10

1.4K 222 0
                                    

Soobin meringis ketika Yeonjun mengobati luka ditepi bibirnya yang robek. Yang masih berkutat dengan kapas dan alkohol ikut meringis, kemudian berujar kalimat penenang dengan nada yang entah mengapa terdengar lucu pada Soobin.

Heol, ia bukan anak kecil.

Tapi melihat pemandangan seperti ini, membuatnya tersenyum kecil sesaat -tentu saja karena lukanya yang masih diobati dan itu cukup perih.

"Aku... Masih penasaran," Yeonjun berujar setelah semua luka Soobin ia obati. Soobin tak menjawab, hanya memberikan tatapan bertanya padanya. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Mata hazel Soobin kali ini menatap mata jernih Yeonjun, dengan intensitas yang begitu dalam dan menenggelamkan. "Kalau aku katakan iya, apa kau percaya?"

"Mungkin..." Yeonjun nyaris kehilangan kata katanya. "Aku bisa saja tak percaya, tapi semua mimpi itu.."

Yeonjun menangis. Kepalanya begitu sakit ketika begitu saja bayang bayang mimpi buruknya datang, suara suara yang terngiang dan begitu jelas. Soobin yang melihat itupun menarik Yeonjun ke dalam pelukannya, membiarkan kepala Yeonjun bersandar pada dadanya yang bidang.

Ketika Yeonjun mulai tenang, Soobin pun kemudian mulai membuka pembicaraan. "Kau tau, ketika kau bangun dari masa komamu setelah kecelakaan itu, kau mengingat semuanya. Kecuali aku, hanya aku."

"Mianhae, jeongmal mianhae."

"Gwaenchana."

Hening kembali menyelimuti selama beberapa saat. "Lalu, kau tak berusaha membuatku mengingatmu?"

"Aku hanya bocah, Junnie-ya. Jadi aku menyerah setelah satu minggu." Soobin menenggelamkan indra penciumannya diantara rambut halus Yeonjun yang menguarkan aroma vanilla yang lembut. "Aku kehilanganmu saat itu. Dan sekarang aku menemukanmu kembali."

Yeonjun melepaskan pelukan Soobin, menangkup pipinya. "Tentu, tentu aku disini sekarang."

"Tapi aku takut," manik Soobin berkaca, linangan diujung matanya bahkan nyaris terjatuh. "Aku takut akan kehilanganmu kembali."

Butterfly (Soojun)Where stories live. Discover now