cerita pendek ( 5 )

1 0 0
                                    


Menyerah? Masa sih! Bangkit? Iya dong!

"Kan sudah aku katakan dia itu pasti tidak akan mampu mengangkat nama kelas kita. Buktinya saja dia selalu kalah. Sepertikau tidak tahu saja, dia itu sangat payah" Ujar Ferdi

"Aku setuju denganmu tapi masih saja ada orang bodoh yang mempercayainya" Balas Ardi

"Luthfi udah jangan dengerin mereka, mereka itu kan tong kosong nyaring bunyinya. Dengan kamu ikut aja udah nunjukin keberanian kamu daripada mereka yang bisanya cuma mengomentari saja" Ujar Dendi menyemangati Luthfi

Yah beginilah, Luthfi selalu menjadi bahan ejekan mereka karena Luthfi selalu kalah dalam lomba di sekolah terutama menggambar. Tapi Luthfi sangat beruntung memiliki teman yang selalu memberikannya semangat meskipun Luthfi selalu kalah.

Luthfi sangat kecewa bukan karena Luthfi kalah tapi karena kecewa karena tidak membalas semangat yang diberikan teman-teman...

"Heh! ngelamun mulu, udah daripada kita di sini mending kita pulang yuk!" Ajak Dendi sambil tersenyum dan memegang pundak Luthfi

Mereka pun pulang bersama di perjalanan Dendi terus saja menyemangati Luthfi. Luthfi pun hanya mengangguk-anggukan kepala.

Di tengah perjalanan pulang...

"Dendi! Luthfi!" Terdengar ada yang memanggil mereka. Mereka pun menengok ke belakang

"Eh kalian berduaan aja sih! Jajan bareng, main bareng, berangkat bareng, pulang bareng, segalanyaa bareng" Ujar Anjani

"Iya udah kayak salonpas sama kulit aja nempel mulu" Ujar Garin

"Eh eh eeh.. Masa anak ganteng kayak kita ini dibilang kayak salonpas sama kulit sih.." Ucap Dendi dengan nada kesal dan sok jaim sambil menyilangkan tangan

"Dih.. sensitif banget jadi orang kita kan cuma bercanda. Ciee yang ngambekan ciee" Ledek Riki

"Biarin weh da aku" Balas Dendi sambil mengulurkan lidah

"Udah udah, kita ke sini bukan buat bercanda tempe tapi kita ke sini kan mau ketemu sama Luthfi" Ujar Fahri sok bijak

"Tempe? Apaan tuh tempe?" Ujar Dendi dan Riki berbarengan

"Ya kalo tahu kan bosen" Jawab Fahri

"Alaah gayanya aja sok bijak nyatanya mah lebay huuuh..." Ledek Dendi

"HAK ASASI!" Ucap Fahri dengan nada kesal dan marah

"Lha ni anak yang dua kalo ketemu beranteem mulu, udah deh noh liat ada anak kecil liatin kita gak malu?" Tanya Luthfi

"Udah mending kita ngobrolnya di warung aja sekalian ngopi-ngopi gitu" Ajak Garin

"Bener tuh panas-panas gini makan es cendol asoy di geboy seer" Ujar Anjani

Mereka pun pergi ke warung, sesampainya...

"Oh iya Fi kita udah tau kok kamu kalah, tapi gak papa kita semua tetep percaya sama kamu" Ujar Riki

"Dibalik kegagalan pasti ada kemenangan, tetep percaya diri dan pantang menyerah OK!" Ujar Anjani

"Iya makasih ya kalian selalu ada meskipun aku selalu kalah" Ujar Luthfi

Sejak saat itu Luthfi semakin bersemangat dan selalu berlatih agar suatu saat dia bisa menang. Luthfi juga sering mengirimkan berbagai karyanya ke koran, sosial media dan lainnya. Hingga pada suatu hari...

