•SEMBILAN•

85 22 6
                                    



Alvin Pov

Aku pergi ke luar apartment nya Shafa. Aku berjalan menuju club, tempat aku biasa buat menenangkan pikiran ku. Tiba-tiba aku mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.


Flashback on

Setelah aku diusir oleh Shafa, karena aku kesal jiwa psikopat ku muncul. Aku memutuskan pergi ke club untuk menenangkan pikiran ku.

Saat hari sudah mulai malam, aku berjalan menuju apartmentnya Shafa. Seperti biasa, menuju kesana memang harus melewati gang agar lebih cepat sampai.

Aku berjalan melewati gang yang dulu pernah ku bunuh kucing disini dan tempat dimana aku pertama kali bertemu dengan Shafa.

Aku melihat ada seorang pria paruh baya sedang membuang sampah di tempat itu. Tanpa berpikir panjang, aku akan membuatnya menjadi target membunuh ku. Akan ku bunuh dia tanpa ampun untuk kesenangan diriku.

Segera aku mendekat ke arah nya dan langsung saja ku tusuk punggungnya dengan pisau ku.

"Aarrrggghhh" teriaknya kesakitan. Aku tersenyum ngeri.

Lalu ku dorong tubuh nya ke dinding dan segera ku tusuk kembali perutnya, darah pun mulai bercucuran.

"Si-siapa ka-kau" tanyanya sambil meringis kesakitan.

"Kau tidak perlu tau siapa aku. Aku melakukan ini hanya untuk kesenangan diri ku" ucapku lalu tertawa pelan.

Tanpa basa basi lagi aku langsung saja menusuk lehernya, ku potong jari-jarinya, ku tusuk dan ku congkel mata nya, ku pisah kan kepalanya dari tubuhnya, intinya ku buat tubuhnya sudah tidak utuh lagi.

"Hahahhaha" tawa ku menggema. Aku sangat menyukai hasil karya ku ini.

"Akkhh" teriak seseorang, yang membuat tawa ku berhenti dan langsung berjalan menuju sumber suara tersebut.

Aku mengeluarkan seringaian ku, ternyata aku mendapatkan target lagi. Di sana ada seorang gadis tengah terduduk di bawah seperti nya dia tersandung. Dia menolah ke arah ku dan membulatkan matanya.

Saat dia mau bangkit, dia terjatuh kembali, kaki nya pasti terluka.

"A-apa yang kau lakukan ke-pada bapak i-itu" tanyanya bergetar dan penuh ketakutan.

"Seperti yang sudah kau lihat, aku membunuh nya" ucapku seraya terkekeh.

"Ke-kenapa kau tega" ucapnya lagi.

"Karena aku ingin" ucapku lalu berjalan mendekat ke arah nya.

Setelah sampai di dekatnya, aku berjongkok di hadapannya. Bisa kulihat kalau tubuhnya bergetar dan ketakutan.

"Karena kau telah melihat semuanya, maka kau harus ikut mati dengannya" ucapku dengan seringaian yang mengerikan dan mulai memainkan pisauku di hadapanya. Dia mulai mengeluarkan air mata.

"Hiks... aku mohon, jangan bunuh aku" ucapnya memohon.

"Sayangnya aku tidak peduli" ucapku lalu langsung kutusuk dia tepat di dadanya dengan pisau ku. Seketika nyawanya pun langsung hilang. Aku pun melakukan aksi ku seperti yang kulakukan tadi kepada bapak tadi.

Love and Psychopath Where stories live. Discover now