chapter 36

4.4K 427 3
                                    

Vote revisian story ini ya~

Ini buruk dan sangat mengejutkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini buruk dan sangat mengejutkan. Han GoEun sampai tertatih-tatih menyusuri lorong rumah sakit walau baru saja tiba di Korea. Tepat pada hari kedua konser Jepang sedang berlangsung, secara tiba-tiba Han Dongsun menghubunginya. Memberi kabar bahwa Ayah mereka mengalami serangan jantung ringan akibat terlalu lelah bekerja dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Dengan bantuan Park Jaemin, Han GoEun berhasil meninggalkan Jepang lebih awal. Bahkan dirinya tidak sempat untuk berpamitan secara benar pada pihak staf ataupun Jaehyun yang sedang tampil di atas panggung. Entah siapa yang akan menggantikan posisinya untuk mengurusi tata rias, ia sudah tidak sanggup untuk memikirkan hal itu karena kekalutannya pada kondisi sang Ayah lebih besar daripada apapun.

Nafas Han GoEun memburu cepat seiring dengan terburu-burunya langkah. Lalu berhenti mendadak ketika mendapati kehadiran sang Ibu tengah bersandar seorang diri. Kedua tangan wanita paruh baya itu terpaut cemas di depan tubuh. Raut kekalutannya tampak jelas menguasai. Ini adalah pemandangan menyakitkan yang Han GoEun lihat setelah kepulangan.

"Ibu," panggilnya lirih.

Wajah lelah sang Ibu menoleh prihatin. Semakin jelas menampakkan titik air yang menggenang di pelupuk mata. Lantas segera pecah ketika Han GoEun mendekap erat tubuh sang Ibu.

"Ayahmu—aku—" ucapan Ibu tersendat-sendat oleh tangis. "—membiarkannya bekerja sendirian saat sedang menemani Yerim belajar. Ini salahku."

"Ibu, ini jelas bukan salamu." GoEun menepuk punggung sang Ibu perlahan-lahan. Sementara tangisnya juga sudah sejak tadi mengalir deras.

Sebelumnya tidak pernah terjadi seperti ini. Ayah tidak memiliki riwayat penyakit apapun dan selalu hidup sehat. Tidak mengonsumsi alkohol, rokok ataupun daging secara berlebihan. Semua berada dalam batas normal. Wajar jika kejadian ini membuat mereka mengalami keterkejutan hingga merasa terpukul.

GoEun membawa sang Ibu untuk duduk di ruang tunggu. Mengusap lembut jejak air mata yang tertinggal di pipi. "Apakah kita sudah bisa menemui Ayah?"

Sang Ibu menggeleng. "Dokter mengatakan bahwa kita sudah bisa menemuinya jika Ayah sudah sadar nanti."

"Lalu dimana Yerim?"

"Yerim berada di rumah. Biarkan dia tetap fokus belajar."

"Oppa?"

"Dia sedang mengurus administrasi di bawah. Kamu tidak bertemu dengannya?"

"Tidak." jawab GoEun menghela nafas panjang. Digenggam erat tangan sang Ibu yang sudah berkeriput halus itu. "Maaf, Ibu."

"Untuk apa?"

"Karena aku bekerja dan tidak membantu restoran bersama kalian. Maaf." lanjut GoEun menunduk.

"Tidak perlu meminta maaf. Tentu saja kamu harus bekerja di sana, itu cita-citamu." balas sang Ibu genggaman balik tangan Han GoEun seraya menenangkan.

[REVISI] My Boyfriend, Jeong Jaehyun.Where stories live. Discover now