chapter 1~The issue

1.7K 144 16
                                    

Mitch pov

"why with long face love? Ko nda happy mau urus perkahwinan kita?"saya tanya Lily yang termenung ja masa kami sibuk belek2 tu gambar wedding dress dia. Kami plan mau buat just a small simple wedding ja. Lily nda mau buat besar2 sebab Lex baru ja meninggal debilang.

"huh?? Nothing.. I just .. Lost for a while.."debilang dengan muka yang blur.

"are u thinking about Lex?"saya sengaja tanya dia. Bukan juga saya jeles. Saja ja bah tanya tu.

"Kenapa kau bilang begitu? Nda patut ko mo jelos sama orang yang suda meninggal?"tinggi sikit suara dia tiba2. Macam sensitif betul bila saya sebut hal Lex padahal Lex tu bestfriend saya.

"teda ba love.. Just saya tingu ko lain suda sekarang.. U've change.."saya bilang dan saya pigang jari dia. Buku yang kami tingu tadi saya tolak ke tepi. We are getting married and she is suppost to be happy. Tapi kenapa saya rasa seolah2 dia nda happy?

"i've change?? Look around us Mitch.. Ko rasa saya bulih ka mau stay the same macam dulu? How many have died along the way?"dia tiba2 ja melenting. Saya terkejut. Kenapa drastik betul perubahan Lily kali ne?

"whats wrong love? Kenapa sampai mau marah2 ne?"saya cuba pujuk dia. Saya betul2 nda faham kenapa dia mau marah2 tiba2. Saya akui mimang saya perasan Lily berubah tapi saya diamkan ja diri sebelum ne. Dia lebih banyak mendiamkan diri ja sekarang. Kalau bercakap pun cuma sikit2 ja.

Lily tutup muka dia dengan kedua tangan dia dan mengeluh. Saya angkat tangan saya dan cuba mau usap kepala dia tapi belum lagi tangan saya sampai ke kepala dia, dia angkat muka dan tingu saya tajam. Terus nda jadi saya mau usap kepala dia.

"sorry bie.. Saya teda mood suda mau pilih ne baju.. Ko pilih ja la mana ko suka.. Saya mau rehat.."debilang tiba2 dan terus bangun tinggalkan saya sana. Saya terpinga2 tingu dia pergi keluar dari pejabat saya.

What have i done wrong?

Ada silap cakap ka saya tadi?

Kusut otak saya terus. Saya pandang tu buku wedding plans. Rasa mau ja saya hempas tu buku ke dinding.

Masa2 macam ne, i really need an advisor. Advice from someone like Lex. Hanya Tuhan tahu macam mana saya rindu sama dia. He was always there for me. Always giving me the best advice one could ever had. Arghhh... Betul2 saya rasa macam mau gila!

Saya keluar dari pejabat saya dan terus capai kunci kereta dan keluar. Saya drive tanpa hala tuju. Saya kena tenangkan diri kalau nda saya mimang akan explode di depan Lily. Saya tau dia stress. So am i. But i am trying my very best to give her the best i can. Why is things get more complicated?.

.

.

.

.

.

.

Petang tu saya balik dan saya tanya sama guards saya dimana Lily. Diurang bilang dia di dalam bilik seja teda keluar. Ehh.. Jangan la bilang dia mau bunuh diri pula sampai nda makan dan minum? Saya laju melangkah naik ke atas dan menuju ke bilik kami. Belum lagi kami pindah balik ke rumah saya sebab banyak saya mau renovate balik tu rumah. Semua benda2 lama saya mau kasi tukar. Planning kami lepas kawin baru kami pindah ke sana since saya dingar2 khabar angin yang daddy saya pun macam in a serious relationship with someone. Belum lagi dia kenalkan pada saya. Kalau boleh saya pun nda mau kenal tapi since saya terhutang budi juga sama daddy sebab lindungi Lily dan baby saya semasa ketiadaan saya, jadi saya maniskan muka seja.

FALLING TOO DEEP ( SPECIAL EDITION)Where stories live. Discover now