Chapter 13: Sleeping Legend [2]

1.1K 98 11
                                    

DISCLAIMER.
• Semua karakter One Piece adalah milik Eiichiro Oda dan author hanya meminjamnya tanpa sepengetahuan beliau.

• Plot cerita dan karakter selain karakter One Piece tidak ada hubungannya dengan cerita utama dan ini semua hanyalah karangan author belaka.

One Piece Light Novel: Luna.
Author: Kuri.

DAN DOUBLE CHAPTER! JANGAN LUPA VOTE CHAPTER INI DAN CHAPTER BERIKUTNYA JUGA 😁

==========================

"Endless?" Jinbe mengulang apa yang Robin ceritakan.

"Iya, itu adalah monster yang menyebabkan malapetaka, menurut legenda negeri ini," ucap Robin.

"Jika itu tujuan mereka, untuk apa mereka membangkitkan monster itu?" Franky jadi bingung, "Tujuan mereka adalah membunuh Luffy, kan? Aku rasa mereka tidak usah menggunakan kekuatan itu."

"Aku juga bingung apa yang mereka inginkan." Balas Robin.

"Aku juga. Pertama mereka mengincar Luna-san. Lalu sekarang tujuan mereka adalah Luffy-san. Apa mungkin mereka mengira kalau mereka berdua adalah adik dan kakak?" Brook bingung, "Atau mungkin ayah dan anak? Yohohoho.."

"Yang terakhir itu mustahil.." Usopp heran.

"Pokoknya, satu-satunya cara mengetahuinya adalah kita harus bentrok dengan mereka!" Zoro jadi bersemangat, "si kaca mata itu (Musashi).. aku ingin mengalahkannya. Lihat saja!"

"Kau cuma mau bertarung, kan?!!" Usopp menepuk kepalanya dan kaget komikal.

"Zoro benar. Kita harus mengetahui apa yang mereka inginkan. Itu pasti berkaitan dengan Luna dan Luffy.." ucap Robin.

Mereka yang disana mengangguk setuju. Mereka lalu memutuskan ke kuil dimana Luna berada. Tapi Robin melihat ke belakang, ke arah kota.

"Kenapa?" Zoro nanya.

"Apa cuma perasaanku saja? Aura disini semakin negatif. Aku merasa kalau dia kristal itu semakin berdekatan, maka-…"

"Ssshh.. jangan berpikiran yang buruk terus. Apa kau lupa? Tujuan kita adalah membawa Luna kembali ke orangtuanya." Zoro berkata, "Hal seperti ini adalah konsekuensi apa yang kita lakukan. Tidak peduli apa yang terjadi nantinya, baik aku, Luffy dan kru lainnya tidak akan membiarkan hal terburuk itu terjadi.."

Robin senyum dengar itu; "Kau benar."

"Hmph."

"Harusnya aku merekam ucapan tadi. Soalnya sangat jarang di dengar." Robin menggoda Zoro lagi.

"Diamlah.."

"Oi, cepatlah!" Zoro dan Robin mendengar teriakan Franky. Mereka berdua langsung mengejar mereka.

***

"Hiyaaaaaa!!!!"

Nami dan Luna berlari cepat karena dikejar-kejar batu yang bulat di sebuah jalan sempit.

"Ah!" Nami tersandung.

"Nami!!" Luna kaget dan ia menendang batu bulat itu untuk menyelamatkannya.

"Thanks, Luna."

"Nami... Kau ceroboh juga.." ucap Luna.

Nami senyum saja, "Kau tahu.. aku ini lemah, penakut dan selalu menjadi beban. Aku pikir itu wajar, karena aku adalah seorang wanita." ucap Nami; "Tapi apa aku harus selamanya seperti itu?"

Luna diam dengar itu.

"Maaf ya, sayang. Aku jadi mengatakan hal yang aneh.."

Luna senyum saja, "Andai aku tidak hilang ingatan, aku mungkin bisa membantumu, Nami." ucap Luna. Dia membangunkan Nami.

One Piece Light Novel: LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang