•ENAM•

114 25 8
                                    



Shafa Pov

Aku terbangun dari pingsan ku, aku mengerjap-ngerjap kan mataku. Kepala ku masih sedikit nyeri dan pusing akibat benturan itu.

"Hai sayang" ucap seseorang di samping ku, aku pun menoleh ke samping dan ternyata dia adalah Alvin. Jarak Wajah kami cukup berdekatan sekarang, setelah beberapa detik aku pun membuang muka darinya dan membelakanginya. Dia langsung memeluk ku dari belakang dan menciumin tengkuk ku, membuat ku geli.

Tiba-tiba........











Drrrttt.....drtt

Iphone ku berbunyi, segera aku bangkit dari tidur ku dan langsung mengangkat telepon dari Tasya sahabat ku.

"Halo Shafa, bolehkah aku ke apartment mu sekarang, aku sedang bosan" ucapnya di seberang sana.

Aku gak tau mau menjawab apa, soalnya disini ada Alvin dan gak mungkin aku menolaknya untuk datang. Apa alasan ku?. Dan apa pula reaksinya nanti ketika datang kesini dia melihat ada seorang laki-laki sedang bersama ku, hanya berdua.

"Halooo, Shafa apakah kau masih disana?" Tanya Tasya.

"Eh, i-iya aku masih disini" ucapku.

"Jadi bagaimana, apakah aku boleh kesana?" Ucapnya.

Aku melirik ke arah Alvin, dia menatap ku tajam.

"Baiklah datang lah kesini aku pun juga lagi bosan" ucapku pelan.

"Oke, aku berangkat sekarang ya, bye Sha" ucap Tasya.

"Byee" balas ku dan ku matikan telefonnya.

"Siapa yang nelfon" tanya Alvin dingin.

"Hmm, sahabat aku katanya dia mau datang kesini" ucapku " Alvin, hmm maukah kamu pergi dulu dari sini" ucapku lagi.

"Kau mengusirku" ucapnya.

Mampus!

"Ti-tidak aku hanya tidak enak kalau sahabat aku datang kesini dia melihat ada kamu" ucapku.

"Memangnya kenapa, hmm?" Tanyanya sambil bangkit dari tidurnya menghampiriku dengan senyum miringnya. Dia berhenti dihadapanku, aku segera mundur tetapi sebelum aku berjalan mundur, tiba-tiba tanganya menarik pinggangku pelan sehingga tubuh ku menabrak dada bidangnya dan tubuh kami pun menyatu. Wajah kami terpaut dekat sekali hanya tinggal 2 centi lagi, mata kami saling menatap sepersekian detik. Barangkali ada rasa kagum akan paras wajah masing-masing.

Aku menundukkan kepalaku memutuskan tatapan ku dengannya.

"Ya a-aku hanya tidak enak soalnya-" ucapan ku berhenti karena Alvin tiba-tiba mengangkat dagu ku membuat kami saling bertatapan lagi.

Dia memajukan wajah nya dan.....




Cup

Dia mengecup bibir ku lama, refleks aku menutup mata ku. Aku pun kaget karena tindakan tiba-tiba nya. Ntah kenapa aku merasa nyaman pada ciuman ini. Setelah sepersekian detik hampir menghitung menit ia melepas ciumannya. Dia menyatukan kening kami.

"Baiklah aku akan pergi, tapi aku akan kembali sayang" ucapnya tersenyum lalu mengecup kening ku dan berlalu pergi keluar kamar.

Aku hanya diam mencerna apa yang barusan saja terjadi.

"Kenapa Alvin bisa berubah menjadi baik dan lembut seperti itu kepada ku?" Batinku heran.

"Hah, sudahlah tidak usah dipikirkan" gumamku.

Aku pun menunggu Tasya datang ruang tv apartment ku. Sekitar 5 menit aku menunggu, Tasya pun sampai di apartment ku. Aku segera membukakan nya pintu.

"Hai Shafa" sapanya.
"Hai" balasku. Tasya pun segera masuk.






Vote and koment ;)

31 Mei 2019

Love and Psychopath Where stories live. Discover now