29. VENTINOVE

7.8K 652 83
                                    

(Krystal POV)

Sial.

Mengapa ucapannya tidak dapat berhenti terngiang-ngiang di dalam kepalaku? Dasar, namja cabul!

Sudah masuk ke dalam kamar tanpa permisi, melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Menyebalkan. Memang, aku masih memakai pakaian dalamku, tapi tetap saja!

Cabul.

Aku kembali membiarkan wajahku diserang oleh air yang bergerombol turun dari shower ini. Rasanya segar sekali. Mataku terpejam berlebihan, dan tiba-tiba bayangan wajah Winwin muncul secara acak ketika dirinya berkonsentrasi dengan pekerjaannya, berbincang dengan seseorang di cafe, dan tadi itu.

ARGH!!

Mengapa dia dan dia lagi?!

Akhirnya aku muak dan menyelesaikan ritual ini dengan cepat, sebelum aku gila karena bayangannya terus menerus muncul di otakku.

Kupilih piyama hitam dengan celana panjang yang sedikit gerah ini, tapi tidak apa. Berjaga diri dari seorang namja asing yang tinggal satu atap.

Dipikir-pikir, mengapa aku bodoh sekali dengan mudahnya menurut apa yang ia pinta? Bukankah aku tidak menyukainya? Memang. Tapi aku tidak enak hati saja untuk menolak, karena jasanya atas bisnisku cukup besar. Bukan cukup lagi. Sangat besar. Aku akui dia memang hebat.

Dan tampan.

What?

Apa yang tadi ku katakan?

Aku menutup pintu kamar dan menemukan sosok jangkungnya tengah menggendong Chaeri sambil menonton berita di televisi. Menggoyang-goyang tubuh mungil itu agar tertidur sambil memberinya susu.

Daddy material.

"Kau bisa memasak untuk makan malam?" tanyanya tanpa memutar kepala untuk melihatku, lawan bicaranya.

"Aku ingin ramen."

"Yasudah, samakan saja. Yang penting perut kita terisi malam ini."

Aku terdiam beberapa saat, lalu melangkah dengan lamban ke arah dapur. Jujur saja, aku tidak menyangka jawabannya akan seperti itu. Aku kira dia akan protes dan memintaku untuk memasak yang lain, ya, kau tahu, aku berbisnis di bidang kuliner dan aku tidak bisa memasak? Ayolah.

15 menit kemudian, aku membawakan dua mangkuk ramen super pedas ini ke arah meja makan, yang mana namja itu sudah duduk rapi di salah satu kursi di sana.

Setelah Chaeri berhasil disimpannya di dalam box, aku mengamatinya langsung menyiapkan dua gelas minuman dingin dan dua jenis buah-buahan di atas meja.

"Terimakasih. Mari makan."

Entah mengapa, suasana saat ini sangat canggung. Bukan percaya diriku terlalu tinggi, namun aku merasa seperti diperhatikan oleh sepasang mata milik namja ini yang tertuju menusuk kelopak mataku.

Sedangkan aku hanya melihat ramen pedas yang sedang kusantap dengan lahap, ingin segera menghabiskannya dan keluar dari zona tidak nyaman ini.

Tapi rasa penasaranku kian berlebih sampai akhirnya aku menengadah dan mendapatkan kedua mata tajamnya yang tersorot lampu kini menatapku. Tidak, dia tidak berdalih dan masih seperti itu.

Jantungku berdegup kencang. "Kenapa kau melihatku?"

"Kau cantik," jawabnya sambil menyimpan sumpit di atas mangkuk. "Tapi sayang sekali, wajahmu selalu memancarkan aura negatif. Cobalah banyak tersenyum."

Lalu kembali memakan kimchi yang tersedia di samping mangkuknya dengan lahap.

Memangnya kau sering tersenyum?! Kurasa tidak!

IMPERFEZZJONI 2 || Jung Jaehyun NCTOnde histórias criam vida. Descubra agora