. Akhirnya, tubuhnya terjatuh juga—hampir sejajar dengan namja itu yang lebih dulu duduk bersandar meninggalkan jejak darah di dinding bercat Milo itu, tepat samping pintu kamar Chaeri.

Suasana hening setelah suara tembakan itu terdengar. Sampai Yuta membuka suara.

"Kau benar. Aku tidak bisa melakukannya padamu," ucapnya dengan susah payah. Wajahnya sudah pucat dengan bibir tipis yang mengering.

Sora hanya memutar kepalanya ke arah guci besar yang sebelumnya berdiri mewah di sudut ruangan, kini sudah menjadi puing kecil tidak berharga. Demi Tuhan, jantungnya masih berdebar ketakutan.

"Appa.. Eomma.." panggil Chaeri terdengar lirih, masih terkunci di dalam kamarnya.

Sora ingin sekali membuka pintu kamar Chaeri, namun Yuta masih memegang benda mematikan itu di tangannya.

Menyadari itu, Yuta tersenyum kecil sekilas dan melempar pistol itu sembarang, cukup jauh dari jangkauannya. "Kuncinya kusimpan di dalam saku ini," ucap Yuta dengan mata yang terlihat sangat lemas, menunjuk saku kanan celana jeansnya. Ia terlihat sangat tidak berdaya.

Sora merangkak dengan perlahan mendekati Yuta. "Kau kehilangan banyak darah. Biarkan aku menghubungi ambulan."

Yuta kembali tersenyum. "Cepat buka pintu kamarnya."

Setelah Sora terduduk di samping Yuta, dengan jantung berdebar ia merogoh saku berisi kunci itu dan dengan cepat membuka pintu kamar Chaeri dengan kedua tangan yang bergetar hebat. Tapi sepertinya kali ini Yuta benar-benar tidak mampu melakukan apapun, bahkan untuk melawan.

Ceklek!

Dengan cepat Chaeri berhambur ke pelukan Sora setelah melihat ibunya itu terluka cukup parah di sekitar pelipis. "Eomma.. siapa yang melakukan ini padamu?" tanya Chaeri sambil terisak.

Sora tidak menjawab dan membiarkan Chaeri tersadar bahwa ada seseorang yang tengah menatapnya dengan sayang dari belakang.

"Appa!" Chaeri membelalakkan kedua matanya terkejut, ternyata kondisi Yuta lebih parah. "Appaaaaaaa!!" Tanpa ragu dan jijik dengan darah merah yang hampir mengotori semua pakaian namja itu, Chaeri memeluknya dengan erat dan menangis sangat kencang.

"Grace..." Yuta membalas pelukan Chaeri dengan susah payah.

"Appaaa, mengapa kau bisa terluka seperti ini?!"

"Simpan dulu pertanyaanmu. Dengar, kau sudah besar dan kau tahu, Appa menyayangimu. Tapi, ini saatnya kau kembali pada keluargamu, Jung Chaeri," jelasnya susah payah lalu tangisnya pecah dan itu membuat Sora terbawa suasana yang sangat emosional.

Yuta melepaskan pelukan Chaeri dan memilih untuk menatap wajah cantiknya dari dekat. "Kau bukan Grace. Namamu adalah Jung Chaeri. Dan Appa... bukan ayah kandungmu." Lalu air matanya mengalir sambil mencoba tersenyum tegar. "Ahjusshi tampan yang tadi sore menghampiri Eomma... adalah ayahmu. Jung Jaehyun."

"Tapi selama ini kau yang selalu bersamaku.." Isak Chaeri semakin menjadi saja ketika kedua tangan Yuta yang tadi memegang kuat lengannya kini terlepas.

"Terimakasih, kau telah memberiku kesempatan untuk bisa merasakan sayang dan cinta sejati sebagai seorang ayah kepada anak perempuannya."

Yuta menutup mata, merasakan kepalanya sangat berat karena kehilangan banyak sekali darah. Lalu tidak lama badannya menggigil, mendadak seluruh tubuhnya terasa sangat dingin. Sora mulai panik, ia tidak tahu harus berbuat apa, karena dirinya pun mulai merasakan lelah yang luar biasa. Jadi, dirinya memilih memeluk Chaeri sangat erat dan memberinya ketenangan.

IMPERFEZZJONI 2 || Jung Jaehyun NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang