•TIGABELAS•

67 20 4
                                    


Author Pov

Saat ini Shafa sedang di ruang tv menunggu Alvin keluar dari kamarnya. Dia merasa sedikit kesal karena sudah menunggunya selama 10 menit.

Tetapi tak lama Alvin sudah keluar dari kamarnya di lantai atas dan sekarang tengah menuruni tangga. Shafa sempat terpesona melihat ketampanan Alvin bertambah karena penampilannya yang kelihatan formal. Alvin telah sampai di hadapan Shafa, dia juga terlihat terpesona melihat kecantikan Shafa sekarang. Mereka saling pandang dalam diam.

"Kamu kenapa liatin aku kayak gitu?" Tanya Shafa membuyarkan lamunan Alvin yang sedang memandangnya dengan intens.

"Kamu cantik sekali sayang" ucap Alvin sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Shafa dan itu berhasil membuat pipinya merona.

"Makasih" ucap Shafa malu-malu sambil menundukkan kepalanya menyembunyikan pipinya yang memerah.

"Baiklah, kita berangkat sekarang" kata Alvin sembari menggandeng tangan Shafa membawanya jalan ke arah mobil yang sudah terparkir di depan pintu rumah.

"Waw" ucap Shafa pelan setelah melihat mobil mewah bermerek Audi yang sekarang berada tepat di depan matanya. Dia tidak menyangka kalau ia akan menaiki mobil ini. Alvin membukakan pintu untuk mempersilakan Shafa masuk, gadis cantik itu pun masuk ke dalam mobil dengan senang. Setelah itu Alvin masuk dan duduk di tempat pengemudi.

Shafa sempat heran, kenapa dia tidak pakai supir saja, padahal kalau di liat-liat dia ini orang kaya? Batinnya.

"Hm Alvin, apakah kamu tidak pakai supir pribadi?" Tanya Shafa. Alvin menoleh ke samping menatap gadis itu sekilas lalu mulai menjalankan mobilnya.

"Aku tidak suka memakai supir" ucapnya dingin. Seketika Shafa merasakan hawa dingin dari seorang Alvin. Dia pun memutuskan untuk tidak bertanya lagi selama dalam perjalanan. Tidak ada yang membuka percakapan hanya ada suara radio yang memenuhi mobil ini.

Dia sebenarnya mau membawa ku kemana sih, aku mau bertanya tapi dia kayak lagi marah gitu. Batin Shafa.

Sekitar 15 menitan, mobil ini pun berhenti di sebuah gedung yang cukup besar. Dan banyak orang-orang yang berlalu lalang menggunakan baju pesta.

"Kita ngapain kesini Vin?" Tanya Shafa.

"Kita akan menghadiri pesta pernikahan sahabat aku sayang" kata Alvin menatap Shafa.

"Oh begitu" ucap Shafa sambil menganggukan kepalanya. Ternyata dia membawa ku ke pesta pernikahan sahabatnya, aku kirain dia mau membawaku ke tempat yang aneh-aneh. Batinnya.

Mereka pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam gedung dengan Alvin yang melingkarkan tangannya di pinggang Shafa, ia sempat terkejut dengan perlakuan manis Alvin kepadanya.

"Alvin, kenapa aku yang kamu ajak kesini?" Tanya Shafa sedikit berbisik.

"Karena kamu tunangan ku sayang, kamu jangan pura-pura lupa. Dan juga aku akan memperkenalkan mu kepada teman-teman ku sebagai calon istri ku" ujarnya.

Gadis itu membelalakan matanya, terkejut dengan kalimat yang barusan Alvin katakan. Apaa!! Aku calon istrinya si psikopat ini? Kenapa dia selalu menyimpulkan sesuatu sesukanya saja sih!! Batinnya kesal.

Shafa menatap laki-laki di sampingnya ini dengan kesal, Alvin balas menatapnya dengan seringai yang tercetak di bibirnya. Dia mendekatkan wajahnya lalu mencium pipi Shafa sekilas dan berbisik "Kamu milikku". Shafa membuang muka dan lanjut berjalan ke arah pelaminan bersama Alvin untuk menyalami pengantin baru atau sahabat Alvin itu.

"Hai bro, selamat ya" Ucap Alvin kepada pengantin lelaki itu.

"Wess, datang juga akhirnya sahabat ku yang aneh ini" balasnya sambil berpelukkan kepada sahabatnya ini.

"Pasti dong" ucap Alvin. Dia berjalan ke arah pengantin wanita untuk menyalaminya yang berdiri di samping lelaki itu. Shafa pun mendekat untuk bersalaman.

"Eh tunggu, kamu siapa?" Tanya sahabat Alvin sambil menunjuk ke arah Shafa.

"Kenalin dia Shafa, tunangan sekaligus calon istri ku. Dan sayang  kenalin dia Nanda dan ini Keli" ucap Alvin. Dan dia tetap bilang kalau aku ini calon istrinya, aku ingin protes tapi takut kalau Alvin marah. Hufft.... batin Shafa. Dia hanya bisa tersenyum.

"Wow, udah punya calon aja nih, cantik lagi"  kata Nanda sedikit berbisik di akhir kata. Alvin menatapnya tajam.

"Selamat ya, semoga kalian bisa mempertahankan pernikahan ini dan hidup bahagia selamanya" ucap Shafa ramah.

"Amin, terima kasih" ujar keduanya.

"Sama-sama, yaudah kami permisi dulu ya" ucap Shafa.

"Oke, selamat menikmati" ucap Keli.

Mereka berdua turun dari pelaminan dan berjalan ke arah bangku yang telah di sediakan.

"Sayang aku ke toilet dulu sebentar. Kamu tunggu aku disini" ucap Alvin lalu mengecup kening Shafa sebelum pergi. Gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban. Tinggallah dia sendiri, duduk disini menunggu si psikopat itu datang. Tiba-tiba datang seseorang dan langsung duduk di depannya tanpa permisi, Shafa pun mendongakkan kepalanya untuk melihat orang yang duduk di depannya itu karena sedari tadi dia menunduk. Dia terkejut setelah melihat orang itu, ternyata dia adalahhh......





Adalah Vino teman sekampusnya yang banyak di bilang teman-temannya salah satu murid terganteng dan terkeren itu.

"Vino.." ucap Shafa sedikit keras.

"Hai Shafa, kita bertemu lagi" ucap Vino.

"Kamu diundang juga kesini?" Tanya Shafa.

"Yaa, mempelai wanitanya teman aku. Btw kamu gak jadi pergi ke tempat orang tua mu Sha?" Ucap Vino.

Aku harus jawab apa!!
"Hm, itu..... ada sesuatu yang harus aku kerjakan dulu di sini, baru nanti kalau udah selesai insya allah aku ke sana" ucap Shafa tersenyum manis. "Oh iya, ingat kan aku untuk mengganti uang mu nanti ya Vino" lanjutnya.

"Ah, tidak perlu di ganti, aku iklas kok" kata Lelaki tampan itu.

"Yang bener gak apa-apa, aku gak enak loh" ucap Shafa. Vino hanya mengangguk dan tersenyum. "Makasih yaa".

"Kamu kesini sama siapa?" Tanya Vino yang membuat gadis di depannya itu mendadak kaku. Seperti kebingungan ingin menajawab apa.

"Oh, a-aaku ke-sini sama...." ucapnya gugup.

"Sama?" Tanya Vino.

"Sama aku" tiba-tiba ada yang ikut menyambung percakapan mereka. Siapa lagi kalau bukan Alvin. Keduanya menoleh ke arah Alvin yang saat ini sedang menatap mereka tajam dengan muka datar. Shafa yang di tatap begitu mulai merinding.

"Kamu lagi" ujar Vino.

"Mau ngapain duduk di sini?" Balas Alvin masih dengan menatap Vino tajam, seperti ingin membunuhnya sekarang juga.

"Emangnya gak boleh, aku di sini juga tamu" kata Vino dingin sambil balas menatap Alvin tak kalah tajam.

"Di sini tempat duduk ku dengan Shafa, aku minta kamu pergi selagi aku sabar" ucap Alvin. Kedua pemuda itu saling menatap tajam selama beberapa detik.

Ada apa dengan Alvin dan Vino? Kelihatannya mereka seperti sudah saling mengenal tetapi sesama musuh. Batin Shafa sembari menatap ngeri kedua pemuda yang saling melempar tatapan tajam itu.

Vino beranjak dari duduknya.
"Baiklah aku pergi, bye Shafa" ucap Vino mengalah lalu melambaikan tangannya sekilas ke arah Shafa. "Iya, bye" balas Shafa.

Alvin sekarang sudah duduk di depan Shafa tempat Vino tadi duduk dan terus menatap gadis cantik itu dengan tajam dan intens. Dia hanya bisa menunduk takut dengan tatapan itu.

"Ya allah, semoga aja aku gak kena hukum lagii" batin Shafa.

***




Aku up juga akhirnya. Maaf ya kalau ceritanya agak gak nyambung gitu dan banyak kata-kata yang salah, namanya juga masih pemula^^

Jangan lupa vote dan commentnya ya 💕

22 November 2019

Love and Psychopath Where stories live. Discover now