•SEPULUH•

118 23 3
                                    






Dan














Dan ternyata itu hanya mimpi, haaaaa aku merasa lega. Aku terbangun dari tidur atau bisa dibilang mungkin aku tadi pingsan, keringat membasahi dahi ku. Aku tertidur di sofa, dan seperti ada yang memeluk ku dari belakang. Aku membalikan badan ku ke belakang dan terlihat lah Alvin yang tertidur sambil memelukku.

Kenapa dia terlihat begitu tampan ya allah, batinku.

Tangan ku terangkat untuk menyentuh wajahnya. Ku elus pipinya pelan, takut dia terganggu dari tidurnya.

Saat aku tengah asik mengelus pipinya dan memandangi wajahnya, dia sedikit menggerakkan badannya, sepertinya dia terganggu. Aku segera menjauhkan tangan ku dari wajahnya tetapi masih tetap memandanginya.

Dia mulai membuka matanya perlahan. Dia langsung menatap mataku dalam dengan jarak yang lumayan dekat. Dia mendekatkan wajahnya dengan wajahku dan matanya perlahan tertutup, refleks aku juga menutup mataku tidak sanggup untuk melihat wajahnya dengan jarak yang sangat dekat ini. Dann.......





Cup. Dia mengecup bibir ku lembut. Hanya sekilas, perlahan aku membuka mata ku, mendapati Alvin yang sedang memandangi ku dengan penuh cinta, mungkin?

"Kamu mengganggu ku tidur sayang" ucapnya dengan suara yang serak karena habis bangun tidur.

"Heh, a-aa maaf kan aku" ucapku gugup.

"Hm, tidak masalah" ucapnya "Sebaiknya kita bangun sekarang, aku mau mengajak mu kesuatu tempat" ucapnya lagi.

"Kita mau kemana??" Tanya ku.

"Rahasia sayang" ucapnya seraya mengecup kening ku kemudian berlalu pergi ke kamar mandi.

Aku sedikit kesal karena dia tidak kasih tau aku mau pergi kemana. Tapi yasudah lah, aku pun bangkit ingin ke kamar mandi yang terletak di kamar apartment ku. Tiba-tiba hp nya Alvin sepertinya berbunyi, karena aku penasaran dan mungkin dari sini aku bisa mendapatkan info tentangnya sebaiknya aku mengangkatnya.



"Halo tuan, saya hanya mau kasih tau. Kalau gadis yang bernama Tasya yang tuan jadikan korban pembunuhan beberapa hari yang lalu itu, tuan sudah aman dan tidak akan di curigai siapapun kalau tuan yang telah membunuhnya" ucap seseorang di seberang sana.

"Saya telah melakukan tugas saya yang sesuai anda perintahkan tuan" ucapnya lagi.







Deg.....deg

Apa yang barusan aku dengar, Alvin yang membunuh Tasya?? Aku terdiam mematung sekarang.

"Halo tuan, apakah........"
aku langsung mematikan telfon itu. Apa yang harus aku lakukan sekarang?? Aku telah mencintai orang yang telah membunuh sahabatku sendiri?? Astagaaaaa!!!

Ntah kenapa air mataku terjatuh begitu saja. Aku melihat Alvin yang datang menghampiri ku hanya memakai celana pendek saja tanpa memakai atasan.

"Sayang, kamu kenapa nangis" ucapnya khawatir dia telah sampai di hadapanku sekarang.








Plaakk

Tanpa bisa ditahan, tangan ku refleks menampar pipinya dengan kuat. Aku terkejut dengan perbuatan berani ku barusan. Aku mendongak melihat wajah Alvin yang sekarang penuh dengan kemarahan. Dia langsung mencengkeram dagu ku dengan kuat.

Love and Psychopath Where stories live. Discover now