"Tok tok tok" terdengar ada orang yang mengetuk pintu. Luthfi pun membukanya

"Ada surat untuk Muhammad Luthfi" Ucap orang tersebut, Luthfi pun menerimanya. Luthfi masuk ke kamar dan membuka surat itu..

"Apaa?! Horeeee!" Luthfi pun meloncat-loncat bahagia

Satu minggu kemudian...

Luthfi dan kawan-kawannya pun sampai di suatu tempat..

"Yaelah fii ngapain sih kamu bawa kita ke gedung ini, emang siapa yang nikahan siih?" Ucap Garin dengan nada memelas

"Iya Fii ada apaan sih, kok tiba-tiba banget kita ke sini" Ujar Dendi

"Tapi kenapa banyak orang ya di sini?" Tanya Fahri

"Eh.. Syukur tempe banyak orang kalo gak banyak orang pasti ini tu gedung berhantu" Ucap Dendi

"Ih dasar kemarin bilang tempe dibilang lebay tapi akhirnya dicopas juga tuh" Ujar Fahri dengan sedikit membentak

"Aduh mulai lagi nih" Ucap Riki pasrah

"Dia yang duluan ki" Ujar Dendi membela dirinya

"Yang ada kamu yang duluan pake acara copas kata-kata aku segala. Maklum ginilah kalau banyak yang ngefans mah" Ucap Fahri dengan sombong

"Udah kita masuk yuk!" Ajak Luthfi

Mereka pun masuk kegedung itu dan duduk di kursi yang disediakan..

Pembawa acara pun berkata "Terimakasih karena sudah datang ke acara ini seperti yang kita ketahui bahwa pergaulan remaja masa kini terpengaruh oleh hal negatif maka dari itu, di acara ini kami akan memberikan penghargaan kepada remaja-remaja yang aktif, kreatif dan prestatif. Mari kita mulai dengan membca basmallah. Penghargaan yang pertama untuk remaja yang kreatif dalam bidang seni yang membuat poster dan cergam anti NARKOBA dan pergaulan bebas yaitu... Muhammad Luthfi Naufal Aqilah... dst"

"Luthfi??!" Ucap Riki, Dendi, Garin, Anjani dan Fahri dengan penuh bahagia

"Hadirin yang meraih penghargaan dimohon ke depan"

"Terimakasih kepada pihak yang telah memberikan saya penghargaan. Saya sangat bahagia dengan penghargaan ini. Tapi saya tidak apa-apanya dibanding dengan teman-teman saya yang menjadi penyemangat dan pegangan saya. Untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada kalian yang selalu membuat saya bangkit saat saya jatuh. Untuk itu mari kita foto bersama untuk kemenangan ini" Ucap Luthfi

Mereka pun foto bersama. Setelah turun dari panggung...

"Aduh fi kita tuh seneng banget akhirnya kamu ngeraih kemenangan" Ucap Anjani

"Yap kita gak nyangka banget! Tapi kenapa kamu gak kasih tau kita sih" Tanya Dendi

"Kan namanya juga suprise" Jawab Luthfi.

Tiba-tiba..

"Fi kita mau minta maaf karena kita pernah ngeledekin kamu tapi ternyata kita salah meskipun kamu sering jatuh tapi akhirnya kamu bangkit fi" Ucap Ferdi dan Ardi

"Udah gak papa kok sebelum kalian minta maaf aku udah maafin kalian. Tapi kalian janji yah jangan pernah ngeledekin orang lagi OK!" Ucap Luthfi

"SIAP!" Ucap Ferdi dan Ardi

"Kita adalah remaja penerus bangsa jadi kita harus berprestasi dan bermanfaat untuk bangsa ini. Tak peduli seberapa sering kita jatuh tapi yang terpenting kita harus selalu bangkit. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?" Ucap Luthfi

"Remaja Penerus Bangsa" Ucap mereka dengan menyatukan tangan.

This Storyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن