02°

6.2K 806 117
                                    

[ Mungkin ini akan berisi karakter NCT yang agak nyeleneh, maaf buat fans yang idolnya kubuat begini ]






Part 2

[Mark x Renjun]

Semejak pindah, Mark hidup dengan uang Pamannya, karena hak asuhnya ditangan pria itu. Tidak sebanding dengan kehidupanya dengan orangtua sendiri, Mark hampir tidak pernah dapat kiriman uang dari sang Paman jika tidak meminta.

Semua orang tahu, Mark bukan tipe yang akan merendahkan diri untuk meminta beberapa lembar won. Ia akan memilih untuk bekerja sendiri.

Ini minggu pertamanya hidup merantau dikota yang jauh dari gemerlapnya Seoul. Ia bekerja menjadi apapun yang membutuhkan jasanya, apapun itu : Pelayan cafe, Penjaga minimarket, Pengantar koran dan lainya. Membuatnya lumayan sering pulang malam, karena setiap hari bekerja dan kuliah—biaya kuliah diberi pamannya—membuatnya sukar berbicara dengan sang penghuni satunya.

Malam ini mark kembali datang tepat pukul 10, dimana akan ada sebuah piring berisikan masakan diatas meja. Pembuatnya? Tentu saja Huang Renjun. Pemuda itu terbiasa tidur dengan suara televisi, makanya TV diruang tengah akan selalu menyala jika Mark datang malamnya. Sejak mengetahui bahwa Renjun pengidap Autophobia, Mark tak pernah berani mematikan televisi. Renjun takut ketika sendirian, karna itulah Televisi harus tetap menyala agar dirinya tidak kumat saat Mark tidak ada.

Dikesibukan kerjanya, belum sekalipun Mark menyempatkan diri untuk mengobrol sore hari. Karena setiap pulang yang dilihatnya hanyalah sepiring makanan dan Televisi yang menyala dalam ruang gelap.

Proges untuk mendekati Renjun = 0%

"Eh? Kau baru datang?" siapa sangka suara lembut itu menyapa, dari ambang pintu kamar—kamarnya ada dua dan bersebelahan—pemuda itu muncul dengan rambut acak-acakan. Wajah mengantuknya masih memaksa untuk memberikan seulas senyum.

"Aku habis bekerja." jawab Mark sambil melirik piring dimeja makan.

"Untukmu" Renjun mengulaskan senyumanya.

Mark kembali tidak enak dengan apa yang ia dapatkan dari Renjun, namun jika tidak dimakan ini akan membuat pemuda itu sakit hati.

"Kau tidak perlu repot-repot memasak untukku setiap hari, hemat saja uangmu." ucap Mark, tapi dia memakan masakan Renjun.

Renjun terkekeh, "Bukanya begitu, aku hanya tidak ingin rekan sekamarku mati kelaparan."

"Aku tidak akan begitu!" protes mark.

"Jelas kau akan begitu, Mark Lee!" balas Renjun tak mau kalah

"Sok tau."

"Aku memang sudah tau. Kapan hari kau meringkuk dengan perut mengalunkan dentuman."

Mark kalah dengan topik kali ini. Entah bagaimana cara pemuda Huang satu ini mampu membuatnya kehilangan kata-kata. Sekali saja Renjun bicara, kalimatnya adalah Fakta yang memalukan.

"Terserah." Mark mengunyah mie gorengnya.

Renjun duduk disebelahnya, tepat disebelah Mark dengan tangan bertopang dan segelas air putih. Membuat pemuda berambut gelap itu melirik kearahnya, tatapan lelah Mark Lee berubah ketika melihat Renjun mengupas sebuah apel.

"Tidak ingin kembali tidur?" tanya Mark.

Renjun menggeleng, "Aku ikut lapar melihatmu makan."

Mark hanya balas mengangguk sambil memakan suapan ke empatnya.

"Bagaimana rasanya bekerja?" tanya Renjun, topik random lagi.

One's Place || Markren✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang